Kisah Abdullah bin Hudzafah Mencium Kepala Kaisar Romawi
loading...
A
A
A
Setelah minyak menggelegak, Kaisar meminta dua orang tawanan muslim. Seorang di antaranya dilemparkan ke dalam kuali. Sebentar kemudian, daging orang itu hancur sehingga tinggal tulang belulang. Kaisar menoleh kepada Abdullah, dan membujuknya masuk Nasrani. Tetapi Abdullah menolak lebih keras.
Setelah putus asa, Kaisar memerintahkan pengawal melemparkan Abdullah ke dalam kuali. Ketika pengawal menggiring Abdullah ke dekat kuali, Abdullah menangis. Para pengawal mengatakan kepada Kaisar, “Dia menangis, Paduka!” Kaisar menduga, tentu Abdullah menangis karena takut mati.
Kata Kaisar, “Bawa dia kembali kepadaku!”
Abdullah berdiri kembali di hadapan Kaisar. Kaisar menanyakan apakah Abdullah mau menjadi Nasrani. Dengan Iman yang kokoh kuat, Abdullah tetap menolak bujukan Kaisar.
Kata Kaisar, “Celaka...! Mengapa engkau menangis?”
Jawab Abdullah, “Aku menangis karena keinginanku selama ini tidak terkabul. Aku ingin mati di medan tempur perang fisabilillah. Ternyata kini, aku akan mati konyol dalam kuali.”
“Maukah engkau mencium kepalaku? Nanti kubebaskan engkau!” kata Kaisar dengan angkuh.
Jawab Abdullah, “bebas beserta semua kawan-kawanku tawanan muslim?”
Jawab Kaisar, “Ya, saya bebaskan engkau berserta semua tawanan muslim.”
Abdullah berpikir sejenak, “Aku harus mencium kepala musuh Allah. Tetapi aku dan kawan-kawan yang tertawan bebas. Ah.. tidak ada ruginya.”
Abdullah menghampiri Kaisar, lalu diciumnya kepala musuh Allah itu. Sesudah itu Kaisar memerintahkan para pengawal mengumpulkan semua tawanan muslim untuk dibebaskan dan diserahkan kepada Abdullah bin Hudzafah.
Setibanya Abduflah bin Hudzafah di hadapan Khalifah Umar bin Khattab, dilaporkannya kepada beliau semua yang dialaminya serta pembebasannya berikut sejumlah tentara muslimin yang tertawan.
Khalifah sangat gembira mendengarkan laporan Abdullah. Ketika Khalifah memeriksa prajurit muslim yang tertawan dan bebas bersama-sama Abdullah, beliau berkata, “Sepantasnyalah setiap orang muslim mencium kepala Abdullah bin Hudzafah. Nah...! Aku yang memulai....!”
Khalifah berdiri seketika itu juga, lalu mencium kepala Abdullah bin Hudzafah As-Sahmy.
(mhy)