Pentingnya Menjaga Amal Agar Bisa Masuk Surga Tanpa Hisab
loading...
A
A
A
Keinginan tertinggi manusia adalah kelak menjadi penghuni surga . Sebab, surga adalah tempat asal atau kampung halaman nenek moyang umat sedunia, yaitu Adam dan Hawa. Surga adalah kampung halaman akhirat, tempat mudik terbaik.
Bagi umat Islam, surga hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada Allah Ta'ala saja. Dalam prosesnya menuju jannah (surga), Islam meyakini ada yang melalui hisab (perhitungan amal saat di dunia) dan ada yang masuk surga tanpa hisab.
Rasulullah Shallahu 'alaihi wa salam bersabda :
ِأُعْطِيتُ سَبْعِينَ أَلْفًا يَدْ خُلُوْ نَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَا بٍ، وُجُوْ هُهُمْ كَا لْقَمَرلَيْلَةَ البَدْ ر، وَقُلُوْ بْهُمْ عَلَى قَلْب رَجُلٍ وَاحِدٍ، فَا سْتَزَ دتُ رَبِّي عَزَ وَجَل، فَزَادَنِي مَعَ كُلِّ وَاحِدٍ سَبْعِينَ أَلفًا
“Aku diberi tujuh puluh ribu umatku yang akan masuk surga tanpa hisab, wajah mereka bagaikan bulan ketika sedang purnama, hati mereka berada diatas hati seorang lelaki, lalu aku minta kepada Allah supaya ditambahkan, maka Allah menambahkan untukku setiap satu orang dari tujuh puluh itu membawa tujuh puluh ribu lagi”. (as-shahihain).
Hadis ini menunjukkan bahwa di antara keutamaan umat Islam ada 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab. Siapa mereka? Mereka adalah orang yang tidak minta di-rukyah, tidak minta di-Kay, tidak menganggap sial dengan suara burung dan mereka hanya bertawakal kepada Allah.
Dalam sebuah riiwayat dijelaskan bahwa maksud hadis ini dikarenakan sangat sempurnanya tauhid mereka sehingga meninggalkan perkara yang makruh seperti rukyah. Dengan kesempurnaan tauhid itu mereka tidak hanya meninggalkan yang haram, namun yang makruh saja ditinggalkan.
Dalam sebuah ceramah di you tube, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan akan ada 70 ribu orang masuk surga tanpa dihisab. Dari 70 ribu orang tersebut masing-masing akan mengajak 70 ribu orang lagi untuk masuk surga tanpa hisab. "Namun ada beberapa golongan yang kehilangan kesempatan untuk bisa masuk surga tanpa hisab, termasuk di dalamnya adalah yang meminta di-rukyah itu,'ungkap dai yang populer disapa UAH tersebut.
Sementara itu, dalam riwayat lain dijelaskan, ada kelompok orang-orang yang mendapatkan puncak keutamaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada Ahli Tauhid, yaitu, masuk Surga tanpa hisab dan tanpa azab.
Dikisahkan, Hushain bin Abdurrahman berkata bahwa Sa’id bin Jubair berkata, “Siapakah di antara kalian yang melihat bintang jatuh semalam?”
Akupun menjawab “Saya.”
Lalu saya berkata, “Adapun saya ketika itu tidak sedang shalat, tapi terkena sengatan hewan berbisa”.
Kemudian ia bertanya, “Lalu apa yang anda kerjakan?” Saya pun menjawab, “Saya minta diruqyah. Ruqyah adalah pengobatan dengan pembacaan ayat-ayat Al Qur'an atau doa-doa ataupun lafadz-lafadz tertentu“.
Ia bertanya lagi, “Apa yang mendorong anda melakukan hal tersebut?”
“Sebuah hadis yang dituturkan Asy-Sya’bi kepada kami.” jawabku.
Iapun bertanya lagi, “Apakah hadits yang dituturkan oleh Asy-Sya’bi kepada anda?”
Saya menyampaikan, “Dia menuturkan hadis dari Buraidah bin Hushaib, bahwa ia berkata, ‘Tidak ada ruqyah yang lebih bermanfaat kecuali untuk penyakit ‘ain. ('Ain adalah pengaruh buruk yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang melalui matanya] atau terkena sengatan hewan berbisa").
Sa’id berkata, “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan dalil yang didengarnya, namun Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu menuturkan kepada kami hadis dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau bersabda, “Aku telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allah Ta'ala, lalu aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang (tidak sampai 10 orang), seorang Nabi bersama seseorang dan dua orang, serta seorang Nabi yang sendirian. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku sekelompok orang yang sangat banyak. Aku mengira mereka itu umatku, namun disampaikan kepadaku, ‘Itu adalah Nabi Musa dan kaumnya.’ Selanjutnya, tiba-tiba aku melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepadaku, ‘Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu.
Ada di antara mereka yang mengatakan, ‘Barangkali mereka itu sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.’ Ada lagi yang mengatakan, ‘Barangkali mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah menyekutukan Allah.’ dan mereka menyebutkan yang lainnya pula.
Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau bersabda,
هُمُ الَّذِينَ لاَ يَسْتَرْقُونَ وَ لاَ يَكتوونَ وَ لاَ يَتَطَيَّرُونَ وَ عَلَى رَبِّـهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka itu adalah orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan kay. (Kay adalah menempelkan besi panas atau sejenisnya pada luka) dan tidak melakukan tathayyur. Tathayyur adalah semua hal yang menyebabkan seseorang membatalkan perbuatannya karena takut malapetaka atau meneruskan perbuatannya karena optimis akan beruntung setelah ia melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada bukti ilmiah bahwa sesuatu tersebut bisa mendatangkan malapetaka atau keberuntungan.
Lalu mereka bertawakkal. (Tawakal adalah bersandarnya hati kepada Allah dengan menyerahkan segala urusan kepada-Nya dalam mendapatkan manfaat atau menolak bahaya/kerugian, diiringi dengan percaya kepada-Nya dan mengambil sebab yang diizinkan dalam Syari’at Islam) hanya kepada Rabb mereka.” (kitab Mutiara Faidah)
Jadi dengan tauhid dan bertawakkal, seorang muslim dapat masuk surga tanpa hisab dan azab. Artinya nanti kita langsung masuk surga. Tanpa menjalani proses hisab (peradilan yang seadil-adilnya). Tanpa melalui proses yang sangat lama (ingat satu hari akhirat sama dengan 1000 tahun dunia)
Juga tanpa bersusah-susah melalui beratnya hari akhir nanti. Kemudian melewati shirat dengan sangat cepat dan mudah, diriwayatkan ada yang secepat angin, secepat pandangan mata dan lain-lainnya. Maka kita harus terus berdoa dan berharap kepada Allah Ta'ala agar dimudahkan masuk surga tanpa hisab, karena hisab proses yang berat sekali.
Wallahu A'lam
Bagi umat Islam, surga hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada Allah Ta'ala saja. Dalam prosesnya menuju jannah (surga), Islam meyakini ada yang melalui hisab (perhitungan amal saat di dunia) dan ada yang masuk surga tanpa hisab.
Rasulullah Shallahu 'alaihi wa salam bersabda :
ِأُعْطِيتُ سَبْعِينَ أَلْفًا يَدْ خُلُوْ نَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَا بٍ، وُجُوْ هُهُمْ كَا لْقَمَرلَيْلَةَ البَدْ ر، وَقُلُوْ بْهُمْ عَلَى قَلْب رَجُلٍ وَاحِدٍ، فَا سْتَزَ دتُ رَبِّي عَزَ وَجَل، فَزَادَنِي مَعَ كُلِّ وَاحِدٍ سَبْعِينَ أَلفًا
“Aku diberi tujuh puluh ribu umatku yang akan masuk surga tanpa hisab, wajah mereka bagaikan bulan ketika sedang purnama, hati mereka berada diatas hati seorang lelaki, lalu aku minta kepada Allah supaya ditambahkan, maka Allah menambahkan untukku setiap satu orang dari tujuh puluh itu membawa tujuh puluh ribu lagi”. (as-shahihain).
Hadis ini menunjukkan bahwa di antara keutamaan umat Islam ada 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab. Siapa mereka? Mereka adalah orang yang tidak minta di-rukyah, tidak minta di-Kay, tidak menganggap sial dengan suara burung dan mereka hanya bertawakal kepada Allah.
Baca Juga
Dalam sebuah riiwayat dijelaskan bahwa maksud hadis ini dikarenakan sangat sempurnanya tauhid mereka sehingga meninggalkan perkara yang makruh seperti rukyah. Dengan kesempurnaan tauhid itu mereka tidak hanya meninggalkan yang haram, namun yang makruh saja ditinggalkan.
Dalam sebuah ceramah di you tube, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan akan ada 70 ribu orang masuk surga tanpa dihisab. Dari 70 ribu orang tersebut masing-masing akan mengajak 70 ribu orang lagi untuk masuk surga tanpa hisab. "Namun ada beberapa golongan yang kehilangan kesempatan untuk bisa masuk surga tanpa hisab, termasuk di dalamnya adalah yang meminta di-rukyah itu,'ungkap dai yang populer disapa UAH tersebut.
Sementara itu, dalam riwayat lain dijelaskan, ada kelompok orang-orang yang mendapatkan puncak keutamaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada Ahli Tauhid, yaitu, masuk Surga tanpa hisab dan tanpa azab.
Dikisahkan, Hushain bin Abdurrahman berkata bahwa Sa’id bin Jubair berkata, “Siapakah di antara kalian yang melihat bintang jatuh semalam?”
Akupun menjawab “Saya.”
Lalu saya berkata, “Adapun saya ketika itu tidak sedang shalat, tapi terkena sengatan hewan berbisa”.
Kemudian ia bertanya, “Lalu apa yang anda kerjakan?” Saya pun menjawab, “Saya minta diruqyah. Ruqyah adalah pengobatan dengan pembacaan ayat-ayat Al Qur'an atau doa-doa ataupun lafadz-lafadz tertentu“.
Ia bertanya lagi, “Apa yang mendorong anda melakukan hal tersebut?”
“Sebuah hadis yang dituturkan Asy-Sya’bi kepada kami.” jawabku.
Iapun bertanya lagi, “Apakah hadits yang dituturkan oleh Asy-Sya’bi kepada anda?”
Saya menyampaikan, “Dia menuturkan hadis dari Buraidah bin Hushaib, bahwa ia berkata, ‘Tidak ada ruqyah yang lebih bermanfaat kecuali untuk penyakit ‘ain. ('Ain adalah pengaruh buruk yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang melalui matanya] atau terkena sengatan hewan berbisa").
Sa’id berkata, “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan dalil yang didengarnya, namun Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu menuturkan kepada kami hadis dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau bersabda, “Aku telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allah Ta'ala, lalu aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang (tidak sampai 10 orang), seorang Nabi bersama seseorang dan dua orang, serta seorang Nabi yang sendirian. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku sekelompok orang yang sangat banyak. Aku mengira mereka itu umatku, namun disampaikan kepadaku, ‘Itu adalah Nabi Musa dan kaumnya.’ Selanjutnya, tiba-tiba aku melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepadaku, ‘Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu.
Ada di antara mereka yang mengatakan, ‘Barangkali mereka itu sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.’ Ada lagi yang mengatakan, ‘Barangkali mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah menyekutukan Allah.’ dan mereka menyebutkan yang lainnya pula.
Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau bersabda,
هُمُ الَّذِينَ لاَ يَسْتَرْقُونَ وَ لاَ يَكتوونَ وَ لاَ يَتَطَيَّرُونَ وَ عَلَى رَبِّـهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka itu adalah orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan kay. (Kay adalah menempelkan besi panas atau sejenisnya pada luka) dan tidak melakukan tathayyur. Tathayyur adalah semua hal yang menyebabkan seseorang membatalkan perbuatannya karena takut malapetaka atau meneruskan perbuatannya karena optimis akan beruntung setelah ia melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada bukti ilmiah bahwa sesuatu tersebut bisa mendatangkan malapetaka atau keberuntungan.
Lalu mereka bertawakkal. (Tawakal adalah bersandarnya hati kepada Allah dengan menyerahkan segala urusan kepada-Nya dalam mendapatkan manfaat atau menolak bahaya/kerugian, diiringi dengan percaya kepada-Nya dan mengambil sebab yang diizinkan dalam Syari’at Islam) hanya kepada Rabb mereka.” (kitab Mutiara Faidah)
Jadi dengan tauhid dan bertawakkal, seorang muslim dapat masuk surga tanpa hisab dan azab. Artinya nanti kita langsung masuk surga. Tanpa menjalani proses hisab (peradilan yang seadil-adilnya). Tanpa melalui proses yang sangat lama (ingat satu hari akhirat sama dengan 1000 tahun dunia)
Juga tanpa bersusah-susah melalui beratnya hari akhir nanti. Kemudian melewati shirat dengan sangat cepat dan mudah, diriwayatkan ada yang secepat angin, secepat pandangan mata dan lain-lainnya. Maka kita harus terus berdoa dan berharap kepada Allah Ta'ala agar dimudahkan masuk surga tanpa hisab, karena hisab proses yang berat sekali.
Baca Juga
Wallahu A'lam
(wid)