Inilah Isi Surat Ali 'Imran Ayat 85 dan 102 yang Bikin Pendeta Jadi Mualaf

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 16:40 WIB
loading...
Inilah Isi Surat Ali Imran Ayat 85 dan 102 yang Bikin Pendeta Jadi Mualaf
KH Rohmat Hidayat menceritakan kisahnya menjadi mualaf setelah mendengar adzan shubuh dan membaca Surat Ali Imran Ayat 85 dan 102. Foto/Ist
A A A
Kisah mantan pendeta bernama Mathius memeluk Islam ternyata terinspirasi dari Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 85 dan 102. Pria yang kini bernama KH Rohmat Hidayat ini bercerita awalnya terkejut saat mendengar kalimat Adzan Subuh "Ash-sholaatu khairum minan-nauum".

Karena penasaran dengan kalimat adzan itu, Kiyai Rohmat bertanya kepada seorang Ustaz (Da'i) di salah satu kota di Jawa Barat. "Beliau memberikan jawaban kepada saya, lebih baik sholat daripada tidur," kata Kiyai Rohmat dalam kanal YouTube Islam Trending TV, Kamis, 30 September 2021.

Sebelumnya Kiyai Rohmat adalah seorang pendeta, misionaris dengan cara membangun gereja, rumah sakit hingga menolong umat lain agar memeluk keyakinannya saat itu. Beliau memutuskan menjadi mualaf setelah membaca Surat Ali 'Imran Ayat 85 dan 102.

Setelah mendengar jawaban dari ustaz tersebut, Kiyai Rohmat menerima sebuah mushaf Al-Qur'an dan terjemahannya dari sang ustaz. Awalnya ia dan anggotanya menertawakan Al-Qur'an tersebut.

Namun ia merasakan bingung antara ragu dan ingin membaca Al-Qur'an tersebut. Kiyai Rohmat tak tahu harus memulai dari mana. Ia pun berdoa agar dibukakan mata telinga dan hati untuk membuka Al-Qur'an.

Saat membuka musfaf Al-Qur'an itu, matanya langsung tertuju pada Surat Ali 'Imran Ayat 85 dan 102 lantaran hanya ayat itu yang ditandai dengan warna merah. Ayat itu membuat Kiyai Rohmat tak bisa tidur dan terus memikirkannya.

Ia terus berusaha memahami maknanya karena rasa penasaran, kemudian hidayah pun turun kepadanya. Kini beliau dikenal sebagai Dai dan sering mengisi tausiyah di beberapa daerah Jawa Barat.

Berikut Isi Surat Ali Imran yang dibaca Kiyai Rohmat:

Surat Ali 'Imran Ayat 85:

وَمَنۡ يَّبۡتَغِ غَيۡرَ الۡاِسۡلَامِ دِيۡنًا فَلَنۡ يُّقۡبَلَ مِنۡهُ‌ ۚ وَهُوَ فِى الۡاٰخِرَةِ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ

Wa mai yabtaghi ghairal Islaami diinan falany yuqbala minhu wa huwa fil Aakhirati minal khaasiriin.

Artinya:
Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di Akhirat dia termasuk orang yang rugi. (Ali Imran: 85)

Tafsir:
Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah sama dengan inti ajaran Nabi-nabi sebelumnya, yakni tauhid. Maka barangsiapa mencari agama selain Islam setelah terutusnya Nabi Muhammad dia tidak akan diterima karena Allah tidak meridainya, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi, karena ia berhak atas siksa-Nya.

Surat Ali 'Imran Ayat 102:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوۡتُنَّ اِلَّا وَاَنۡـتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ

Yaaa ayyuhal laziina aamanut taqul laaha haqqa tuqootihii wa laa tamuuntunna illaa wa antum muslimuun.

Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. (Ali Imran: 102)

Tafsir:
Bukti ketakwaan tersebut adalah menaati Allah dan tidak sekalipun durhaka, mengingat-Nya dan tidak sesaat pun melupakan-Nya, serta mensyukuri nikmat-Nya tanpa sekalipun dan sekecil apa pun mengingkarinya sampai batas akhir kemampuan kamu, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim, berserah diri kepada Allah dengan tetap memeluk agama yang diridai, yaitu Islam. Karena tidak seorang pun mengetahui kapan datangnya kematian, maka berusahalah sekuat tenaga untuk selalu berada di jalan Allah, karena Allah akan menganugerahi hamba sesuai usaha yang dilakukannya.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1541 seconds (0.1#10.140)