Mike Tyson, Sakaratul Maut, dan Kematian Itu Indah

Sabtu, 20 November 2021 - 14:04 WIB
loading...
Mike Tyson, Sakaratul...
Mike Tyson bilang kematian itu indah. Tyson bercerita dirinya meninggal usai menjajal racun kodok. (Foto/Ilustrasi: The Sun)
A A A
Mike Tyson menyebut kematian itu indah. "Hidup dan mati keduanya harus indah, tetapi kematian memiliki ekor yang buruk,' 'tutur Tyson kepada The Post at Wonderland.

Baca juga: Geger Mike Tyson Meninggal Usai Mengisap Racun Kodok

Geger Mike Tyson meninggal saat pertama kali mencoba mengonsumsi mengisap racun kodok Toad Venom psikedelik dan menyebutnya kematian itu indah. Legenda tinju asal Amerika itu mengungkapkan obat psikedelik 'Toad Venom' membantu menginspirasinya untuk kembali. "Saya meninggal selama perjalanan pertama saya. Dalam perjalanan saya, saya telah melihat bahwa kematian itu indah," ujarnya.

Benarkah kematian itu indah? Buku "Menguak Rahasia Kehidupan Setelah Kematian" karya Ustadz Khalilurrahman El Mahfani menyebut, kematian itu indah jika manusia memperoleh husnul khatimah yang berarti menikmati jamuan surga. "Sebaliknya su'ul khatimah yang berarti pedihnya siksa api neraka," tulisnya.

Manusia tidak akan pernah mengerti hakikat kehidupan jika ia tidak mau mengingat arti dan hakikat kematian. Allah SWT berfirman,“Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati” ( QS Ali-Imran 185 ).

Berdasarkan firman Allah ini telah jelas bahwa manusia pasti akan menghadapi kematian kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Orang yang pintar adalah orang yang bisa mengingat mati dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengingat kematian manusia akan lebih bijak dan berhati-hati dalam meningkatkan keimanan dan ketawaan pada Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, "Banyak-banyaklah mengingat mati sebab mengingat mati itu menhapuskan dosa dan mengkikis ambisi seseorang terhadap dunia serta cukuplah mati sebagai pemberi peringatan.” (HR Bukhori Muslim)



Sakaratul Maut
Imam Al-Ghazali melukiskan bahwa sakaratul maut adalah ungkapan tentang rasa sakit yang menyerang inti jiwa dan menjalar ke seluruh bagian. Sehingga tidak lagi satupun bagian jiwa yang terbebas dari rasa sakit itu.

Misalnya, kata Al-Ghazali, rasa sakit tertusuk duri saja menjalar pada bagian jiwa yang terletak pada anggota badan yang tertusuk duri saja, sedangkan pengaruh luka bakar lebih luas karena api menyebar ke bagian tubuh yang lain sehingga tidak ada bagian dalam ataupun luar yang tidak terbakar. "Dan efek terbakarnya kulit itu dirasakan oleh bagian-bagian organ yang berada di bagian daging," katanya.

Adapun luka tersayat pisau hanya akan menimpa bagian tubuh yang terkena sayatan dan Karena itulah rasa sakit yang diakibatkan oleh luka tersayat pisau lebih ringan daripada luka bakar.

Akan tetapi, rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota badan. Sehingga bagian badan orang yang sedang sakaratul maut merasakan dirinya ditarik-tarik dicabut setiap yang melekat pada organ tubuhnya dari ujung kaki hingga kepala. Tidak dapat dibayangkan bagaimana sakit sakaratul maut.

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah bersabda:

لا تَمَنَّوْا الْمَوْتَ ، فَإِنَّ هَوْلَ الْمَطَّلَع شَدِيدٌ


"Janganlah kamu mengharap-harap kematian, karena huru-hara itu sangat dahsyat."

Ketika Umar bin Khattab ditikam, seorang sahabat berkata kepadanya, "Aku berharap kulit Anda tidak tersentuh oleh api neraka."

Sejenak Umar memandang kepadanya seraya berkata, ”Sungguhnya orang yang kamu anggap tertipu memang orang yang tertipu. Demi Allah seandainya aku punya apa yang ada di bumi akan aku gunakan untuk merebus dahsyatnya huru-hara maut."

Abu Darda mengatakan, ”Ada tiga orang yang membuat aku tertawa karena lucu, ada tiga hal yang membuat aku menangis sedih. Orang yang membuat aku tertawa karena lucu adalah orang yang masih mengangan-angankan dunia, padahal dia sedang diburu oleh maut, orang yang lalai tapi tidak merasa lalai dan orang yang tertawa lepas namun tidak tahu apakah Allah meridhainya atau murka kepadanya.

Sementara tiga hal yang membuat aku menangis ialah berpisah dengan orang-orang tercinta seperti Muhammad dan sahabat-sahabatnya, menghadapi huru-hara kematian, dan berdiri di hadapan Allah pada hari semua yang tersembunyi akan terangkat dan aku tidak tahu masih terus ke surga atau ke neraka."

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2280 seconds (0.1#10.140)