Kisah Bijak Para Sufi: Fatimah Si Pemintal dan Tenda
loading...
A
A
A
Ketika Fatimah dituntun masuk ke kota oleh nelayan Cina, penantian sekian lama akhirnya berujung. Orang-orang berbincang dengannya lewat seorang penerjemah, dan menyuruhnya ke istana menemui Kaisar.
"Nyonya," kata Sang Kaisar, ketika Fatimah dibawa menghadap, "dapatkah Nyonya membuat sebuah tenda?"
"Saya dapat," jawab Fatimah.
Ia minta tali, namun tak ada orang yang punya tali. Mengingat pengalamannya sebagai pemintal, ia membuat tali dari rami. Kemudian, ia meminta kain khusus untuk tenda, tetapi orang Cina tidak memiliki kain seperti yang ia perlukan. Dengan keterampilan menenun yang dipelajarinya di Aleksandria, ia membuat sendiri kain khusus yang dibutuhkan.
Lalu, akhirnya ia mencari tiang tenda, tetapi juga tak ada di Cina. Jadi, Fatimah mengandalkan kemampuannya membuat tiang yang dipelajarinya di Istanbul, dan dengan terampil ia menyiapkan tiang untuk tenda. Setelah segalanya siap, ia memeras otak mengingat kembali tenda-tenda yang pernah dilihatnya selama berkelana; dan akhirnya, jadilah sebuah tenda.
Ketika tenda satu-satunya di Cina itu dibawa kepada Kaisar, Kaisar sangat girang hatinya. Atas pekerjaan Fatimah tersebut, Kaisar memenuhi segala harapan dan keinginan hati Fatimah. Ia memilih menetap di Cina, menikah dengan seorang pangeran tampan, dan hidup bahagia bersama anak-anaknya hingga akhir hayatnya.
Lewat semua petualangan ini, Fatimah menyadari bahwa apa yang semula tampak sebagai pengalaman menyedihkan, ternyata merupakan bagian penting dari pencapaian kebahagian sejati dalam hidupnya.( )
====
Kisah ini sangat dikenal dalam cerita rakyat Yunani, yang kebanyakan tema sezamannya menampilkan para darwis dan legenda-legendanya. Versi yang dikutip di sini berasal dari Syaikh Muhammad Jamaluddin dari Adrianople. Ia mendirikan tarekat Jamaliah ('Yang Indah'), dan meninggal tahun 1750. ( )
Dinukil Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi, terjemahan dari Idries Shah "Tales of The Dervishes" oleh Ahmad Bahar.
(mhy)