Pra-Islam: Ada Sejumlah Kakbah Lain untuk Berhala di Dekat Mekkah
loading...
A
A
A
Pada masa pra-Islam, orang Arab mulanya memeluk agama Ibrahim , yakni agama tauhid. Mereka berhaji ke Rumah-Nya, mengagungkan tanah dan bulan-bulan suci-Nya. Belakangan mereka menyimpang dari ajaran tersebut dan kemudian menyembah banyak tuhan dalam wujud patung.
Dr Abdul Aziz MA dalam bukunya berjudul "Chiefdom Madinah: Kerucut Kekuasaan pada Zaman Awal Islam" menuturkan, selain Hubal ada tiga patung yang paling berpengaruh. Patung itu adalah al-Lit, al-Uzza, dan Manat. Masing-masing patung memiliki bangunan yang mirip kakbah.
Al-Lit adalah berhala yang dipuja kabilah Tsaqif di kota Thaif. Berhala ini juga disembah kabilah Arab lainnya termasuk Quraisy. Berhala ini berupa batu putih persegi yang dibuatkan rumah menyerupai Kakbah di Mekkah.
Di bawah rumahnya ada lubang bernama Qhabqhab, tempat menyimpan barang-barang pemberian untuknya. Seperti orang Mekkah, orang Thaif melakukan tawaf mengelilingi al-Lit, dan hal ini dilakukan pula oleh mereka yang mengimaninya.
Lembah-lembah di sekitarnya, termasuk al-Haram, tanamannya tidak boleh ditebang, sedangkan orang yang masuk ke daerah itu akan aman.
Al-Uzza
Al-Uzza adalah berhala lain yang disembah terutama oleh kabilah-kabilah Bani Qharafan, seperti Abs dan Dhubyan, di Wadi Nakhlah arah timur Mekkah.
Konon, berhala ini terbuat dari kayu pohon Samurah milik Bani Qhatafan. Tetapi, orang Quraisy Mekkah, orang Tsaqif di Thaif dan keluarga Lakhm, yang jadi penguasa Kerajaan Kindah di bagian selatan Semenanjung Arabia, juga menghormati dan memujanya. Seperti di Mekkah dan Thaif, orang Qhatafan membuatkan rumah serupa Ka'bah bagi al-Uzza, dan menjadikannya sebagai tempat bertawaf dan berkurban.
Bani Qharafan juga menyediakan pelayanan keagamaan baginya, sehingga rumah itu terkenal dengan sebutan Ka'batu Qhatafan (Kakbahnya orang Qhatafan).
Manat
Berhala andalan kabilah al-Aus dan al-Khazraj dari Yatsrib (Madinah) adalah Manat, walaupun tempatnya bukan di kota itu melainkan di daerah bernama Qadid, di pinggir pantai pada lintas jalan antara Mekkah dan Madinah.
Penyedia layanan ibadah di tempat itu berada di tangan kabilah Qhatarif dari Bani Azad, yang sudah pasti penyembah tuhan tersebut.
Berhala Manat terbuat dari batu dan dipahat menyerupai wanita. Berhala ini juga jadi pujaan utama Bani Qhassan. Para pemuja Manat yang “berhaji” ke Kakbah di Mekkah belum merasa sempurna haji mereka sebelum wukuf dan tawaf di berhala Manat. Dalam pelaksanaan ritus untuk Manat, terdapat bacaan talbiyah yang berbeda dari talbiyah untuk Hubal.
Hubal
Orang yang dianggap sebagai pelopor pertama penyembahan patung di kalangan orang Arab adalah Amr bin Luhay al-Khuza'i yang pernah berkuasa atas Ka'bah di Mekkah.
Suatu ketika Amr menderita sakit, dan seseorang memberi tahu dirinya bahwa penyakit itu akan sembuh bila ia pergi mandi ke tempat pemandian di daerah bernama Balqa di Syria yang kala itu dihuni kaum Amalik. Amr pun pergi ke sana, lalu mandi dan kemudian sehat.
Di sana, Amr menyaksikan penduduk daerah itu menyembah patung, lalu dia meminta dan diberikanlah kepadanya sebuah patung bernama Hubal. Setelah kembali ke Mekkah, ia menegakkan patung itu di Kabah, dan ia pun membagikan patung-patung lainnya kepada banyak kalangan suku Arab.
Sejak saat itulah penyembahan patung bermula. Seorang ahli tentang berhala bernama Ibnu al-Kalabi meriwayatkan bahwa patung Hubal, berbentuk manusia yang tangan kanannya patah.
Tidak ada penjelasan dari para ahli terkait patahnya tangan kanan patung Hubal, kecuali bahwa ketika hal ini diketahui oleh orang Quraisy, mereka lalu membuatkannya tangan baru yang terbuat dari emas.
Patung itu sendiri dipahat dari bahan batu (akik) merah atau merah ros. Dari keindahan pembuatan dan kehalusan pahatannya, patung ini diperkirakan dibuat oleh orang Syria atau seniman Yunani, diimpor dari sana lalu ditegakkan di tengah Kakbah.
Patung ini diimpor Amr bin Luhay. Berhala Hubal merupakan satu dari 360 patung yang ada di sekitar Kakbah ketika Nabi Muhammad SAW menaklukkan Mekkah dan menghancurkan semua berhala. Berhala Hubal menempati posisi tinggi di kalangan Quraisy, melebihi patung lain.
Melalui Hubal, mereka memohon keberkahan dan terhindar dari petaka. Di depan Hubal pula mereka mengundi nasib atau mencari tahu keabsahan keturunan seseorang. Berhala ini dihormati oleh hampir semua kabilah Arab.
Orang-orang yang beribadah kepada Hubal membaca talbiyah yang berbunyi:
Kami memenuhi panggilanmu Ya Allah
Sesungguhnya kami (hanyalah) debu
Engkau haramkan kami gunakan anak panah (berperang)
(Tapi) manusia menghalangi kami mencapai kemenangan (itu)
Krisis Peradaban
Amr bin Luhay telah mengubah bangsa Arab yang dikenal sebagai bangsa besar yang punya hubungan darah secara langsung dengan Nabi Ibrahim AS.
Tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim atau biasa kita kenal dengan Al-Millah Al-Hanafiyah yang sudah bertahan ribuan tahun, diusik dengan kehadirannya oleh seorang Amr bin Luhay dan patungnya.
Rasulullah SAW pernah bercerita kepada sahabatnya soal Amr bin Luhay ini. Seperti yang pernah diriwayatkan Sahabat Abi Hurairah :
Artinya : “Rasulullah bersabda : Aku melihat ‘Amr bin Amir Al-Khuza’i menyeret ususnya di neraka, ia adalah orang pertama yang membuat aturan unta Sa’ib” (HR Abu Hurairah)
Dr Abdul Aziz MA dalam bukunya berjudul "Chiefdom Madinah: Kerucut Kekuasaan pada Zaman Awal Islam" menuturkan, selain Hubal ada tiga patung yang paling berpengaruh. Patung itu adalah al-Lit, al-Uzza, dan Manat. Masing-masing patung memiliki bangunan yang mirip kakbah.
Al-Lit adalah berhala yang dipuja kabilah Tsaqif di kota Thaif. Berhala ini juga disembah kabilah Arab lainnya termasuk Quraisy. Berhala ini berupa batu putih persegi yang dibuatkan rumah menyerupai Kakbah di Mekkah.
Di bawah rumahnya ada lubang bernama Qhabqhab, tempat menyimpan barang-barang pemberian untuknya. Seperti orang Mekkah, orang Thaif melakukan tawaf mengelilingi al-Lit, dan hal ini dilakukan pula oleh mereka yang mengimaninya.
Lembah-lembah di sekitarnya, termasuk al-Haram, tanamannya tidak boleh ditebang, sedangkan orang yang masuk ke daerah itu akan aman.
Al-Uzza
Al-Uzza adalah berhala lain yang disembah terutama oleh kabilah-kabilah Bani Qharafan, seperti Abs dan Dhubyan, di Wadi Nakhlah arah timur Mekkah.
Konon, berhala ini terbuat dari kayu pohon Samurah milik Bani Qhatafan. Tetapi, orang Quraisy Mekkah, orang Tsaqif di Thaif dan keluarga Lakhm, yang jadi penguasa Kerajaan Kindah di bagian selatan Semenanjung Arabia, juga menghormati dan memujanya. Seperti di Mekkah dan Thaif, orang Qhatafan membuatkan rumah serupa Ka'bah bagi al-Uzza, dan menjadikannya sebagai tempat bertawaf dan berkurban.
Bani Qharafan juga menyediakan pelayanan keagamaan baginya, sehingga rumah itu terkenal dengan sebutan Ka'batu Qhatafan (Kakbahnya orang Qhatafan).
Manat
Berhala andalan kabilah al-Aus dan al-Khazraj dari Yatsrib (Madinah) adalah Manat, walaupun tempatnya bukan di kota itu melainkan di daerah bernama Qadid, di pinggir pantai pada lintas jalan antara Mekkah dan Madinah.
Penyedia layanan ibadah di tempat itu berada di tangan kabilah Qhatarif dari Bani Azad, yang sudah pasti penyembah tuhan tersebut.
Berhala Manat terbuat dari batu dan dipahat menyerupai wanita. Berhala ini juga jadi pujaan utama Bani Qhassan. Para pemuja Manat yang “berhaji” ke Kakbah di Mekkah belum merasa sempurna haji mereka sebelum wukuf dan tawaf di berhala Manat. Dalam pelaksanaan ritus untuk Manat, terdapat bacaan talbiyah yang berbeda dari talbiyah untuk Hubal.
Hubal
Orang yang dianggap sebagai pelopor pertama penyembahan patung di kalangan orang Arab adalah Amr bin Luhay al-Khuza'i yang pernah berkuasa atas Ka'bah di Mekkah.
Suatu ketika Amr menderita sakit, dan seseorang memberi tahu dirinya bahwa penyakit itu akan sembuh bila ia pergi mandi ke tempat pemandian di daerah bernama Balqa di Syria yang kala itu dihuni kaum Amalik. Amr pun pergi ke sana, lalu mandi dan kemudian sehat.
Di sana, Amr menyaksikan penduduk daerah itu menyembah patung, lalu dia meminta dan diberikanlah kepadanya sebuah patung bernama Hubal. Setelah kembali ke Mekkah, ia menegakkan patung itu di Kabah, dan ia pun membagikan patung-patung lainnya kepada banyak kalangan suku Arab.
Sejak saat itulah penyembahan patung bermula. Seorang ahli tentang berhala bernama Ibnu al-Kalabi meriwayatkan bahwa patung Hubal, berbentuk manusia yang tangan kanannya patah.
Tidak ada penjelasan dari para ahli terkait patahnya tangan kanan patung Hubal, kecuali bahwa ketika hal ini diketahui oleh orang Quraisy, mereka lalu membuatkannya tangan baru yang terbuat dari emas.
Patung itu sendiri dipahat dari bahan batu (akik) merah atau merah ros. Dari keindahan pembuatan dan kehalusan pahatannya, patung ini diperkirakan dibuat oleh orang Syria atau seniman Yunani, diimpor dari sana lalu ditegakkan di tengah Kakbah.
Patung ini diimpor Amr bin Luhay. Berhala Hubal merupakan satu dari 360 patung yang ada di sekitar Kakbah ketika Nabi Muhammad SAW menaklukkan Mekkah dan menghancurkan semua berhala. Berhala Hubal menempati posisi tinggi di kalangan Quraisy, melebihi patung lain.
Melalui Hubal, mereka memohon keberkahan dan terhindar dari petaka. Di depan Hubal pula mereka mengundi nasib atau mencari tahu keabsahan keturunan seseorang. Berhala ini dihormati oleh hampir semua kabilah Arab.
Orang-orang yang beribadah kepada Hubal membaca talbiyah yang berbunyi:
Kami memenuhi panggilanmu Ya Allah
Sesungguhnya kami (hanyalah) debu
Engkau haramkan kami gunakan anak panah (berperang)
(Tapi) manusia menghalangi kami mencapai kemenangan (itu)
Krisis Peradaban
Amr bin Luhay telah mengubah bangsa Arab yang dikenal sebagai bangsa besar yang punya hubungan darah secara langsung dengan Nabi Ibrahim AS.
Tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim atau biasa kita kenal dengan Al-Millah Al-Hanafiyah yang sudah bertahan ribuan tahun, diusik dengan kehadirannya oleh seorang Amr bin Luhay dan patungnya.
Rasulullah SAW pernah bercerita kepada sahabatnya soal Amr bin Luhay ini. Seperti yang pernah diriwayatkan Sahabat Abi Hurairah :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «رَأَيْتُ عَمْرَو بْنَ عَامِرٍ الخُزَاعِيَّ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ، كَانَ أَوَّلَ مَنْ سَيَّبَ السَّوَائِبَ»
Artinya : “Rasulullah bersabda : Aku melihat ‘Amr bin Amir Al-Khuza’i menyeret ususnya di neraka, ia adalah orang pertama yang membuat aturan unta Sa’ib” (HR Abu Hurairah)
(mhy)