Bolehkah Sholat Tahiyatul Masjid Jika Terlanjur Duduk?
loading...
A
A
A
Sholat Tahiyatul Masjid (تَحِيَّةِ المَسْجِد) adalah sholat sunnah yang dikerjakan ketika kita masuk masjid sebagai penghormatan terhadap masjid. Kecuali di Masjidil Haram Makkah tidak ada sholat tahiyatul masjidnya. Sebagai penggantinya adalah melakukan thawaf saja.
Para ulama mengatakan paling afdhal mengerjakan sholat Tahiyatul Masjid adalah sebelum duduk. Lalu, bagaimana jika sudah terlanjur duduk? Apakah boleh melaksanakan sholat Tahiyatul Masjid?
Ustaz Muhammad Ajib Lc dalam bukunya "33 Macam Jenis Shalat Sunnah" menyebutkan keterangan dari para ulama. Diterangkan, jika jedanya masih sebentar atau tidak terlalu lama duduknya, maka disunnahkan berdiri lagi untuk mengerjakan sholat Tahiyatul Masjid.
Dalilnya adalah hadis di bawah ini:
ن ااب رضي هللا نه قال: اا س ك الغطفا يو اجلمعة
ورسول هللا ص هللا ه وس م قا دا املنأ. فقعد س ك ق ل
ن يص ي، فقال له النيب ص هللا ه وس م: ركعت ركعتني؟ قال:
ال، قال: قم فاركعهما. رواه البخاري مسلم.
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu beliau berkata: Telah datang seorang laki-laki bernama Sulaik al-Ghatfaniy masuk masjid ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkhutbah di atas mimbar pada hari Jumat, dan Sulaik langsung duduk. Nabi berkata: Apakah kamu sudah sholat 2 rakaat? Dia menjawab: Belum. Kemudian Nabi bersabda: "Berdirilah dan sholatlah 2 rakaat." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Namun, jika jedanya sudah terlalu lama atau memang ada uzur tidak bisa melakukan sholat Tahiyatul Masjid sebab tidak punya wudhu atau sibuk dan lain-lain maka bisa diganti dengan membaca Zikir di bawah ini sebanyak 4 kali:
Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallahu wallahu Akbar.
Imam an-Nawawi rahimahullah (wafat 676 H) menjelaskan sebagai berikut:
من دخل املرجد ف م يتمكن من صعل حت ة املرجد، إما حلدث،
و لشغل و حنوه، يرتحب ن يقول رب م ات: س حان هللا،
واحلمد هلل، وال إله إال هللا، وهللا كأ، فقد قال به بعض الر ف،
وهذا ال أبس به. األذكار للنووي )ص: 32 )
"Siapa yang masuk masjid dan tidak memungkinkan baginya shalat Tahiyatul Masjid karena hadas, sibuk dan lain-lain maka disunnahkan membaca 4 kali dzikir "Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallahu wallahu akbar".
Sebagian ulama salaf mengatakan demikian dan hal ini tidak apa apa. Seperti Imam Al-Ghazali (wafat 505 H), Imam Ibnu Rif'ah (wafat 710 H) dan Imam Ibnu Hajar Al-Haitami (wafat 974 H) rahimahumullah menambahkan beberapa kalimat: "Disunnahkan bagi yang tidak memungkinkan baginya sholat Tahiyatul Masjid karena hadats, sibuk dan lain-lain untuk membaca 4 kali dzikir "Subhanallah, walhamdu lillah, walaa ilaaha illallahu wallahu Akbar walaa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiim".
Allahu A'lam
Para ulama mengatakan paling afdhal mengerjakan sholat Tahiyatul Masjid adalah sebelum duduk. Lalu, bagaimana jika sudah terlanjur duduk? Apakah boleh melaksanakan sholat Tahiyatul Masjid?
Ustaz Muhammad Ajib Lc dalam bukunya "33 Macam Jenis Shalat Sunnah" menyebutkan keterangan dari para ulama. Diterangkan, jika jedanya masih sebentar atau tidak terlalu lama duduknya, maka disunnahkan berdiri lagi untuk mengerjakan sholat Tahiyatul Masjid.
Dalilnya adalah hadis di bawah ini:
ن ااب رضي هللا نه قال: اا س ك الغطفا يو اجلمعة
ورسول هللا ص هللا ه وس م قا دا املنأ. فقعد س ك ق ل
ن يص ي، فقال له النيب ص هللا ه وس م: ركعت ركعتني؟ قال:
ال، قال: قم فاركعهما. رواه البخاري مسلم.
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu beliau berkata: Telah datang seorang laki-laki bernama Sulaik al-Ghatfaniy masuk masjid ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkhutbah di atas mimbar pada hari Jumat, dan Sulaik langsung duduk. Nabi berkata: Apakah kamu sudah sholat 2 rakaat? Dia menjawab: Belum. Kemudian Nabi bersabda: "Berdirilah dan sholatlah 2 rakaat." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Namun, jika jedanya sudah terlalu lama atau memang ada uzur tidak bisa melakukan sholat Tahiyatul Masjid sebab tidak punya wudhu atau sibuk dan lain-lain maka bisa diganti dengan membaca Zikir di bawah ini sebanyak 4 kali:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallahu wallahu Akbar.
Imam an-Nawawi rahimahullah (wafat 676 H) menjelaskan sebagai berikut:
من دخل املرجد ف م يتمكن من صعل حت ة املرجد، إما حلدث،
و لشغل و حنوه، يرتحب ن يقول رب م ات: س حان هللا،
واحلمد هلل، وال إله إال هللا، وهللا كأ، فقد قال به بعض الر ف،
وهذا ال أبس به. األذكار للنووي )ص: 32 )
"Siapa yang masuk masjid dan tidak memungkinkan baginya shalat Tahiyatul Masjid karena hadas, sibuk dan lain-lain maka disunnahkan membaca 4 kali dzikir "Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallahu wallahu akbar".
Sebagian ulama salaf mengatakan demikian dan hal ini tidak apa apa. Seperti Imam Al-Ghazali (wafat 505 H), Imam Ibnu Rif'ah (wafat 710 H) dan Imam Ibnu Hajar Al-Haitami (wafat 974 H) rahimahumullah menambahkan beberapa kalimat: "Disunnahkan bagi yang tidak memungkinkan baginya sholat Tahiyatul Masjid karena hadats, sibuk dan lain-lain untuk membaca 4 kali dzikir "Subhanallah, walhamdu lillah, walaa ilaaha illallahu wallahu Akbar walaa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiim".
Allahu A'lam
(rhs)