Pesan Nabi, Teladanilah Dua Orang Ini Sepeninggalku

Senin, 01 Juni 2020 - 06:30 WIB
loading...
Pesan Nabi, Teladanilah Dua Orang Ini Sepeninggalku
Para Khalifah yang mulia (Al-Khulafa al Rasyidun) merupakan golongan yang paling istimewa di antara para sahabat Nabi. Foto ilustrasi/dok SINDOnews
A A A
Dari Hudzaifah radliyallahu'anhu berkata: 'Kami duduk-duduk di samping Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya aku tidak tahu sampai kapan aku akan hidup bersama kalian, oleh karena itu teladanilah dua orang sepeninggalku (sambil menunjuk Abu Bakar dan Umar bin Khattab )". (Hadis Jami' At-Tirmidzi No. 3596)

Mereka adalah sebaik-baik generasi manusia, sebagaimana dalam sabda Rasulullah : "Sebaik-baik umatku adalah yang orang-orang hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka, kemudian orang-orang yang datang setelah mereka." (HR. Al-Bukhari No. 3377). (Baca Juga: Beginilah Dialog Nabi Muhammad Ketika Bertemu Allah Saat Isra' Mi'raj)

Para Khalifah yang mulia (Al-Khulafa' al Rasyidun) merupakan golongan paling istimewa di antara para sahabat Nabi. Mereka pemilik keutamaan yang sempurna. Ucapan mereka adalah kebenaran. Pakaian mereka adalah kesederhanaan. Langkah mereka adalah kerendahhatian.

Akal mereka sangat tajam dan dipenuhi lautan ilmu. Dari empat Khulafaur Rasyidin, ada dua sahabat yang merupakan khalifah adil dan wara'. Keduanya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab radhiyallahu'anhuma. Setelah itu sosok Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib radhiallahu'anhuma.

Keutamaan Abu Bakar As-Shiddiq
Abu Bakar radhiyallahu'anhu (RA) bernama lengkap 'Abdullah bin Abu Quhafah atau lebih dikenal dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau lahir pada tahun 573 M dan salah satu orang yang awal memeluk Islam dan khalifah pertama sepeninggal Nabi. Sosok Abu Bakar mendapat tempat mulia di sisi Rasulullah SAW . Dari Amru bin al-Ash, bahwa Rasulullah mengutusnya atas pasukan Dzatus Salasil:

"Aku lalu mendatangi beliau dan bertanya 'Siapa manusia yang paling engkau cintai?' beliau bersabda: "Aisyah". aku berkata: 'kalau dari lelaki?' beliau menjawab: "ayahnya ( Abu Bakar )". 'Lalu siapa?' Beliau menjawab: "Umar" lalu menyebutkan beberapa orang lelaki." (HR Al-Bukhari dan Muslim).(Baca Juga: Biografi Abu Bakar, Sahabat Paling Terdepan Membela Rasulullah SAW)

Dari Sayyidah Aisyah RA dikisahkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepadanya, "Sebutkan kepadaku ciri-ciri fisik Abu Bakar itu!" Aisyah menjawab: "Ia adalah seorang laki-laki yang berkulit putih, kurus, dan kedua pipinya tipis, serta tulang pipinya agak menonjol. Ia tidak pernah mengikat kainnya dan dibiarkan menggantung di pinggangnya. Wajahnya selalu berkeringat, kedua matanya agak cekung, keningnya lonjong, jari-jarinya selalu terbuka" itulah ciri-ciri fisik Abu Bakar RA .

Pujian Rasulullah SAW terhadap Abu Bakar , beliau pernah bersabda: "Setiap aku mengajak seseorang untuk memeluk Islam, pasti ia ragu dan meminta waktu untuk mempertimbangkan. Kecuali Abu Bakar . Ia langsung menerima tanpa ragu sedikit pun".(Baca Juga: Abu Bakar, Sahabat Nabi yang Memiliki 16 Keutamaan)

Menurut keterangan Said bin Musyab bahwa Abu Bakar dilantik menjadi khalifah di hari Rasulullah wafat pada 12 Rabiul Awal tahun 11 H bertepatan 7 Mei Tahun 633 Masehi. Di awal kepemimpinannya, Abu Bakar berhasil menumpas gerakan orang-orang munafik dari kalangan muslim. Saat pemerintahannya banyak yang murtad, tidak mau membayar zakat bahkan munculnya para nabi palsu. Beliau berhasil membasmi gerakan nabi palsu Tulayhah dan Musailamah.

Akhir hayat Abu Bakar menurut ulama ahli sejarah, beliau wafat malam selasa, antara waktu maghrib dan isya pada 8 Jumadil awal 13 H karena sakit yang dideritanya. Usia beliau saat meninggal dunia 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya dimandikan Asma' binti Umais, istri beliau dan dimakamkan di samping jasad Rasulullah SAW yang mulia.

Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Dia menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Dan kalau saja aku mengambil dari umatku sebagai kekasih, akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih." (HR. Bukhari dan Muslim).(Baca Juga: Inilah Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar)

Keutamaan Umar Bin Khattab
Nama lengkapnya Umar Ibn Khattab Ibn Nufail Ibn 'Abdul 'Uzza Ibn Riyah Ibn 'Abdullah Ibn Qurth Ibn ‘Abdi Ibn Ka'ab dari Bani Addiy. Beliau lahir di Makkah empat tahun sebelum terjadinya Perang Fijar atau sekitar tahun 583 M, riwayat lain menyebut tahun 581 M. Umar bin Khattab lebih muda 13 tahun dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau berasal dari lingkungan keluarga yang tidak beragama Islam (saat itu kaum musyrikin Makkah). (Baca Juga: Biografi Umar Bin Khattab, Khalifah Kedua yang Menaklukkan Romawi dan Persia)

Gambaran fisik Umar adalah laki-laki berkulit coklat. Kedua tangannya aktif sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan kedua tangannya, memiliki tubuh yang kuat, tinggi besar. Tinggi badannya jauh di atas rata-rata. Jika berada di kerumunan, dia nampak seolah sedang menunggangi sesuatu. Beliau berkumis lebat, jalannya cepat, suaranya besar, dan pukulannya amatlah keras. Apabila naik ke atas kuda beliau hanya berpegang pada telinga kuda. Umar merupakan salah satu orang terpandang dan pemuka kaum Quraisy.

Umar sering dipercaya sebagai juru damai apabila terjadi peperangan antar sesama kaum Quraisy atau antara suku Quraisy dengan yang lain. Ketika Umar bersyahadat di depan Nabi Muhammad shalllallahu 'alaihi wa sallam, penduduk Makkah gempar. Kaum musyrikin tiba-tiba ketakutan dan terpojok. Allah Ta'ala menguatkan dakwah Islam dengan keberadaan sosok Umar yang gagah dan bijaksana.

Ketika diangkat menjadi Khalifah kedua menggantikan Abu Bakar, kepemimpinan Umar dikenal adil dan tegas. Di bawah pemerintahannya, kekuasaan Islam tumbuh sangat pesat. Beliau berhasil mensejahterakan kaum muslimin. Selama 10 tahun memimpin (13 H/634 M - 23 H/644 M), Umar juga berhasil membebaskan negeri-negeri jajahan Imperium Romawi dan Persia. Beliau merebut Baitul Maqdis Palestina dari kekuasaan Romawi.

Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Bahkan setan pun takut apabila bertemu Umar bin Khattab . Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Ibnul Khatthab, demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman tanganNya, sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak engkau lalui."

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sungguh aku melihat setan dari kalangan manusia dan jin lari dari Umar ." (HR. Tirmidzi). Dari Abdullah bin Mas'ud berkata, "Kami senantiasa merasakan izzah (kemuliaan, kehormatan, harga diri) sejak Umar masuk Islam." (Baca Juga: Umar: Lari dari Takdir Allah, Menuju Takdir Allah yang Lain)

Dalam Sahih Al-Bukhari, Nabi berkata: “Ketika aku sedang tidur, aku melihat diriku di surga kemudian ada seorang wanita yang wudhu di sisi istana, aku berkata: ‘Istana siapakah ini?’ Wanita itu berkata: ‘Ini milik Umar .’ Aku teringat akan kecemburuan Umar dan aku berbalik untuk pergi. Kemudian, Uma r menangis dan berkata, ‘Mungkinkah aku cemburu padamu, Rasulullah ?

Akhir hayat Umar bin Khattab wafat pada Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 Hijriyah dalam usia 63 tahun. Beliau dibunuh saat memimpin salat Shubuh oleh seorang Majusi bernama Abu Lu'luah (Fairuz), seorang budak Al-Mughirah bin Syu'bah Fairuz. Penikaman Umar dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lu'luah terhadap Umar karena sakit hati. Jasad mulia Umar dimakamkan di samping makam Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar Shiddiq. Setelah beliau wafat, jabatan khalifah dipegang oleh Utsman bin Affan. Semoga Allah meridhainya.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: "Allah telah menempatkan kebenaran di lidah Umar dan di dalam hatinya". (HR At-Tirmidzi)

Beliau SAW juga bersabda: "Bertakwalah kalian kepada Allah, bertakwalah kalian kepada Allah terhadap hak-hak para sahabatku, janganlah kalian menjadikan mereka sebagai sasaran (dalam cacian dan cercaan) sepeninggalku, barangsiapa yang mencintai mereka, maka dengan kecintaanku, aku pun mencintai mereka, dan barangsiapa membenci mereka, maka dengan kebencianku, aku pun membenci mereka (yang membenci sahabat), barangsiapa menyakiti mereka, sungguh ia telah menyakitiku, barangsiapa menyakitiku, berarti ia telah menyakiti Allah, barangsiapa menyakiti Allah, hampir saja Allah menyiksanya." (Hadis Jami' At-Tirmidzi No. 3797).(Baca Juga: Kisah Umar dan Wabah Penyakit Tho'un di Syam)

Wallahu Subhanahu wa Ta'ala A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)