Jelang Ramadhan, ASAR Humanity Bagikan Paket Pangan untuk Warga Palestina
loading...
A
A
A
GAZA – Menjelang bulan Ramadhan 1443 Hijriyah, lembaga kemanusiaan ASAR Humanity mendistribusikan paket bantuan pangan untuk warga Palestina. Bekerja sama dengan NGO lokal, ASAR membagikan 100 paket bantuan pangan untuk warga dhuafa di Gaza Utara dan Tengah, Palestina, (29/3) kemarin.
Paket bantuan kemanusiaan berupa pangan yang dimasukkan dalam kardus itu antara lain berisi tepung roti, gula, minyak zaitun, biskuit, teh, dan beragam makanan ringan lainnya. Relawan dari NGO lokal mengantarkan paket bantuan tersebut ke depan pintu rumah masing-masing para penerima manfaat.
Presiden ASAR Humanity Dicky Irawan mengatakan, paket bantuan pangan untuk warga Palestina merupakan bagian dari program peduli dunia dari lembaga yang dipimpinnya. Bantuan kemanusiaan ini secara rutin dilakukan ASAR untuk membantu warga Palestina yang hingga kini masih hidup dalam keterjajahan dan keterbatasan.
“Kita ingin Palestina bangkit. Bangkit dari penjajahan, bangkit dari keterpurukan. Bantuan pangan ini merupakan bentuk solidaritas kita umat Islam Indonesia kepada masyarakat Palestina yang hingga kini masih terjajah,” kata Dicky di Jakarta, Jumat (1/4)
Bagi umat muslim, datangnya Ramadhan, sudah selayaknya disambut dengan riang gembira. Sayangnya, kata Dicky, hal itu tidak terjadi di Palestina. Sebab, secara materi, sebagian besar mereka hidup dalam kondisi serba kekurangan. “Paket bantuan pangan ini semoga dapat sedikit menghibur mereka. Sehingga mereka dapat menjalankan Ramadhan sama seperti kita disini dengan riang dan gembira,” ujarnya.
Mengutip laporan Bank Dunia pada pertengahan tahun lalu, pandemi Covid-19 telah membuat perekonomian Palestina terpukul. Padahal, sebelum pandemi pun pertumbuhan ekonomi itu hanya satu persen saja. Sementara, kata Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza, Kanthan Shankar, donasi dari luar terus menyusut.
Sebelum pandemi, Bank Dunia mencatat seperempat warga Palestina hidup di bawah garis kemiskinan. Usai pandemi, angka itu dipredikasi bakal meningkat. Kemiskinan di Tepi Barat diperkirakan mencapai 30 persen dan 64 persen untuk Jalur Gaza. Sementara tingkat pengangguran mencapai 38 persen.
Kondisi di Jalur Gaza, saat ini dilaporkan sekitar 80 persen warga bergantung pada bantuan internasional. Menurut PBB, lebih dari satu juta orang di Gaza digolongkan masuk kelompok "rawan pangan sedang sampai parah". (*)
Paket bantuan kemanusiaan berupa pangan yang dimasukkan dalam kardus itu antara lain berisi tepung roti, gula, minyak zaitun, biskuit, teh, dan beragam makanan ringan lainnya. Relawan dari NGO lokal mengantarkan paket bantuan tersebut ke depan pintu rumah masing-masing para penerima manfaat.
Presiden ASAR Humanity Dicky Irawan mengatakan, paket bantuan pangan untuk warga Palestina merupakan bagian dari program peduli dunia dari lembaga yang dipimpinnya. Bantuan kemanusiaan ini secara rutin dilakukan ASAR untuk membantu warga Palestina yang hingga kini masih hidup dalam keterjajahan dan keterbatasan.
“Kita ingin Palestina bangkit. Bangkit dari penjajahan, bangkit dari keterpurukan. Bantuan pangan ini merupakan bentuk solidaritas kita umat Islam Indonesia kepada masyarakat Palestina yang hingga kini masih terjajah,” kata Dicky di Jakarta, Jumat (1/4)
Bagi umat muslim, datangnya Ramadhan, sudah selayaknya disambut dengan riang gembira. Sayangnya, kata Dicky, hal itu tidak terjadi di Palestina. Sebab, secara materi, sebagian besar mereka hidup dalam kondisi serba kekurangan. “Paket bantuan pangan ini semoga dapat sedikit menghibur mereka. Sehingga mereka dapat menjalankan Ramadhan sama seperti kita disini dengan riang dan gembira,” ujarnya.
Mengutip laporan Bank Dunia pada pertengahan tahun lalu, pandemi Covid-19 telah membuat perekonomian Palestina terpukul. Padahal, sebelum pandemi pun pertumbuhan ekonomi itu hanya satu persen saja. Sementara, kata Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza, Kanthan Shankar, donasi dari luar terus menyusut.
Sebelum pandemi, Bank Dunia mencatat seperempat warga Palestina hidup di bawah garis kemiskinan. Usai pandemi, angka itu dipredikasi bakal meningkat. Kemiskinan di Tepi Barat diperkirakan mencapai 30 persen dan 64 persen untuk Jalur Gaza. Sementara tingkat pengangguran mencapai 38 persen.
Kondisi di Jalur Gaza, saat ini dilaporkan sekitar 80 persen warga bergantung pada bantuan internasional. Menurut PBB, lebih dari satu juta orang di Gaza digolongkan masuk kelompok "rawan pangan sedang sampai parah". (*)
(wid)