Siti Hawa, Guru Pertama Pekerjaan Para Istri

Rabu, 17 Juni 2020 - 13:07 WIB
loading...
Siti Hawa, Guru Pertama Pekerjaan Para Istri
Siti Hawa adalah ibu pertama manusia di bumi, ia pun adalah pengajar pertama putri-putrinya pekerjaan sebagai seorang istri saleha. Foto ist/ilmfeed
A A A
Sejak manusia diciptakan, perempuan mempunyai peran yang tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi dilupakan terutama jika ada pihak yang mengasuh dan membawanya kepada kebenaran dengan pembinaan yang baik. Dari pembinaan tersebut, keluarlah perempuan yang mampu memberi buah yang teramat ranum dan pohon-pohon yang menaungi alam semesta dengan kedamaian dan kebaikan.

Potret pertama perempuan yang sangat berperan dalam kehidupan manusia saat ini, adalah istri Nabi Adam Alaihisalam, yakni Hawwa atau orang Indonesia menyebutnya dengan nama Siti Hawa . Siti Hawa diciptakan setelah Nabi Adam. Al-Qur'an tidak menyebut nama Hawwa, namun nama Hawa disebutkan dalam hadis Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bahwa ia diciptakan dari tulang rusuk kiri Nabi Adam di dalam surga. A-Qur'an menyatakan pasangan Adam diciptakan dari dirinya (Adam). (Baca juga : Wahai Muslimah, Perhatikan dengan Siapa Kamu Berteman! )

Dalam cerita para Nabi, terutama dalam versi-versi yang telah dibumbui dan disebarkan oleh para pendongeng-pendongeng imajinatif, Hawa memang memainkan peranan yang begitu penting. Kecantikannya digambarkan dalam warna-warna yang penuh cahaya.

“… Dia sama besar dan sama eloknya dengan Adam, punya 700 jalinan di rambutnya, dihiasi dengan chrysolite dan wangi kesturi… kulitnya lebih lembut dari pada Adam dan lebih indah warnanya, suaranya lebih merdu daripada suara Adam.”

Juga diceritakan dalam suatu riwayat bahwa Allah berfirman kepada Adam, “Belas kasih-Ku telah kucurahkan seluruhnya untukmu dan hamba-Ku Hawa, dan tak ada rahmat lain, wahai Adam, yang lebih besar dari pada seorang istri yang bertakwa.”

Dalam cerita-cerita besar digambarkan, tentang bersatunya pria dengan wanita pertama ini dengan gambaran pernikahan yang begitu meriah dan indah. Sebagian legenda bahkan menceritakan bahwa sebelum pernikahan berlangsung, Allah memerintahkan para ghilman (malaikat-malaikat pekerja di surga) untuk menghias surga dan mempercantik Hawa.

Pesta pernikahan berjalan begitu khidmat , Allah memanggil seluruh malaikat yang ada di langit agar berkumpul di bawah pohon Thuba untuk mendoakan keduanya. Para malaikat yang lain menaburkan koin-koin surga, intan permata dan Yakut ke atas kepala pasangan pengantin ini. Setelah melunasi mahar, yang menurut Ibn Al-Jauzi dalam kitabnya Salwatul Ahzan berupa bacaan shalawat pada Nabi Muhammad sebanyak 20 kali, Hawa resmi menjadi pendamping Adam. Menemani setiap langkah dari perjalanan-perjalanan Adam di Surga.

Di surga, Allah Ta'ala mengizinkan Adam dan Siti Hawa menikmati semua hal, termasuk buah-buahan yang sangat lezat, kecuali satu pohon jangan sampai mereka makan (buah-buahan) darinya.

Allah berfirman :

وَيَٰٓـَٔادَمُ ٱسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ ٱلْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

"Hai Adam, bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim." (QS Al-A'raaf :19).

Ayat serupa juga disebutkan dalam surah Al-Baqarah: 35

وَقُلْنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ ٱلْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim".

Siti Hawa dan Nabi Adam pun hidup nikmat di antara pohon-pohon dan buah-buahan surga sampai datang iblis terkutuk menggoda mereka. Beberapa ahli tafsir menyatakan tidak benar apa yang disampaikan sejumlah riwayat bahwa Siti Hawa yang meminta Nabi Adam agar mereka makan buah dari pohon terlarang itu. Mereka mengatakan bahwa tidak ada ayat Al-Qur'an yang menyebutkan kesalahan itu datang dari Siti Hawa .

Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir, sejarawan dan ulama hadis (lahir 499 H/1105 M), dari Abi al-Qasim al-Baghwy, dari Anas menyatakan, bersabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, "Adam dan Hawa turun dari surga dalam kondisi telanjang. Mereka hanya mengenakan dedaunan dari surga dan mereka kepanasan. Adam pun duduk dan menangis dan mengatakan kepada Hawa bahwa ia sakit kena panas. Maka, Malaikat Jibril datang membawa kapas. Adam pun meminta kepada Hawa agar memintal dan menenun kapas itu, lalu menjahit menjadi pakaian."

Pada waktu di surga, Adam belum mempergauli Hawa (seperti suami-istri) hingga mereka turun ke bumi karena kesalahan ketika memakan buah dari pohon (terlarang). Mereka tidur sendiri-sendiri (terpisah) hingga datang Malaikat Jibril yang memerintahkan Adam datang ke Hawa. Jibril lalu mengajarinya (Adam) bagaimana mendatanginya (Hawa). Berkata Jibril, "Bagaimana kamu menemukan istrimu?" Adam menjawab, "Salehah!"

Menikmati Bahagia dan Derita

Setelah diturunkan ke bumi bumi, Siti Hawa dan Nabi Adam Alaihisalam memulai babak baru kehidupan sebagai manusia pertama. Siti Hawa pun menikmati banyak masa bahagia. Namun, dalam waktu lain ia juga pernah sangat menderita. Bayangkan, ia pernah menjadi ibu dari seorang pembunuh dan yang dibunuh pada waktu yang sama.(Baca juga : Kenali Akhlak Suami yang Dibenci Allah )

Ahmad Khalil Jam'ah dan Syaik Muhammad bin Yusuf Ad-Dimasyqi dalam bukunya, Istri-Istri Para Nabi, menjelaskan Siti Hawa merupakan ibu seluruh umat manusia. Ia pun seperti ibu-ibu lainnya, mengandung dan melahirkan. Ia adalah istri pertama dalam sejarah. Ia juga perempuan pertama yang melahirkan di muka bumi.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2056 seconds (0.1#10.140)