Abdul Malik: Putra Umar bin Abdul Aziz, Inti Kalung di Antara 14 Saudaranya
loading...
A
A
A
Kemudian aku (Maimun) duduk-duduk beberapa saat sambil berbincang-bincang dengannya, maka aku tidak melihat pemuda yang lebih tampan, lebih berakal, lebih bagus adabnya darinya kendati masih sangat muda dan sedikit pengalamannya.
Ketika waktu telah menjelang sore, seseorang mendatanginya dan berkata: "Semoga Allah menjadikan anda sejahtera, kami telah mengosongkannya."
Dia terdiam, lalu aku bertanya:
Maimun: "Apa maksud dia berkata, "kami telah mengosongkannya?"
Abdul Malik: "Kolam mandi"
Maimun: "Ada apa dengan kolam mandi itu?"
Abdul Malik: "Orang-orang mengosongkannya untukku"
Maimun: "Sungguh engkau telah melakukan sesuatu yang besar, hingga aku mendengar berita ini"
Abdul Malik: (dengan rasa takut dan membaca istirja'[inna lillahi wa inna ilaihi raji'un]) Lalu berkata : "Dalam hal mana wahai paman?"
Maimun: "Apakah kolam tersebut milikmu?"
Abdul Malik: "Bukan!"
Maimun: "Lantas atas dasar apa engkau menyuruh manusia keluar darinya kemudian engkau memakainya? Seakan engkau ingin mengunggulkan dirimu di atas mereka dan engkau menjadikan kehormatanmu di atas kehormatan mereka? Engkau juga mengganggu pemilik kolam tersebut untuk memenuhi kebutuhan hariannya dan engkau membuat orang-orang kecewa karena harus pulang lantaran tak boleh masuk."
Abdul Malik: "Tentang pemilik kolam, dia telah merelakan dan memberikan haknya kepadaku."
Maimun: "itulah pelayanan yang dengannya engkau dapat tercemari oleh takabur. Apa yang menghalangimu untuk masuk bersama manusia, sedangkan engkau seperti mereka juga?"
Abdul Malik: " yang menghalangiku adalah, sebagian orang-orang miskin masuk kolam tanpa menggunakan penutup, maka aku tidak suka melihat aurat mereka. Dan aku tidak bisa pula memaksa mereka untuk menggunakan penutup karena mereka akan menganggap saya menggunakan kekuasaan saya yang mana saya memohon kepada Allah agar membersihkan kami dari tendensi semacam itu. Maka berilah nasihat kepadaku semoga anda mendapatkan rahmat dari Allah, sehingga saya bisa mengambil manfaatnya. Dan berilah masukan agar saya bisa memecahkan persoalan ini."
Maimun: "Tunggulah sampai orang-orang keluar semua dari kolam di malam hari dan mereka telah kembali ke rumah mereka masing-masing, kemudian barulah kamu masuk kolam."
Abdul Malik: "Baik, aku janji tidak akan masuk ke dalamnya di siang hari setelah hari ini." Kemudian dia diam sejenak seakan memikirkan sesuatu. Lalu dia mengangkat kepalanya dan berkata : "Saya mohon kepada anda agar tidak menyampaikan kabar ini kepada ayah, karena aku khawatir dia akan marah kepadaku. Aku takut jika sewaktu-waktu ajal tiba sedangkan beliau dalam keadaan tidak ridha kepadaku."
Maimun: "Jika amirul mukminin bertanya apakah aku melihat suatu kejanggalan pada dirimu, maka apakah engkau rela jika aku harus berdusta kepada beliau?"