Cara Berjalan Rasulullah dan Sikap Duduk yang Mengagumkan
loading...
A
A
A
Tak ada kisah paling indah untuk diceritakan selain kisah manusia paling agung Al-Musthafa Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Kepribadian dan akhlaknya yang mengagumkan menjadi sumber kebaikan bagi alam semesta.
Tak hanya ucapan, gerak-geriknya pun menjadi hikmah yang sangat berharga. Bagaimana cara berjalan Rasulullah dan cara beliau duduk, berikut ulasan singkat yang dinukil dari Kitab Asy-Syamail Imam At-Tirmidzi. (
)
"Tiada satupun kulihat lebih indah daripada Rasulullah SAW seolah-olah mentari beredar di wajahnya. Juga tiada seorang pun yang kulihat lebih cepat jalannya daripada Rasulullah SAW seolah-olah bumi ini dilipat-lipat untuknya. Sungguh, kami harus bersusah payah melakukan hal itu, sedangkan Rasulullah SAW tidak memperdulikan". (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Ibnu Luhai'fah, dari Abi Yunus yang bersumber dari Abu Hurairah RA)
Dalam satu riwayat yang bersumber dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah disebutkan, "Bila Nabi SAW berjalan, maka beliau berjalan dengan merunduk seakan-akan jalanan menurun". (
)
Cara Duduk Rasulullah SAW
Ia (Qabilah) melihat Rasulullah SAW di masjid sedang duduk qurfasha. Qabilah berkata: "Manakala aku melihat Rasulullah SAW sedang duduk dengan khusyu', maka akupun dibawa oleh perasaan takjub karena wibawanya". (Diriwayatkan oleh Abd bin Humaid, dari Affan bin Muslim, dari Abdullah bin Hasan, dari kedua orang anaknya, yang bersumber dari Qabilah binti makhramah).
Duduk Qurfasha yakni duduk bertumpu pada pinggul, kedua paha merapat ke perut dan jangan memegang betis. Diriwayatkan oleh Sa'id bin Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, sesungguhnya ia melihat Rasulullah SAW berbaring telentang di masjid, dan salah satu kakinya ditumpangkan pada kaki lainnya".
"Apabila Rasulullah SAW duduk di masjid, maka beliau duduk secara ihtaba dengan kedua tangannya". Ihtaba adalah duduk Qurfasha sambil bersandar. ( )
Riwayat yang bersumber dari Jabir bin Samurah RA, "Aku pernah melihat Rasulullah SAW duduk bertelekan pada sebuah bantal di sebelah kirinya". Rasulullah SAW bersabda: "Aku tak mau makan sambil bertelekan, aku tak mau makan sambil bertelekan".
Kemudian sahabat menyaksikan Rasulullah SAW duduk bertelekan pada sebuah bantal. Bagaimana cara bertelekan Rasulullah?( )
"Aku masuk ke rumah Rasulullah SAW tatkala beliau sedang sakit yang membawa ajalnya. Di kepalanya ada balutan kain kuning. Kepadanya ku ucapkan salam, kemudian beliau bersabda: "Wahai Fadlal, apa kabarmu?" Aku menjawab: "Baik wahai Rasulullah!" Rasulullah bersabda: "Kuatkan balutan yang ada di kepalaku ini!"
Fadlal meneruskan ceritanya: "Maka kulakukan perintah Rasulullah SAW itu. Kemudian beliau duduk, lalu meletakkan tangannya di atas bahuku, kemudian beliau berdiri lalu masuk ke masjid". Dan kisah selanjutnya terdapat dalam hadis perihal wafatnya Rasulullah SAW ". (Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abdurrahman, dari Muhammad bin al Mubarak, dari Atha’bin Muslim al Khaffaf al Halabi,dari Ja’far bin Furqan, dari Atha’ bin Abi Rabbah,yang bersumber dari Al Fadlal bin Abbas). Al Fadlal bin Abbas RA adalah sahabat yang masyhur, ia adalah anak sulung Abbas RA (paman Rasulullah SAW).
Rasulullah SAW juga sering menyeka (minyak di kepalanya), seakan-akan kain penyeka kepalanya seperti kain penyeka tukang minyak. (riwayat bersumber dari Anas bin Malik RA).
Demikian cara berjalan Rasulullah dan cara duduk beliau yang menakjubkan. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berjalan beliau berjalan dengan enerjik, sehingga sangat terlihat bahwa beliau bukan orang yang lemah dan juga bukan orang yang malas. (HR. Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah).( )
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Baginda Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
Wallahu A'lam
Tak hanya ucapan, gerak-geriknya pun menjadi hikmah yang sangat berharga. Bagaimana cara berjalan Rasulullah dan cara beliau duduk, berikut ulasan singkat yang dinukil dari Kitab Asy-Syamail Imam At-Tirmidzi. (
Baca Juga
"Tiada satupun kulihat lebih indah daripada Rasulullah SAW seolah-olah mentari beredar di wajahnya. Juga tiada seorang pun yang kulihat lebih cepat jalannya daripada Rasulullah SAW seolah-olah bumi ini dilipat-lipat untuknya. Sungguh, kami harus bersusah payah melakukan hal itu, sedangkan Rasulullah SAW tidak memperdulikan". (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Ibnu Luhai'fah, dari Abi Yunus yang bersumber dari Abu Hurairah RA)
Dalam satu riwayat yang bersumber dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah disebutkan, "Bila Nabi SAW berjalan, maka beliau berjalan dengan merunduk seakan-akan jalanan menurun". (
Baca Juga
Cara Duduk Rasulullah SAW
Ia (Qabilah) melihat Rasulullah SAW di masjid sedang duduk qurfasha. Qabilah berkata: "Manakala aku melihat Rasulullah SAW sedang duduk dengan khusyu', maka akupun dibawa oleh perasaan takjub karena wibawanya". (Diriwayatkan oleh Abd bin Humaid, dari Affan bin Muslim, dari Abdullah bin Hasan, dari kedua orang anaknya, yang bersumber dari Qabilah binti makhramah).
Duduk Qurfasha yakni duduk bertumpu pada pinggul, kedua paha merapat ke perut dan jangan memegang betis. Diriwayatkan oleh Sa'id bin Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, sesungguhnya ia melihat Rasulullah SAW berbaring telentang di masjid, dan salah satu kakinya ditumpangkan pada kaki lainnya".
"Apabila Rasulullah SAW duduk di masjid, maka beliau duduk secara ihtaba dengan kedua tangannya". Ihtaba adalah duduk Qurfasha sambil bersandar. ( )
Riwayat yang bersumber dari Jabir bin Samurah RA, "Aku pernah melihat Rasulullah SAW duduk bertelekan pada sebuah bantal di sebelah kirinya". Rasulullah SAW bersabda: "Aku tak mau makan sambil bertelekan, aku tak mau makan sambil bertelekan".
Kemudian sahabat menyaksikan Rasulullah SAW duduk bertelekan pada sebuah bantal. Bagaimana cara bertelekan Rasulullah?( )
"Aku masuk ke rumah Rasulullah SAW tatkala beliau sedang sakit yang membawa ajalnya. Di kepalanya ada balutan kain kuning. Kepadanya ku ucapkan salam, kemudian beliau bersabda: "Wahai Fadlal, apa kabarmu?" Aku menjawab: "Baik wahai Rasulullah!" Rasulullah bersabda: "Kuatkan balutan yang ada di kepalaku ini!"
Fadlal meneruskan ceritanya: "Maka kulakukan perintah Rasulullah SAW itu. Kemudian beliau duduk, lalu meletakkan tangannya di atas bahuku, kemudian beliau berdiri lalu masuk ke masjid". Dan kisah selanjutnya terdapat dalam hadis perihal wafatnya Rasulullah SAW ". (Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abdurrahman, dari Muhammad bin al Mubarak, dari Atha’bin Muslim al Khaffaf al Halabi,dari Ja’far bin Furqan, dari Atha’ bin Abi Rabbah,yang bersumber dari Al Fadlal bin Abbas). Al Fadlal bin Abbas RA adalah sahabat yang masyhur, ia adalah anak sulung Abbas RA (paman Rasulullah SAW).
Rasulullah SAW juga sering menyeka (minyak di kepalanya), seakan-akan kain penyeka kepalanya seperti kain penyeka tukang minyak. (riwayat bersumber dari Anas bin Malik RA).
Demikian cara berjalan Rasulullah dan cara duduk beliau yang menakjubkan. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berjalan beliau berjalan dengan enerjik, sehingga sangat terlihat bahwa beliau bukan orang yang lemah dan juga bukan orang yang malas. (HR. Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah).( )
ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Baginda Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
Wallahu A'lam
(rhs)