Ini Mengapa Disebut Taubat tapi Mengejek Tuhan
loading...
A
A
A
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" [QS an-Nur: 31]
Menghapus Keburukan
Menurut al-Qardhawi, taubat seperti itulah yang akan menghapus seluruh keburukan, dan menghilangkan seluruh dosa, dan orangnya akan masuk dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari Allah SWT tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya.
"Inilah yang akan menarik cinta Allah SWT kepadanya, juga kesenangan dan senyum-Nya terhadap mereka," ujarnya.
Menurut al-Qardhawi, taubat yang sempurna adalah taubat yang tidak hanya mencegah orang itu untuk kembali melakukan maksiat saja, namun ia adalah taubat yang mendorongnya untuk melakukan ketaatan, menjalankan perbuatan yang saleh, serta mematuhi hukum-hukum syari'ah dan adab-adabnya, secara zahir dan bathin, antara dia dengan Rabbnya, antara dirinya dengan dirinya sendiri, serta antara dirinya dengan seluruh makhluk. Sehingga ia dapat mencapai keberuntungan di dunia dan akhirat, dan mendapatkan kemenangan surga serta selamat dari neraka.
Oleh karena itu, katanya, kita harus membedakan antara taubat yang menyeluruh yang akan mengantarkan orang itu kepada kemenangan mendapatkan surga dan selamat dari neraka. "Dengan taubat yang parsial yang memberikan keuntungan kepada orang yang taubat itu serta membebaskannya dari suatu dosa tertentu, meskipun ia tetap terikat dengan dosa yang lain. Kedua macam taubat itu mempunyai ketentuan hukumnya masing-masing," demikian Syaikh Yusuf Al-Qardhawi.
Menghapus Keburukan
Menurut al-Qardhawi, taubat seperti itulah yang akan menghapus seluruh keburukan, dan menghilangkan seluruh dosa, dan orangnya akan masuk dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari Allah SWT tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya.
"Inilah yang akan menarik cinta Allah SWT kepadanya, juga kesenangan dan senyum-Nya terhadap mereka," ujarnya.
Baca Juga
Menurut al-Qardhawi, taubat yang sempurna adalah taubat yang tidak hanya mencegah orang itu untuk kembali melakukan maksiat saja, namun ia adalah taubat yang mendorongnya untuk melakukan ketaatan, menjalankan perbuatan yang saleh, serta mematuhi hukum-hukum syari'ah dan adab-adabnya, secara zahir dan bathin, antara dia dengan Rabbnya, antara dirinya dengan dirinya sendiri, serta antara dirinya dengan seluruh makhluk. Sehingga ia dapat mencapai keberuntungan di dunia dan akhirat, dan mendapatkan kemenangan surga serta selamat dari neraka.
Oleh karena itu, katanya, kita harus membedakan antara taubat yang menyeluruh yang akan mengantarkan orang itu kepada kemenangan mendapatkan surga dan selamat dari neraka. "Dengan taubat yang parsial yang memberikan keuntungan kepada orang yang taubat itu serta membebaskannya dari suatu dosa tertentu, meskipun ia tetap terikat dengan dosa yang lain. Kedua macam taubat itu mempunyai ketentuan hukumnya masing-masing," demikian Syaikh Yusuf Al-Qardhawi.
Baca Juga
(mhy)