5 Nikmat yang Didapat Ketika Sakit, Nomor 1 Diampuni Dosa-dosanya

Jum'at, 15 Juli 2022 - 17:25 WIB
loading...
5 Nikmat yang Didapat Ketika Sakit, Nomor 1 Diampuni Dosa-dosanya
Ternyata ada kenikmatan ketika kita diuji dengan sakit, salah satunya sakit menjadi sarana yang bisa menghapus dosa-dosa kita. Foto ilustrasi/muslim.sg
A A A
Bagi seorang muslim, ketika diberi ujian sakit sebenarnya merupakan “kenikmatan” yang memiliki keutamaan. Kenapa demikian? Karena ternyata banyak keutamaan dari sakit yang tengah diderita itu sebagai karunia Allah Subhanahu wa ta'ala.

Menurut Ustadz Dr. Irfan Yuhadi, MSI, orang yang sedang sakit, selain mempunyai 'kenikmatan', juga akan membawa banyak kebaikan kepadanya, jika disikapi dengan bijak . Dai yang juga pengasuh konsultasi islam ini menjelaskan, di antara keutamaan sakit adalah, sebagai berikut:

1. Sebagai sarana penghapus dosa

Setiap penyakit yang menimpa seorang muslim akan menjadi penghapus dosa-dosanya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه, ia berkata;

ذُكِرَتِ الْحُمَى عِنْدَ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَبَّهَا رَجَلٌ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبَّهَا فَإِنَّهَا تَنْفِي الذُّنُوْبَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ.


“(Pernah) disebutkan (tentang) demam di sisi Rasulullah, lalu ada seseorang yang mencelanya. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Janganlah engkau mencelanya. Karena sesungguhnya demam dapat menghilangkan dosa-dosa sebagaimana api dapat menghilangkan karat (yang ada pada) besi.” (HR. Ibnu Majah : 3469. Hadis ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله dalam Shahih Ibni Majah Juz 8 : 2793.)



Meskipun sakit yang dirasakan adalah sakit yang sangat ringan –seperti; hanya sekedar tertusuk duri,- maka tetap akan menjadi penghapus dosa. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu dari Rasulullah bersabda;

”Tidak ada sesuatu pun yang menimpa seorang muslim baik berupa; kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, gangguan, kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali Allah Ta'ala akan mengampuni dosa-dosanya dengannya.” (Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz 5 : 5318, lafazh ini miliknya dan Muslim Juz 4 : 2572. )

2. Sebagai sarana mendapatkan pahala sabar

Ketika seorang muslim sakit dan ia mampu bersabar dengan tidak berkeluh kesah kepada manusia terhadap sakit yang dideritanya, maka ia akan mendapatkan pahala sabar. Sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib ia berkata, Rasulullah bersabda;

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin (karena) seluruh urusannya adalah baik. Dan yang demikian itu tidak (terjadi), kecuali bagi seorang mukmin. Jika dikaruniai kesenangan ia bersyukur, dan hal itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan ia bersabar, dan hal itu baik baginya.” (HR. Muslim Juz 4 : 2999)

3. Sebagai sarana mensyukuri nikmat sehat

Kesehatan yang demikian berharga terkadang akan baru terasa ketika seorang telah jatuh sakit. Padahal banyak manusia yang diberikan karunia kesehatan, namun mereka tertipu dengan menyia-nyiakan kesehatan tersebut. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu'anhu ia berkata, Nabi Shalallahu alaihi wa salam bersabda;

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ اَلصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ


“Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu padanya, (yaitu); nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari No : 6049)

Dengan adanya sakit hendaknya menjadi renungan bagi seorang muslim tentang betapa berharganya nikmat kesehatan. Sehingga ketika nantinya ia telah diberikan kesembuhan oleh Allah Ta'ala, maka ia akan benar-benar mengoptimalkan waktu sehat dengan melakukan berbagai amalan kebaikan.

Diriwayatkan dari Ibnu ’Abbas ia berkata, Rasulullah bersabda;

اِغْتَنَمَ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغَلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ


“Manfaatkan lima perkara sebelum (datangnya) lima perkara; (masa) mudamu sebelum datang (masa) tuamu, (masa) sehatmu sebelum datang (masa) sakitmu, (masa) kayamu sebelum datang (masa) kefakiranmu, (masa) luangmu sebelum datang (masa) sibukmu, hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Hakim Juz 4 : 7846. Hadis ini dishahihkan oleh Syikh Al-Albani رحمه الله dalam Shahihul Jami’ : 1077)



4. Sebagai sarana untuk bertaubat

Dosa yang dilakukan oleh manusia akan mendatangkan keburukan dan musibah bagi pelakunya. Dosa dapat menyebabkan seorang terlilit hutang. Sebagaimana Muhammad bin Sirin رحمه الله (Beliau adalah seorang Tabi’in yang wafat di Bashrah tahun 110 H) pernah berkata;

إِنِّيْ لَأَعْرِفُ الذَّنْبَ الَّذِيْ حَمَلَ بِهِ عَلَيَّ الدَّيْنَ

“Sesungguhnya aku mengetahui (dampak) dosaku (dahulu), yang menyebabkanku (sekarang) terlilit hutang.” (Shifatush Shafwah, 3/246)

Sehingga ada kemungkinan bahwa sakit yang dirasakan sekarang merupakan buah dari dosa yang dahulu pernah dilakukan. Maka ketika sakit merupakan waktu yang tepat untuk memperbanyak bertaubat kepada Allah, agar Allah Ta'ala mengampuni semua dosa-dosa kita. Allah Ta'ala berfirman;

يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا تُوْبُوْآ إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًا


“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat nasuha.” (QS. At-Tahrim : 8)

5. Sebagai penyemangat agar berbekal untuk kehidupan setelah kematian

Sakit merupakan salah satu pertanda dekatnya ajal kematian. Dengan adanya sakit hendaknya seorang muslim sadar bahwa kematiannya pasti akan datang

Sehingga dengan demikian, sakit akan menjadi penyemangat baginya untuk segera berbekal dengan memperbanyak melakukan amalan kebaikan sebelum ajal kematiannya datang. Allah Ta'ala berfirman;

وَأَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنَاكُمْ مِّنْ قَبْلِ أَنْ يَّأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِيْ إِلَى أَجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِّنَ الصَّالِحِيْنَ


”Infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang (tanda-tanda) kematian kepada salah seorang di antara kalian, lalu ia (akan menyesal dan) berkata, “Wahai Rabb-ku, seandainya Engkau menangguhkan (kematian)ku sebentar, sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih.” (QS. Al-Munafiqun : 10.)


Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1425 seconds (0.1#10.140)