Hadis Maudhu': Bila Kiamat Tiba, Allah Taala Menumbuhkan Sayap pada Sebagian Umatku
loading...
A
A
A
Syaikh Muhammad Nashruddin al-Albani menyebut salah satu hadis yang lumayan panjang tentang kondisi sebagian umat Nabi Muhammad SAW ketika kiamat tiba sebagai hadis palsu atau maudhu'. Begini bunyi hadis itu.
"Bila saat kiamat tiba, maka Allah SWT menumbuhkan sayap pada sebagian umatku sehingga mereka dapat terbang dari dalam kuburnya, menuju surga. Di dalamnya mereka berkeliaran dengan bebas dan menikmati segalanya dengan leluasa.
Berkatalah para malaikat kepada mereka, 'Sudahkah kalian melihat hisab?'
Mereka menjawab, 'Kami tidak melihat hisab apa pun.'
Para malaikat bertanya, 'Apakah kalian telah melewati shirath (titian)?'
Mereka menjawab, 'Kami tidak melihat shirath sama sekali.'
Para malaikat bertanya, 'Apakah kalian telah melihat neraka Jahanam?'
Mereka menjawab, 'Kami tidak melihat apa pun.'
Para Malaikat bertanya, 'Dari umat siapakah kalian?'
Mereka menjawab, 'Kami dari umat Muhammad SAW.'
Para malaikat berkata, 'Demi Allah, kami menyukai kalian. Ceritakanlah kepada kami apa amalan kalian sewaktu di dunia?'
Mereka menjawab, 'Ada dua hal yang dahulu selalu ada pada kami, hingga kami mencapai derajat ini dengan keutamaan rahmat Allah.'
Para malaikat bertanya, 'Apa kedua hal itu?'
Mereka menjawab, 'Dahulu, bila tengah menyendiri, kami merasa malu untuk berbuat maksiat kepada-Nya, dan kami selalu merasa puas dan rela dengan apa yang diberikan-Nya kepada kami walaupun sedikit.'
Para malaikat berkata, 'Memang kalian berhak atas ini.'"
"Hadis ini maudhu' ," ujar Syaikh Muhammad Nashruddin al-Albani dalam kitabnya berjudul "Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah" dan telah diterjemahkan AM Basamalah menjadi "Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'"
Menurut al-Albani, hadis ini telah dikeluarkan oleh Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya'Ulumuddin (III/295). Adapun penelitinya, al-Iraqi, mengatakan, "Riwayat tersebut telah diriwayatkan Ibnu Hibban dan ditempatkan pada kitabnya adh-Dhu'afa."
Selain itu, dalam sanadnya terdapat Humaid bin Ali al-Qaisi yang dianggap rusak. Para pakar hadis menganggap Humaid sebagai perawi sanad yang tidak baik. Bukan hanya itu, hadis ini juga tergolong munkar karena bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis sahih yang ada. Wallahu a'lam.
"Bila saat kiamat tiba, maka Allah SWT menumbuhkan sayap pada sebagian umatku sehingga mereka dapat terbang dari dalam kuburnya, menuju surga. Di dalamnya mereka berkeliaran dengan bebas dan menikmati segalanya dengan leluasa.
Berkatalah para malaikat kepada mereka, 'Sudahkah kalian melihat hisab?'
Mereka menjawab, 'Kami tidak melihat hisab apa pun.'
Para malaikat bertanya, 'Apakah kalian telah melewati shirath (titian)?'
Mereka menjawab, 'Kami tidak melihat shirath sama sekali.'
Para malaikat bertanya, 'Apakah kalian telah melihat neraka Jahanam?'
Mereka menjawab, 'Kami tidak melihat apa pun.'
Para Malaikat bertanya, 'Dari umat siapakah kalian?'
Mereka menjawab, 'Kami dari umat Muhammad SAW.'
Para malaikat berkata, 'Demi Allah, kami menyukai kalian. Ceritakanlah kepada kami apa amalan kalian sewaktu di dunia?'
Mereka menjawab, 'Ada dua hal yang dahulu selalu ada pada kami, hingga kami mencapai derajat ini dengan keutamaan rahmat Allah.'
Para malaikat bertanya, 'Apa kedua hal itu?'
Mereka menjawab, 'Dahulu, bila tengah menyendiri, kami merasa malu untuk berbuat maksiat kepada-Nya, dan kami selalu merasa puas dan rela dengan apa yang diberikan-Nya kepada kami walaupun sedikit.'
Para malaikat berkata, 'Memang kalian berhak atas ini.'"
"Hadis ini maudhu' ," ujar Syaikh Muhammad Nashruddin al-Albani dalam kitabnya berjudul "Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah" dan telah diterjemahkan AM Basamalah menjadi "Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'"
Menurut al-Albani, hadis ini telah dikeluarkan oleh Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya'Ulumuddin (III/295). Adapun penelitinya, al-Iraqi, mengatakan, "Riwayat tersebut telah diriwayatkan Ibnu Hibban dan ditempatkan pada kitabnya adh-Dhu'afa."
Selain itu, dalam sanadnya terdapat Humaid bin Ali al-Qaisi yang dianggap rusak. Para pakar hadis menganggap Humaid sebagai perawi sanad yang tidak baik. Bukan hanya itu, hadis ini juga tergolong munkar karena bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis sahih yang ada. Wallahu a'lam.
(mhy)