Abu Nawas Mengubah Hidup Orang dan Menunjukkan Cara Melihat Setan
loading...
A
A
A
Abu Nawas adalah pujangga Arab dan merupakan salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Penyair ulung sekaligus tokoh sufi ini mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami dan hidup pada zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M). Kisah Abu Nawas amat banyak. Ada yang konyol, lucu, dan satir.
Alkisah, suatu hari Abu Nawas sedang bepergian untuk suatu urusan. Tiba-tiba di tengah perjalanan ada ia melihat seorang pria mau melompat dari jembatan. Abu Nawas bergegas menghampirinya, "Jangan! Jangan!" teriak Abu Nawas agak ngos-ngosan.
"Jangan lakukan itu," ujarnya lagi. "Mengapa di usiamu yang masih muda, berpikir untuk terjun ke dalam air yang sangat dingin itu?" tanyanya.
"Karena saya bosan hidup," jawab laki-laki itu.( )
"Nak, dengarkan saya. Jika kamu terjun ke dalam sungai itu, saya harus terjun juga menyusulmu untuk menyelamatkanmu. Air itu dingin sekali. Saya baru saja sembuh dari radang paru-paru. Tahu maksud saya? Saya bisa mati. Saya mempunyai istri dan anak. Apakah kamu mau hidup dengan beban pikiran seperti ini?" ujar Abu Nawas.
"Tentu saja tidak," jawab pemuda itu. ( )
"Maka dengarkan saya. Jadilah orang baik-baik. Bertobatlah dan Allah akan mengampuni kamu. Pulanglah. Nah, dalam kesendirianmu dan di rumahmu yang sepi itu, gantunglah dirimu," ujar Abu Nawas seraya balik kanan, pergi. Pemuda itu pun meninggalkan jembatan tersebut.
Dalam perjalanan selanjutnya, tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri Abu Nawas. Laki-laki yang menemui Abu Nawas ini terkenal dengan kebejatannya. ( )
Tanpa basa-basi laki-laki tadi langsung bertanya kepada Abu Nawas perihal keinginannya agar bisa melihat wujud setan. “Wahai Abu Nawas, aku ingin sekali memiliki kemampuan melihat setan. Apa kau bisa mengajariku bagaimana cara melihatnya?” tanya laki-laki bejat itu.
“Tentu bisa, tepat sekali kau bertemu denganku,” Abu Nawas mengiyakan permintaan laki-laki tadi dengan entengnya.
"Kalau begitu tunjukkan kepadaku," ujar laki-laki itu. ( )
“Itu mudah sekali, apa kau memiliki cermin di rumah?” imbuh Abu Nawas.
“Tentu saja punya wahai Abu Nawas,” jawab laki-laki tadi. ( )
“Jadi begini caranya, pandangi cerminmu betul-betul. Tak butuh waktu lama kau akan melihat wujud setan yang ingin kau ketahui itu,” jelas Abu Nawas.
Laki-laki bejat tadi berlalu sambil tertawa, “kurang ajar kau Abu Nawas”, ucapnya tertawa ngakak. ( )
Alkisah, suatu hari Abu Nawas sedang bepergian untuk suatu urusan. Tiba-tiba di tengah perjalanan ada ia melihat seorang pria mau melompat dari jembatan. Abu Nawas bergegas menghampirinya, "Jangan! Jangan!" teriak Abu Nawas agak ngos-ngosan.
"Jangan lakukan itu," ujarnya lagi. "Mengapa di usiamu yang masih muda, berpikir untuk terjun ke dalam air yang sangat dingin itu?" tanyanya.
"Karena saya bosan hidup," jawab laki-laki itu.( )
"Nak, dengarkan saya. Jika kamu terjun ke dalam sungai itu, saya harus terjun juga menyusulmu untuk menyelamatkanmu. Air itu dingin sekali. Saya baru saja sembuh dari radang paru-paru. Tahu maksud saya? Saya bisa mati. Saya mempunyai istri dan anak. Apakah kamu mau hidup dengan beban pikiran seperti ini?" ujar Abu Nawas.
"Tentu saja tidak," jawab pemuda itu. ( )
"Maka dengarkan saya. Jadilah orang baik-baik. Bertobatlah dan Allah akan mengampuni kamu. Pulanglah. Nah, dalam kesendirianmu dan di rumahmu yang sepi itu, gantunglah dirimu," ujar Abu Nawas seraya balik kanan, pergi. Pemuda itu pun meninggalkan jembatan tersebut.
Dalam perjalanan selanjutnya, tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri Abu Nawas. Laki-laki yang menemui Abu Nawas ini terkenal dengan kebejatannya. ( )
Tanpa basa-basi laki-laki tadi langsung bertanya kepada Abu Nawas perihal keinginannya agar bisa melihat wujud setan. “Wahai Abu Nawas, aku ingin sekali memiliki kemampuan melihat setan. Apa kau bisa mengajariku bagaimana cara melihatnya?” tanya laki-laki bejat itu.
“Tentu bisa, tepat sekali kau bertemu denganku,” Abu Nawas mengiyakan permintaan laki-laki tadi dengan entengnya.
"Kalau begitu tunjukkan kepadaku," ujar laki-laki itu. ( )
“Itu mudah sekali, apa kau memiliki cermin di rumah?” imbuh Abu Nawas.
“Tentu saja punya wahai Abu Nawas,” jawab laki-laki tadi. ( )
“Jadi begini caranya, pandangi cerminmu betul-betul. Tak butuh waktu lama kau akan melihat wujud setan yang ingin kau ketahui itu,” jelas Abu Nawas.
Laki-laki bejat tadi berlalu sambil tertawa, “kurang ajar kau Abu Nawas”, ucapnya tertawa ngakak. ( )
(mhy)