Kisah Penghuni Neraka Terakhir yang Pindah ke Surga
loading...
A
A
A
Ini adalah kisah penghuni neraka terakhir yang bersiap pindah ke dalam surga . Dia keluar dengan merangkak untuk meninggalkan neraka namun wajahnya sulit berpaling dari neraka. Ini menjadikan dirinya takut. Sudah begitu, udara yang sangat panas terus menerus menghembus wajahnya.
"Dia sangat berharap dan berdoa agar Allah SWT memalingkan wajahnya dari neraka," tulis Dr Umar Sulaiman Al-Asygar dalam bukunya berjudul "Ashash al Ghaib fii Shahih al-Hadits an-Nabawi" dan telah diterjemahkan Drs Asmuni menjadi "Kisah-Kisah Gaib dalam Hadits Shahih'.
“Wahai Tuhanku, palingkanlah wajahku dari api neraka. Karena ia telah menyiksaku dengan hembusan anginnya dan membakarku dengan kobaran apinya,” keluh penghuni neraka yang akan pindah ke surga itu.
Dia terus berdoa kepada Allah SWT. Akhirnya Allah berfirman kepadanya, “Apakah kiranya jika engkau diberi itu engkau akan meminta yang lain kepada-Ku?"
Pria itu berkata, “Tidak, demi keperkasaan Engkau, aku tidak meminta lain kepada-Mu."
Dia pun mengajukan kepada Rabbnya berbagai janji dan bukti apa saja yang dikehendaki. Allah SWT lantas memalingkan wajahnya dari api neraka. Allah memberi pembatas antara dirinya dan apa yang datang kepadanya berupa azab, sehingga wajahnya menghadap ke surga.
Pria ini diam sebagaimana yang dikehendaki Allah untuk diam. Dia mengingat semua janjinya bersama Rabbnya untuk tidak meminta kepada-Nya selain apa yang telah dia minta. Akan tetapi, kesenangannya dekat dengan surga dan bersukaria dengan para penghuninya terus membesar di dalam dirinya. Hal itu terus saja demikian sehingga mendorongnya berdoa kepada Rabbnya seraya memohon kepada-Nya sudi kiranya mendekatkan dirinya ke pintu surga.
Allah SWT mencelanya karena tidak memenuhi apa-apa yang sudah dijanjikan. Allah mencerca dan memburukkannya seraya berfirman, “Bukankah engkau telah memberikan janji-janji dan bukti-bukti bahwa engkau tidak akan meminta apa pun kepada-Ku selama-lamanya selain yang telah diberikan kepadamu. Celaka engkau wahai anak Adam dan alangkah gombal janjimu."
Akan tetapi pria itu terus berdoa, memohon dan berharap. Maka, Rabbnya bertanya kepadanya sebagaimana Dia bertanya kepadanya untuk pertama kalinya. “Apakah kiranya jika engkau diberi itu engkau akan meminta yang lain?”
Dia menjawab sebagaimana yang pertama. “Tidak, demi keperkasaan Engkau, aku tidak meminta lain kepadamu.”
Dia pun mengajukan kepada Rabbnya berbagai janji dan bukti apa saja yang dikehendaki. Dia lantas dibawa ke pintu surga.
Ketika dia berdiri di depan pintu surga, pandangannya tertuju kepada apa-apa yang ada di dalamnya berupa kesenangan dan kebahagiaan. Dari seberang pintunya dia melihat sungai-sungai yang mengalir, taman-taman yang lebat, dan mungkin dia juga mendapatkan keharuman semerbak aroma udara yang sangat sejuk, hembusan angin, juga melihat para penghuninya bergelimang nikmat. Maka, dia diam sebagaimana dikehendaki oleh Allah untuk diam.
Pada akhirnya takaran keinginannya menjadi penuh, sedangkan kesabarannya menjadi habis. Dia berdialog lagi dengan Rabbnya Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, Yang Maha Pengasih, dan Maha Penyayang, seraya berdoa kepada-Nya sudi kiranya memasukkan dirinya ke dalam surga.
Maka Allah berfirman kepadanya, “Celaka engkau wahai anak Adam dan alangkah gombal janjimu.'”
Maka, dia berkata kepada Rabb Yang Maha Perkasa, “Wahai Rabbku, aku pasti tidak akan menjadi makhluk-Mu yang paling sengsara."
Pada akhirnya, datang kepadanya jalan keluar. Allah tertawa karena keadaannya, ketika dia berdoa dan memohon serta gombalnya terhadap janji-janji demi mendapatkan apa-apa yang dia cita-citakan.
Siapa saja yang Allah tertawa kepadanya, maka dia telah sangat beruntung. Allah SWT berfirman kepadanya, “Masuklah ke dalam surga.” Dengan demikian, maka cita-citanya menjadi kenyataan dan bala sirna dari dirinya dan Allah mencurahkan kepada dirinya ridha-Nya.
“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung.” (QS Ali Imran: 185)
Ketika Allah memasukkannya ke dalam surga, berfirman kepadanya, “Berharaplah.” Maka dia memohon dan berharap kepada Rabbnya hingga Allah mengingatkannya dengan berfirman demikian dan demikian hingga habis semua angan-angan. Allah berfirman, “Itu milikmu (angan-angan itu milikmu) dan seperti itu pula menyertainya (seperti angan-angan itu pula akan menyertainya).”
Umar Sulaiman Al-Asygar mengatakan Abu Sa'id Al-Khudri mendengar hadis Abu Hurairah. Dikabarkan bahwa dia menghafal hadits itu dari Rasulullah SAW sehingga dia mengabarkan bahwa dirinya menghafal dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ungkapannya, “dan sepuluh kali dari semua itu akan menyertainya'.
"Dia sangat berharap dan berdoa agar Allah SWT memalingkan wajahnya dari neraka," tulis Dr Umar Sulaiman Al-Asygar dalam bukunya berjudul "Ashash al Ghaib fii Shahih al-Hadits an-Nabawi" dan telah diterjemahkan Drs Asmuni menjadi "Kisah-Kisah Gaib dalam Hadits Shahih'.
“Wahai Tuhanku, palingkanlah wajahku dari api neraka. Karena ia telah menyiksaku dengan hembusan anginnya dan membakarku dengan kobaran apinya,” keluh penghuni neraka yang akan pindah ke surga itu.
Dia terus berdoa kepada Allah SWT. Akhirnya Allah berfirman kepadanya, “Apakah kiranya jika engkau diberi itu engkau akan meminta yang lain kepada-Ku?"
Pria itu berkata, “Tidak, demi keperkasaan Engkau, aku tidak meminta lain kepada-Mu."
Dia pun mengajukan kepada Rabbnya berbagai janji dan bukti apa saja yang dikehendaki. Allah SWT lantas memalingkan wajahnya dari api neraka. Allah memberi pembatas antara dirinya dan apa yang datang kepadanya berupa azab, sehingga wajahnya menghadap ke surga.
Pria ini diam sebagaimana yang dikehendaki Allah untuk diam. Dia mengingat semua janjinya bersama Rabbnya untuk tidak meminta kepada-Nya selain apa yang telah dia minta. Akan tetapi, kesenangannya dekat dengan surga dan bersukaria dengan para penghuninya terus membesar di dalam dirinya. Hal itu terus saja demikian sehingga mendorongnya berdoa kepada Rabbnya seraya memohon kepada-Nya sudi kiranya mendekatkan dirinya ke pintu surga.
Allah SWT mencelanya karena tidak memenuhi apa-apa yang sudah dijanjikan. Allah mencerca dan memburukkannya seraya berfirman, “Bukankah engkau telah memberikan janji-janji dan bukti-bukti bahwa engkau tidak akan meminta apa pun kepada-Ku selama-lamanya selain yang telah diberikan kepadamu. Celaka engkau wahai anak Adam dan alangkah gombal janjimu."
Akan tetapi pria itu terus berdoa, memohon dan berharap. Maka, Rabbnya bertanya kepadanya sebagaimana Dia bertanya kepadanya untuk pertama kalinya. “Apakah kiranya jika engkau diberi itu engkau akan meminta yang lain?”
Dia menjawab sebagaimana yang pertama. “Tidak, demi keperkasaan Engkau, aku tidak meminta lain kepadamu.”
Dia pun mengajukan kepada Rabbnya berbagai janji dan bukti apa saja yang dikehendaki. Dia lantas dibawa ke pintu surga.
Ketika dia berdiri di depan pintu surga, pandangannya tertuju kepada apa-apa yang ada di dalamnya berupa kesenangan dan kebahagiaan. Dari seberang pintunya dia melihat sungai-sungai yang mengalir, taman-taman yang lebat, dan mungkin dia juga mendapatkan keharuman semerbak aroma udara yang sangat sejuk, hembusan angin, juga melihat para penghuninya bergelimang nikmat. Maka, dia diam sebagaimana dikehendaki oleh Allah untuk diam.
Pada akhirnya takaran keinginannya menjadi penuh, sedangkan kesabarannya menjadi habis. Dia berdialog lagi dengan Rabbnya Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, Yang Maha Pengasih, dan Maha Penyayang, seraya berdoa kepada-Nya sudi kiranya memasukkan dirinya ke dalam surga.
Maka Allah berfirman kepadanya, “Celaka engkau wahai anak Adam dan alangkah gombal janjimu.'”
Maka, dia berkata kepada Rabb Yang Maha Perkasa, “Wahai Rabbku, aku pasti tidak akan menjadi makhluk-Mu yang paling sengsara."
Pada akhirnya, datang kepadanya jalan keluar. Allah tertawa karena keadaannya, ketika dia berdoa dan memohon serta gombalnya terhadap janji-janji demi mendapatkan apa-apa yang dia cita-citakan.
Siapa saja yang Allah tertawa kepadanya, maka dia telah sangat beruntung. Allah SWT berfirman kepadanya, “Masuklah ke dalam surga.” Dengan demikian, maka cita-citanya menjadi kenyataan dan bala sirna dari dirinya dan Allah mencurahkan kepada dirinya ridha-Nya.
“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung.” (QS Ali Imran: 185)
Ketika Allah memasukkannya ke dalam surga, berfirman kepadanya, “Berharaplah.” Maka dia memohon dan berharap kepada Rabbnya hingga Allah mengingatkannya dengan berfirman demikian dan demikian hingga habis semua angan-angan. Allah berfirman, “Itu milikmu (angan-angan itu milikmu) dan seperti itu pula menyertainya (seperti angan-angan itu pula akan menyertainya).”
Umar Sulaiman Al-Asygar mengatakan Abu Sa'id Al-Khudri mendengar hadis Abu Hurairah. Dikabarkan bahwa dia menghafal hadits itu dari Rasulullah SAW sehingga dia mengabarkan bahwa dirinya menghafal dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ungkapannya, “dan sepuluh kali dari semua itu akan menyertainya'.
(mhy)