Rukun Sholat yang Perlu Diketahui dan Tidak Boleh Terlewatkan

Minggu, 25 September 2022 - 05:15 WIB
loading...
Rukun Sholat yang Perlu Diketahui dan Tidak Boleh Terlewatkan
Rukun sholat sangat penting diketahui. Jika salah satu rukun ini tidak ada, maka sholat pun tidak dianggap sholat secara syar’i dan tidak bisa diganti dengan sujud sahwi. Foto istimewa
A A A
Rukun sholat sangat penting diketahui. Jika salah satu rukun ini tidak ada, maka sholat pun tidak dianggap sholat secara syar’i dan juga tidak bisa diganti dengan sujud sahwi. Karena yang dimaksud dengan rukun sholat adalah setiap perkataan atau perbuatan yang akan membentuk hakikat sholat.

Berikut adalah rukun-rukun sholat yang dihimpun dari hadis-hadis Nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam, antara lain merujuk dari sahih Shahiih al-Jaami’ush Shaghiir, kitab hadis Sahih Bukhari, Sunan Abu Dawud, dan lainnya).



1. Niat dan berdiri bagi yang mampu saat mengerjakan sholat wajib.

Allah berfirman :

وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ


“… Dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” [Al-Baqarah: 238]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat sambil berdiri. Beliau juga menyuruh ‘Imran bin Hushain untuk mengerjakan yang demikian. Beliau berkata kepadanya:

“Shalatlah sambil berdiri. Jika engkau tidak bisa, maka (shalatlah) sambil duduk. Jika tidak bisa, maka (shalatlah) dengan (tidur) miring (yaitu di atas tubuh bagian kanan dengan wajah menghadap kiblat." (Shahiih al-Jaami’ush Shaghiir)

2. Takbiratul ihram

Dari ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

“Kunci shalat adalah bersuci. Pengharamnya (pembukanya) adalah takbir dan penghalalnya (penutupnya) adalah salam.“ (HR. Ibnu Majah Tirmidzi, dan Abu Dawud).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada orang yang buruk shalatnya:
“Jika engkau hendak shalat, maka bertakbirlah.”

3. Membaca al-Fatihah pada setiap raka’at

Dari ‘Ubadah bin ash-Shamit Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بَفَاتِحَةِ الْكِتَابِ


“Tidak (sah) shalat orang yang tidak membaca fatihatul kitab (al-Faatihah).“ (HR. Mutafaqun 'Alaihi)

4, 5. Ruku’ secara thuma’ninah (tenang)

Berdasarkan firman Allah Ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabb-mu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS. Al-Hajj: 77).

Juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang buruk sholatnya:
“Kemudian ruku’lah hingga kau merasa tenang dalam ruku’mu.” (Sunan An-Nas'i dan Sunan Ibnu Majah).

6, 7. Berdiri tegak setelah ruku’ sambil thuma’ninah di dalamnya.

Dari Abu Mas’ud al-Anshari Radhiyallahu anhuma. Dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak diganjar shalat seseorang yang tidak menegakkan punggungnya dalam ruku’ dan sujud.” (Sunan An-Nas'i dan Sunan Ibnu Majah).

Beliau juga berkata kepada orang yang buruk shalatnya:“Kemudian bangkitlah hingga kau tegak berdiri.” (Sunan An-Nas'i dan Sunan Ibnu Majah)

8, 9. Sujud dan thuma’ninah di dalamnya

Berdasarkan firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا


“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu...” (Al-Hajj: 77).

Juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap orang yang buruk shalatnya, “Kemudian bersujudlah hingga engkau thuma’ninah dalam sujudmu. Lalu bangkitlah hingga engkau thuma’ninah dalam dudukmu. Lantas bersujudlah hingga engkau thuma’ninah dalam sujudmu.” (Sunan An-Nas'i dan Sunan Ibnu Majah)

Anggota sujud:

Dari Ibnu ‘Abbas, dia mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Aku diperintah untuk bersujud di atas tujuh tulang: di atas dahi, -sambil menunjuk ke hidungnya-, kedua tangan, kedua lutut, serta ujung jari-jemari kedua kaki.” (HR. Bukhari)

Juga dari Ibnu ‘Abbas, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Tidak (sempurna) shalat orang yang tidak menempelkan hidungnya ke tanah sebagaimana menempelkan dahinya.” (HR Ad-Daraquthni).

10, 11. Duduk di antara dua sujud serta thuma’ninah padanya.

Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak diganjar shalat seseorang yang tidak menegakkan (meluruskan) punggungnya dalam ruku’ dan sujud.”

Juga berdasarkan perintah beliau pada orang yang buruk shalatnya agar melakukan hal ini, sebagaimana telah dibicarakan dalam pembahasan sujud.

12. Tasyahhud akhir

Dari banyak riwayat antara lain HR. Baihaqi.

13. Shalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah tasyahhud akhir

Berdasarkan hadis Fadhalah bin ‘Ubaid al-Anshari: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang sedang shalat. Dia tidak memuji dan mengagungkan Allah. Tidak pula bershalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia lalu pergi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Orang ini terlalu tergesa-gesa.” Kemudian beliau memanggilnya lalu berkata kepadanya dan kepada selainnya, “Jika salah seorang di antara kalian shalat, hendaklah ia memulai dengan sanjungan dan pujian pada Rabb-nya lalu bershalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah itu dia boleh berdo’a sesuka hatinya.” (Sanadnya Shahih, Sunan At Tirmidzi).

14. Salam

Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مِفْتَـاحُ الصَّلاَةِ الطَّهُوْرُ، وَالتَّحْرِيْمُهَا التَّكْبِيْرُ، وَالتَّحْلِيْلُهَا التَّسْلِيْمُ


“Kunci sholat adalah bersuci.Pengharamnya (pembukanya) adalah takbir dan penghalalnya (penutupnya) adalah salam.“ (HR. Ibnu Majah Tirmidzi, dan Abu Dawud).



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2158 seconds (0.1#10.140)