Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi: Memperingati Maulid Nabi Bukan Bid'ah
loading...
A
A
A
Ulama kharismatik asal Mesir yang juga ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional Syaikh DR Yusuf Al-Qaradhawi baru saja berpulang ke Rahmatullah. Namun, ilmu dan fatwa-fatwa beliau tetap berfaedah untuk umat muslim.
Salah satu fatwa Beliau yang sangat menarik ialah tentang peringatan Maulid Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam. Seperti diketahui, hari ini kita memasuki bulan Maulid 1 Rabiul Awal 144 Hijriyah.
Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi berkata tentang Maulid Nabi Muhammad bahwa itu hal yang terpuji dan bukanlah Bid'ah.
"Mengingatkan manusia dengan makna-makna yang baik untuk sirah-sirah yang utama inilah perkara yang dipuji dan tidaklah patut dicela. Oleh sebab itu tidak ada maknanya bagi sebagian manusia yang mengatakan bahwa kalian membuat bid'ah ketika memperingati hari kelahiran Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam, maka kami mengingatkan manusia dengan nikmat risalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan risalah yang mana Allah telah menyifatkan dalam firman-Nya:
Artinya: "Dan tidak Kami utus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat kepada seluruh alam." (QS. Al-Anbiya Ayat 107)
Syaikh Yusuf Qaradhawi membolehkan perayaan Maulid Nabi Muhammad. Perayaan seperti itu dibolehkan guna megingat kembali sirah perjuangan Rasulullah SAW, kepribadian Rasulullah yang agung, dan misi yang dibawanya dari Allah kepada alam semesta.
Menurut beliau, perayaan Maulid Nabi tidak termasuk dalam kategori bid'ah. Dalam fatwanya, Syaikh Qaradhawi melandaskan pendapatnya dengan mengatakan bahwa memperingati kelahiran Rasulullah SAW adalah mengingatkan umat Islam terhadap nikmat luar biasa kepada mereka.
"Mengingat nikmat Allah adalah sesuatu yang disyariatkan, terpuji dan memang diperintahkan. Allah memerintahkan kita untuk mengingat nikmat Allah," ujar Qaradhawi.
Syaikh Yusuf Qaradhawi juga mengatakan bahwa peringatan Maulid Nabi jangan sampai dicampur dengan ragam kemungkaran dan penyimpangan syariat serta melakukan apa yang tidak diberikan kekuatan apapun oleh Allah.
"Menganggap peringatan Maulid adalah bid'ah dan semua bid'ah itu sesat dan tempatnya di neraka, itu tidak benar sama sekali. Yang kita tolak adalah mencampur peringatan itu dengan berbagai penyimpangan syariat Islam dan melakukan sesuatu yang tidak diberi kekuasaan apapun oleh Allah seperti yang terjadi di sebagian tempat," kata Qaradhawi.
Fatwa Qaradhawi dikeluarkan untuk menjawab pertanyaan sejumlah umat Islam yang menanyakan, "Apa hukumnya merayakan maulid Nabi dan perayaan Islam lainnya, seperti perayaan tahun baru Hijriyah, Isra Mi'raj dan lainnya?"
Maka, Syaikh Qaradhawi menjawab antara lain bahwa, "Mengingat nikmat itu diperintahkan, terpuji dan memang dianjurkan. Mengingatkan umat Islam dengan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam yang di dalamnya terdapat pelajaran yang bermanfaat, bukan sesuatu yang tercela, dan tidak bisa disebut sebagai bid’ah atau kesesatan."
Beliau menambahkan, "Termasuk hak kami adalah mengingat sirah perjalanan Rasulullah SAW dalam ragam peringatan. Ini bukan peringatan yang bid'ah. Karena kita mengingatkan manusia dengan Sirah Nabawiyah yang mengikatkan mereka dengan misi Nabi Muhammad. Ini adalah kenikmatan luar biasa."
Demikian fatwa Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi tentang peringatan Maulid Nabi. Semoga kita termasuk orang-orang yang mencintai Rasulillah SAW dan mengikuti sunnah-sunnahnya.
Berikut video singkat Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi diunggah "Channel Sendal Djepit" di kanal YouTube 20 Desember 2015:
Salah satu fatwa Beliau yang sangat menarik ialah tentang peringatan Maulid Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam. Seperti diketahui, hari ini kita memasuki bulan Maulid 1 Rabiul Awal 144 Hijriyah.
Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi berkata tentang Maulid Nabi Muhammad bahwa itu hal yang terpuji dan bukanlah Bid'ah.
"Mengingatkan manusia dengan makna-makna yang baik untuk sirah-sirah yang utama inilah perkara yang dipuji dan tidaklah patut dicela. Oleh sebab itu tidak ada maknanya bagi sebagian manusia yang mengatakan bahwa kalian membuat bid'ah ketika memperingati hari kelahiran Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam, maka kami mengingatkan manusia dengan nikmat risalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan risalah yang mana Allah telah menyifatkan dalam firman-Nya:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: "Dan tidak Kami utus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat kepada seluruh alam." (QS. Al-Anbiya Ayat 107)
Syaikh Yusuf Qaradhawi membolehkan perayaan Maulid Nabi Muhammad. Perayaan seperti itu dibolehkan guna megingat kembali sirah perjuangan Rasulullah SAW, kepribadian Rasulullah yang agung, dan misi yang dibawanya dari Allah kepada alam semesta.
Menurut beliau, perayaan Maulid Nabi tidak termasuk dalam kategori bid'ah. Dalam fatwanya, Syaikh Qaradhawi melandaskan pendapatnya dengan mengatakan bahwa memperingati kelahiran Rasulullah SAW adalah mengingatkan umat Islam terhadap nikmat luar biasa kepada mereka.
"Mengingat nikmat Allah adalah sesuatu yang disyariatkan, terpuji dan memang diperintahkan. Allah memerintahkan kita untuk mengingat nikmat Allah," ujar Qaradhawi.
Syaikh Yusuf Qaradhawi juga mengatakan bahwa peringatan Maulid Nabi jangan sampai dicampur dengan ragam kemungkaran dan penyimpangan syariat serta melakukan apa yang tidak diberikan kekuatan apapun oleh Allah.
"Menganggap peringatan Maulid adalah bid'ah dan semua bid'ah itu sesat dan tempatnya di neraka, itu tidak benar sama sekali. Yang kita tolak adalah mencampur peringatan itu dengan berbagai penyimpangan syariat Islam dan melakukan sesuatu yang tidak diberi kekuasaan apapun oleh Allah seperti yang terjadi di sebagian tempat," kata Qaradhawi.
Fatwa Qaradhawi dikeluarkan untuk menjawab pertanyaan sejumlah umat Islam yang menanyakan, "Apa hukumnya merayakan maulid Nabi dan perayaan Islam lainnya, seperti perayaan tahun baru Hijriyah, Isra Mi'raj dan lainnya?"
Maka, Syaikh Qaradhawi menjawab antara lain bahwa, "Mengingat nikmat itu diperintahkan, terpuji dan memang dianjurkan. Mengingatkan umat Islam dengan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam yang di dalamnya terdapat pelajaran yang bermanfaat, bukan sesuatu yang tercela, dan tidak bisa disebut sebagai bid’ah atau kesesatan."
Beliau menambahkan, "Termasuk hak kami adalah mengingat sirah perjalanan Rasulullah SAW dalam ragam peringatan. Ini bukan peringatan yang bid'ah. Karena kita mengingatkan manusia dengan Sirah Nabawiyah yang mengikatkan mereka dengan misi Nabi Muhammad. Ini adalah kenikmatan luar biasa."
Demikian fatwa Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi tentang peringatan Maulid Nabi. Semoga kita termasuk orang-orang yang mencintai Rasulillah SAW dan mengikuti sunnah-sunnahnya.
Berikut video singkat Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi diunggah "Channel Sendal Djepit" di kanal YouTube 20 Desember 2015:
(rhs)