Hadis Nabi tentang Sapi dan Srigala yang Berbicara dengan Bahasa Manusia

Sabtu, 04 Juli 2020 - 05:00 WIB
loading...
Hadis Nabi tentang Sapi dan Srigala yang Berbicara dengan Bahasa Manusia
Sapi membajak sawah. Foto/Ilustrasi/Antara
A A A
Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah berkata, usai salat subuh Rasulullah menghadap kepada para jamaah. Beliau bercerita tentang seekor sapi yang bisa berbicara kepada pemiliknya dan seekor serigala yang berbicara dengan penggembala kambing.

Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan Rasulullah menyampaikan kepada kita tentang sebagian keajaiban dan keunikan yang terjadi pada sebagian orang pada masa umat sebelumnya. ( )

Beliau menyampaikan tentang seorang laki-laki yang menaiki punggung seekor sapi sebagaimana orang-orang menunggang punggung kuda, keledai dan baghl.

Sapi ini ogah-ogahan, maka penunggangnya memukulinya agar berjalan lebih cepat. Tiba-tiba sapi itu menoleh kepadanya, lalu berkata kepadanya dengan ucapan manusia yang mengingkari perbuatannya yang menyalahi sunnatullah pada makhluknya, "Kami tidak diciptakan untuk ini, tetapi kami diciptakan untuk membajak sawah."

Seolah-olah sapi ini berkata kepada pengendara, "Kamu telah berbuat zalim kepadaku dengan mengendaraiku, karena kamu telah menggunakanku untuk sesuatu di mana Allah menciptakanku bukan untuk hal itu."

Kezaliman adalah meletakkan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Para sahabat takjub. Kisah ini memang mengundang ketakjuban. Mereka berkata, "Subhanallah, seekor sapi berbicara." ( )

Ucapan mereka ini bukan merupakan sikap mendustakan Rasulullah. Tidak mungkin mereka mendustakan. Akan tetapi, para sahabat mendengar sesuatu di luar adat kebiasaan yang terlihat. Maka Nabi menegaskan lagi berita ini dan menetapkannya dengan mengatakan bahwa dirinya beriman kepada hal itu, begitu pula Abu Bakar dan Umar.

"Sesungguhnya aku beriman kepadanya, begitu pula Abu Bakar dan Umar," ujar Rasulullah. Pada saat beliau menyampaikan hadis ini Abu Bakar dan Umar sedang tidak hadir di masjid bersamanya.

Nabi mengucapkan hal ini ketika keduanya tidak hadir karena beliau mengetahui besarnya kepercayaan keduanya kepada Allah dan besarnya keyakinan dan iman keduanya terhadap kodrat Allah di atas segala sesuatu, termasuk atas sapi yang berbicara ini.( )

Selain sapi yang berbicara dengan penunggangnya, Nabi juga menceritakan kisah lain tentang seekor serigala dan seorang penggembala.

Serigala ini menyerang domba milik seorang penggembala. Ia mengambil seekor domba. Penggembala ini adalah seorang yang kuat dan berani. Dia pun mengejar serigala itu dan menyelamatkan domba itu darinya. Maka serigala itu memandang penggembala itu dan berkata, "Kamu menyelamatkan domba ini dariku. Lalu siapa yang akan menyelamatkannya pada hari datangnya binatang buas di mana pada hari itu tidak ada penggembala selain diriku?"

Abu Nuaim meriwayatkan dalam Dalailin Nubuwah, bahwa kisah ini terjadi pada seorang sahabat yang bernama Uhban bin Aus. Seekor serigala menyerang dombanya. Serigala itu menerkam seekor domba. Uhban berteriak, lalu serigala itu duduk di atas ekornya.( )

Serigala itu berbicara kepadanya, "Siapa yang akan menjaganya di hari ketika kamu sedang sibuk darinya? Kamu telah menghalangiku mendapatkan rizki dari Allah."

Uhban berkata, "Lalu aku menepuk tanganku. Aku berkata, 'Demi Allah aku tidak melihat sesuatu yang lebih aneh dari ini." (Hal ini terjadi setelah Nabi diangkat menjadi Rasul).



Serigala itu berkata, "Ada yang lebih aneh dari itu, seorang utusan Allah di kota yang ditumbuhi kurma, dia mengajak kepada Allah." Lalu Uhban datang kepada Rasulullah, ia menceritakan hal itu dan masuk Islam.

Rasulullah telah menyampaikan bahwa Kiamat tidak terjadi hingga binatang buas berbicara kepada manusia dengan bahasa mereka. Ini pasti terjadi karena Nabi
telah menyampaikannya.



Syaikh ‘Umar Sulaiman mengingatkan walaupun kita takjub bahwa ada binatang yang berbicara kepada manusia dengan bahasanya, kita tetap beriman dan mempercayai berita Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, orang yang jujur dan terpercaya. Kita tetap percaya kepada kodrat (kekuasaan) Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah telah memberitakan bahwa anggota tubuh manusia pada hari Kiamat akan berbicara dan menjadi saksi atasnya.

وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا ۖ قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan". (QS Fusshilat : 21)

Serigala ini mengisyaratkan hari datangnya binatang buas di masa yang akan datang. Pada hari itu ternak-ternak dibiarkan bebas, maka binatang-binatang buas menyerangnya dan merusaknya karena tidak ada yang menjaga dan melindunginya.



Sepertinya hal ini terjadi menjelang datangnya Kiamat pada saat puncak fitnah. Sebagaimana orang-orang takjub terhadap seekor sapi yang berbicara, mereka juga takjub terhadap seekor serigala yang berbicara. Mereka mengucapkan apa yang mereka ucapkan dan Nabi menjawab mereka dengan jawaban yang sama.

Sesuatu yang aneh bagi para sahabat adalah berbicaranya hewan kepada manusia dengan bahasa manusia. Adapun manusia berbicara dengan hewan dengan bahasanya, ini perkara lain.



Kisah tentang sapi dan srigala yang bisa berbicara dengan bahasa manusia ini diriwayatkan oleh Bukhari di beberapa tempat dalam Shahih-nya yang paling komplit adalah riwayat dalam Kitab Ahadisil Anbiya’, 6/512, no. 3471. Diriwayatkan pula dalam Kitab Fadhoilus Shahabah, bab sabda Nabi, "Seandainya aku mengangkat seorang kekasih." (7/18, no. 2663)

Selain itu diriwayatkan dalam Kitabul Hartsi wal Muzaroah, bab menggunakan sapi untuk membajak, 5/8, no. 2324. Bukhari menyebutkan dalam bab keutamaan Umar, Kitab Fadhoilus Shahabah tentang kisah serigala yang berbicara kepada penggembala (tanpa kisah sapi), 7/42, no. 3690.



Nabi Sulaiman
Nabiyullah Sulaiman mengerti bahasa burung dan hewan. Allah telah menyampaikan bahwa ketika pasukan Sulaiman mendatangi lembah semut, "Berkatalah seekor semut, 'Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya sedangkan mereka tidak menyadari.' Maka Sulaiman tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. " (QS. An-Naml: 18-19).



Ketika Sulaiman memeriksa bala tentaranya di mana salah satunya adalah pasukan burung, dia tidak melihat hudhud, salah seorang bala tentaranya. Sulaiman mengancam akan menyembelihnya jika ia pulang tanpa memberi alasan yang benar tentang ketidakhadirannya.

Ketika hudhud hadir dan berdiri di depannya, dia berkata kepada Sulaiman, "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar." (QS An-Naml: 22-23).



Dan seterusnya, seperti yang dikatakan kepada Sulaiman. Hudhud menyampaikan berita tentang Ratu Saba' dan rakyatnya, juga kesyirikan mereka. Lalu Sulaiman memintanya agar menyampaikan suratnya kepada Ratu Saba' dan meminta balasan Ratu Saba' atas surat Sulaiman.

Sebagian binatang ada yang berbicara kepada Rasulullah dan beliau mengerti apa yang mereka katakan. Seekor unta pernah mengadu kepada beliau tentang perlakuan buruk majikannya yang selalu memukulinya.



Menurut Syaikh ‘Umar Sulaiman, pelajaran dan faedah hadis nabi ini antara lain.

1. Anjuran memberi nasihat dengan peristiwa-peristiwa yang menunjukkan besarnya kodrat Allah.

2. Rasulullah menyampaikan hadis ini kepada para sahabat setelah salat Subuh. Ini bermakna bahwa boleh memberi nasihat ba’da Subuh.

3. Keagungan kodrat Allah dalam makhluknya. Allah mampu mengajarkan hewan untuk berbicara dengan bahasa manusia.

4. Seorang muslim harus mempercayai berita-berita yang disampaikan oleh Al-Qur'an atau hadis dengan sanad yang sahih kepada Rasulullah, walaupun berita-berita itu aneh. Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara hadis mutawatir dan hadis ahad.

Adapun kisah-kisah palsu, dusta dan hadisnya tidak sahih, maka tidak boleh diriwayatkannya kecuali untuk menjelaskan kelemahan dan kepalsuannya.

5. Tidak boleh menggunakan hewan untuk sesuatu di mana Allah tidak menciptakannya untuk itu, seperti menggunakan kambing untuk membajak sawah atau sapi untuk ditunggangi dan membawa beban. Allah telah menciptakan binatang untuk menunaikan tugas yang sesuai dengan penciptaan dan kemampuannya.

6. Hadis ini juga menginformasikan tentang keutamaan Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Rasulullah telah menyampaikan bahwa iman keduanya begitu besar, keyakinan keduanya begitu kuat, pengetahuan keduanya terhadap besarnya kekuatan dan sempurnanya kodrat Allah begitu sempurna.

Keduanya membenarkan apa yang disampaikan oleh Rasulullah tanpa maju-mundur, walaupun keduanya tidak hadir saat shalat Subuh tersebut. Dan biasanya keduanya tidak pernah tidak hadir kecuali jika keduanya sedang tidak berada di kota Madinah bergabung dengan pasukan yang diutus oleh Rasulullah atau mengemban tugas lain yang dibebankan oleh Rasulullah.

Telah diketahui dari kehidupan Abu Bakar dan Umar bahwa kedua orang ini tidak pernah tertinggal salat bersama Rasulullah jika keduanya sedang berada di dalam kota. (
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2673 seconds (0.1#10.140)