Fitnah? Biar Nggak Gagal Paham, Begini Kata Al-Qur'an

Kamis, 03 November 2022 - 11:06 WIB
loading...
Fitnah? Biar Nggak Gagal Paham, Begini Kata Al-Quran
Dari sekian banyak ayat-ayat yang berbicara mengenai fitnah, setidaknya ada lima makna fitnah dalam Al-Quran. Foto/Ilustrasi: Ist/mhy
A A A
" Dewi Perssik Laporkan 3 Tukang Fitnah ke Polisi" begitu judul berita sebuah media. Lalu judul berita lain berbunyi: "Viral 'Kuda Troya di PDIP', Hasto Pastikan Fitnah Adu Domba". Dua judul berita tersebut bicara soal fitnah. Lalu apa sejatinya makna fitnah dalam Al-Qur'an ?

Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI mendefinisikan makna fitnah ialah suatu perkataan bohong atau tanpa dasar kebenarannya yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang, seperti pencemaran nama baik atau dalam bentuk kehormatan lainnya.

Menilik dua judul berita di atas, fitnah yang dimaksud adalah sesuai definisi KBBI. Nah, ternyata makna fitnah versi KBBI berbeda dengan makna fitnah dalam Al-Qur'an dan bahasa Arab.



Fitnah dalam bahasa arab adalah cobaan dan ujian (fatana). Ibnu Manzur dalam Lisan al-‘Arabi menyebutkan bahwa makna fitnah di antaranya adalah al-ibtila (bala), al-imtihan (ujian), dan al-iktibar (cobaan). Asal kata fitnah ialah fatantu al-fiddah wa al-dzahab, yakni membakar perak dan emas dengan api untuk memisahkan antara yang palsu dan yang asli.

Laman Tafsir Al-Quran mencatat kata fitnah dan derivasinya disebutkan sebanyak 60 kali dalam Al-Qur'an yang tersebar pada 32 surah, mulai dari surah al-Baqarah hingga surah al-Buruj. Dari ayat-ayat tersebut, Al-Qur'an menggunakan beberapa bentuk kata fitnah, yakni: fitnah, fatannā, lā yaftinannakum, yaftinahum, futinū, layaftinūnaka, futūnan, futintum, linaftinahum, tuftanūn, la yuftanūn, bifātinīn, yuftanūn, maftūn, linaftinahum dan fatanū (Mu‘jam Mufradāt Alfāz al-Qurān).

Banyaknya penyebutan istilah fitnah menggambarkan kepada kita bahwa persoalan ini merupakan salah satu tema sentral Al-Qur'an atau setidaknya penting untuk dibicarakan secara intensif. Yang harus diperhatikan dari keragaman penyebutan tersebut adalah perbedaan makna fitnah yang terkandung pada setiap ayat sesuai dengan konteks kalimat.

Dari sekian banyak ayat-ayat yang berbicara mengenai fitnah, setidaknya ada lima makna fitnah dalam Al-Qur'an yaitu:



Pertama, fitnah dalam arti azab. Makna fitnah dalam Al-Qur'an yang pertama adalah azab atau siksa. Hal ini disebutkan dalam surah az-Zariyat [51] ayat 13-14 yang berbunyi:

يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُوْنَ ١٣ ذُوْقُوْا فِتْنَتَكُمْۗ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تَسْتَعْجِلُوْنَ ١٤

(Hari pembalasan itu ialah) pada hari (ketika) mereka diazab di dalam api neraka. (Dikatakan kepada mereka), “Rasakanlah azabmu ini. Inilah azab yang dahulu kamu minta agar disegerakan.” (QS. Az-Zariyat [51] ayat 13-14)

Al-Sa’adi dalam kitab "Taisir al-Karim al-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannan" menjelaskan, makna fitnah pada ayat ini adalah azab neraka. Hal serupa disampaikan oleh al-Maraghi dalam kitabnya "Tafsir al-Maraghi".

Menurutnya, di akhirat kelak malaikat penjaga neraka akan berkata kepada penghuninya dengan ejekan, “Rasakanlah azabmu ini. Inilah azab yang dahulu kamu minta agar disegerakan.”

Kedua, fitnah dalam arti mendatangkan cobaan (menyiksa) atau mendatangkan bencana seperti membunuh. Hal ini disebutkan dalam surah al-Buruj [85] ayat 10 yang berbunyi:

اِنَّ الَّذِيْنَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوْبُوْا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيْقِۗ ١٠

Sungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan (bencana, membunuh, menyiksa) kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan lalu mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat azab Jahanam dan mereka akan mendapat azab (neraka) yang membakar.” ( QS. Al-Buruj [85] ayat 10).

Secara umum, ayat ini memberitahukan bahwa Allah swt memberikan ancaman kepada orang-orang yang sering menganiaya kaum muslimin. Mereka yang suka menyiksa ini – baik laki-laki maupun perempuan – dan tidak pula bertobat atas kesalahan tersebut dengan meminta ampun kepada Allah serta meminta maaf kepada korban, maka Allah swt akan memasukkan mereka ke dalam api neraka.



Ketiga, fitnah dalam arti ujian. Makna fitnah dalam Al-Qur'an yang ketiga adalah cobaan atau ujian. Hal ini telah disebutkan oleh Al-Qur'an dalam surah al-Anfal [8] ayat 28 yang berbunyi:

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ ࣖ ٢٨

“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.” ( QS. Al-Anfal [8] ayat 28).

Berkenaan dengan ayat di atas, az-Zamakhsyari dalam Tafsir al-kasysyaf menjelaskan bahwa harta benda dan keturunan dikategorikan sebagai fitnah (fitnatun), karena mereka – sering kali – menjadi penyebab terjerumusnya seseorang ke dalam dosa, yakni mengkhianati amanah yang diperintahkan pada ayat sebelumnya. Dengan demikian, dalam konteks ini fitnah memiliki makna ujian atau cobaan bagi manusia.

Pandangan serupa disampaikan oleh al-Sa’adi. Menurutnya, makna fitnah pada ayat ini adalah cobaan atau ujian. Jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka dapat dipahami surah al-Anfal [8] ayat 28 menjelaskan bahwa harta dan anak-anak adalah salah satu cobaan atau ujian bagi seseorang dalam menunaikan amanah. Karena itu, ia harus benar-benar berhati-hati dalam menjalankan amanah.

Keempat, fitnah dalam arti penipuan, kesesatan atau penyimpangan. Hal ini disebutkan oleh Al-Qur'an dalam surah al-A’raf [7] ayat 27 yang berbunyi:

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ ٢٧

Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” ( QS. al-A’raf [7] ayat 27).



Kelima, fitnah dalam arti bencana. Hal ini telah disebutkan dalam surah al-Maidah [5] ayat 71 yang berbunyi:

وَحَسِبُوْٓا اَلَّا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ فَعَمُوْا وَصَمُّوْا ثُمَّ تَابَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ثُمَّ عَمُوْا وَصَمُّوْا كَثِيْرٌ مِّنْهُمْۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا يَعْمَلُوْنَ ٧١

Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi bencana apa pun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), karena itu mereka menjadi buta dan tuli, kemudian Allah menerima tobat mereka, lalu banyak di antara mereka buta dan tuli. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” ( QS. Al-Maidah [5] ayat 71).

Menurut Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya, Tafsir Marah Labid, makna fitnah dalam surah al-Maidah [5] ayat 71 adalah bencana. Ayat ini berbicara tentang bani Israil yang mengira bahwa mereka tidak akan ditimpa bencana atas perbuatan jahat yang mereka lakukan, yakni membunuh para nabi dengan keji dan mendustakan ajarannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa makna fitnah dalam Al-Qur'an tidaklah tunggal, tetapi bervariatif sesuai konteks kalimat di mana ia berada. Meskipun demikian, mengutip Toshihiko Izutsu, setiap kata Al-Qur'an – dalam konteks ini fitnah – memiliki makna denotatif atau makna dasar yang melekat padanya sekalipun dibawa pada konteks berbeda. Wallahu a’lam.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1407 seconds (0.1#10.140)