Perjalanan Spiritual Lex Hixon, Mimpi Bertemu Rasulullah SAW

Sabtu, 05 November 2022 - 09:27 WIB
loading...
A A A
Syaikh Muzaffer berkata kepada saya bahwa saya mendapatkan izin dari Allah, dari Rasulullah, dan dari Nureddin Jerrahi untuk memimpin zikir. Izin ini mutlak diperlukan. Itu hampir sama dengan missa dalam agama Kristen.

Pendeta ditahbiskan dan pentahbisan itu dilakukan dengan berpegangan tangan --atau, menerima alih jabatan-- dari Para uskup yang menjadi uskup karena orang yang meletakkan tangan pada mereka.

Rantai ini bermula dari Nabi Isa as, ketika beliau meletakkan tangannya pada para pengikut dan utusannya. Sehingga dalam agama Katolik Roma dan Kristen Ortodoks Timur ada yang disebut suksesi kerasulan, di mana pendeta ditahbiskan oleh proses historis yang tidak terputus. Karena itu, missa itu sah dan berpengaruh, dan bukan merupakan upacara simbolis semata, tetapi merupakan sebuah tempat di mana kenyataan ketuhanan diungkapkan dan penerimanya benar-benar memperoleh energi ilahiah dalam upacara tersebut.

Saya dapat beribadah bersama siapa pun dari keyakinan apa pun. Saya benar-benar merasa nyaman dengan hal itu karena saya tidak percaya adanya keragaman keyakinan.

Saya tidak percaya bahwa saya telah mengubah agama saya. Saya tidak mempunyai kesempatan untuk sering-sering beribadah di gereja Yahudi, tetapi kadang-kadang saya melakukannya bersama teman-teman pada jamuan Shabbat di Jumat malam. Tetapi saya lebih banyak berhubungan dengan teman-teman dari Kristen Ortodoks Timur, Hindu, dan Buddha.



Organ Dunia
Islam seperti organ dunia. Usianya empat belas abad. Agama ini mempunyai seluk-beluk dan kompleksitas yang sangat besar. Sejak awal terdesentralisasi, sehingga tak ada kekuasaan sentral yang dapat berkata bahwa ini Islami dan itu bukan.

Seseorang tentu saja dapat mengatakan bahwa Islam adalah satu kesatuan ekspresi yang utuh, walaupun jika dia mempelajari secara rinci, dia mungkin akan tersesat.

Kami memandang kontradiksi dan perselisihan yang nyata antara para pelaksana Islam yang berbeda sesuatu yang wajar. Itu bukti pendesentralisasian --kebenaran berada dalam hati nurani manusia sebagai individu, dan tidak dipaksakan dari atas.

Tradisi keagamaan hadir untuk membebaskan manusia dan untuk membuat mereka merasakan hubungan langsung dengan Allah yang Mahatinggi. Jadi sangatlah sulit bagi agama yang murni untuk mengontrol atau menindas seseorang. Tetapi kita sering melihat suatu agama yang dipergunakan sebagai alat untuk mengontrol atau menindas manusia. Itu jelas bukan agama yang murni.

Suatu mukjizat terjadi ketika seseorang menerima inisiasi ke dalam tarekat kami. Seluruh kehidupannya berubah dan dia menjadi seorang manusia baru. Misalnya ada seseorang patah tangannya, lalu Anda menyentuhnya; dan tangan itu menjadi sembuh. Bagaimana mungkin mukjizat seperti itu dibandingkan dengan perubahan seluruh kehidupan? Setiap orang yang menerima inisiasi mengalami mukjizat ini. Semua orang. Mukjizat sejati bersifat universal dan demokratis; bukan peristiwa yang berdiri sendiri.

Sering kali seorang darwis mendatangi seorang syaikh untuk bertanya. Tapi syaikh itu menanggapi dengan jawaban humoris atau misterius yang tampaknya tidak berarti apa-apa. Begitulah batas-batas akal di atas dalam Sufisme. Itulah sebabnya kami sangat mempercayai mimpi, karena dalam mimpi batas-batas intelek itu dapat terlewati.



Mimpi Bertemu Nabi Muhamma SAW
Kelompok kami mempercayai mimpi. Seperti Joseph yang tercinta, pelindung Nabi Isa as. Melalui mimpi dia mengetahui kapan harus membawa keluarga yang suci itu ke Mesir dengan tujuan untuk melindunginya, dan kapan harus membawanya pulang kembali. Kami melakukan hal yang sama.

Darwis yang baik mempunyai buku mimpi. Jika saya mengalami mimpi yang penting, saya mengirimnya kepada syaikh yang terhormat di Istambul. Saya mencatat dan menafsirkannya lalu mengirimkannya kepadanya. Dia mempunyai ratusan darwis dengan ratusan mimpi.

Mimpi yang paling tak terlupakan yang pernah saya alami adalah mimpi tentang kebersamaan saya dengan Nabi Muhammad di Surga. Beliau menjelaskannya kepada saya semua tingkat-tingkat mistis yang berbeda-beda.

Mimpi itu saya alami beberapa minggu setelah perjumpaan dengan Effendi. Kami hanya bersama sekitar enam hari, dan setelah itu saya mendapat mimpi itu. Mimpi itu mengindikasikan bahwa saya akan menjadi seorang syaikh. Effendi telah mengetahui hal itu. Dia tidak perlu menunggu sampai saya mendapat mimpi tersebut.

Perasaan saya mengatakan bahwa mimpi itu bukan milik para darwis secara individu. Mimpi itu merupakan milik seluruh masyarakat mistis, dan lebih luas lagi itu menjadi milik semua orang. Jika seseorang dapat mengambil keuntungan dari mimpi tersebut, maka mereka akan bahagia.

Salah satu mimpi tak terlupakan yang lain adalah yang saya alami di pesawat terbang dalam perjalanan pulang dari kunjungan kedua saya ke Istambul untuk menemui Effendi.

Saya bermimpi menggelar selembar selimut di sebuah masjid yang berlantai kotor di Arab. Di atas selimut Nabi Muhammad berbaring untuk tidur siang. Beliau berbaring dan saya mengambil ujung selimut itu, menutupkannya pada mata beliau untuk melindunginya dari matahari.
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5205 seconds (0.1#10.140)