Menyingkap Wujud Jibril, Malaikat yang Memiliki 600 Sayap
loading...
A
A
A
Sebelum menyingkap wujud Jibril , malaikat yang memiliki 600 sayap kita patut mengetahui terlebih dahulu bahwa malaikat adalah makhluk yang diciptakan dari cahaya. Hal ini sebagaimana yang telah dikabarkan dalam sebuah hadis yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Aisyah ra , bahwa Rasulullah SAW bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ » [أخرجه مسلم]
"Malaikat (adalah makhluk yang) diciptakan dari cahaya, sedang jin itu diciptakan dari api neraka yang menyala-nyala, adapun Adam diciptakan dengan apa yang kalian disifati". (HR Muslim)
Para malaikat adalah hamba Allah SWT yang dibebani untuk melaksanakan ibadah, dan mereka senantiasa tunduk dan merendahkan diri kepada Allah ta’alla secara sempurna, dengan tidak pernah melanggar perintah-Nya serta mengerjakan segala apa yang diperintahkan oleh-Nya.
Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi dalam bukunya berjudul "Dunia Malaikat" mengingatkan salah satu kewajiban kita ialah mengimani nama-nama mereka sebatas yang kita ketahui namanya, begitu pula kita mengimani sebatas pengetahuan kita tentang tugas mereka masing-masing.
Mereka mempunyai jasad, sebagiannya ada yang memiliki dua sayap, ada yang tiga sayap dan empat bahkan ada yang lebih banyak lagi dari itu. "Ini sebagai sanggahan bagi orang yang mengira bahwa malaikat hanya sekadar roh," jelas Syaikh Amin. Allah ta'ala berfirman:
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ جَاعِلِ ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ رُسُلًا أُو۟لِىٓ أَجْنِحَةٍ مَّثْنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَ ۚ يَزِيدُ فِى ٱلْخَلْقِ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". ( QS Faathir : 1).
Dalam hadis dijelaskan, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril yang mempunyai enam ratus sayap. (HR Bukhari no: 4856. Muslim no: 174.)
Mereka adalah makhluk yang tidak makan dan minum, tidak pernah merasa bosan dan capai. Mereka berdiri beribadah kepada Allah ta’alla serta taat kepada-Nya, selalu terikat dengan perintah-perintah -Nya tanpa diiringi rasa bosan dan malas. Sehingga tidak mungkin mereka disamai oleh manusia dalam hal ibadah. Allah ta’alla berfirman:
فَٱلَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ يُسَبِّحُونَ لَهُۥ بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَهُمۡ لَا يَسَۡٔمُونَ
"Maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada- Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu". ( QS Fushshilat : 38).
Artinya mereka tidak pernah merasa bosan. Setiap individu dikalangan mereka ada tugas khusus yang diemban. Adapun akhlak serta perilakunya semuanya mulia lagi luhur.
Allah ta'ala berfirman:
بِأَيۡدِي سَفَرَةٖ ١٥ كِرَامِۢ بَرَرَةٖ
"Di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti". ( QS A'basa : 15-16).
Allah ta'ala telah menjadikan tabiat yang dimiliki pemalu. Seperti yang dijelaskan oleh sebuah riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَلاَ أَسْتَحِى مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحِى مِنْهُ الْمَلاَئِكَةُ » [أخرجه مسلم]
"Tidakkah aku (juga) merasa malu dari seseorang yang para malaikat malu padanya". HR Muslim no: 2401.
Para malaikat memiliki tugas masing-masing. Jibril, misalnya, bertugas menyampaikan wahyu yang dibawa turun dari sisi Allah ta'ala untuk disampaikan kepada para rasul. Israfil tugasnya adalah meniup ruh kehidupan, sedang Mikail tugasnya ialah menurunkan hujan dan menumbahkan tanaman.
Dan bila dicermati maka ketiga malaikat tersebut semuanya membawa tugas yang mengantarkan pada kehidupan. Jibril bertugas sebagai pembawa wahyu, dan wahyu merupakan kehidupan bagi hati. Mikail bertugas menurunkan hujan serta menumbuhkan tanaman, maka itu merupakan kehidupan bagi dunia, sedang Israfil bertugas meniup ruh maka pada ruh adalah kehidupan bagi jasad di akhirat.
Inilah rahasia kenapa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam seringkali bertawasul dengan nama-nama mereka dalam rububiyah Allah azza wa jalla, pada do'a iftitah tatkala salat malam. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam membaca do'a:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ » [أخرجه مسلم]
"Ya Allah, rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil…" HR Muslim no: 770.
Di antara mereka ada yang diberi tugas untuk mencabut nyawa Bani Insan, atau mencabut ruh tiap makhluk yang bernyawa, mereka bernama malaikat pencabut nyawa serta para pembantunya. Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala:
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ تَوَفَّتۡهُ رُسُلُنَا وَهُمۡ لَا يُفَرِّطُونَ
"Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya". ( QS al-An'aam : 61).
Ada lagi para malaikat yang bertugas keliling di muka bumi guna mencari majelis zikir. Demikian pula ada malaikat yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia. Sebagaimana diterangkan oleh Allah ta'ala didalam firman -Nya:
وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَٰفِظِينَ ١٠ كِرَامٗا كَٰتِبِينَ ١١ يَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ
"Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan". ( QS al-Infithar : 10-12).
Di antara mereka ada malaikat yang bergiliran untuk mengawasi bani Insan siang dan malam. Sebagaimana diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْعَصْرِ وَصَلَاةِ الْفَجْرِ» [أخرجه البخاري ومسلم]
"Ada malaikat yang terus bergiliran mengawasi kalian diwaktu siang dan diwaktu malam. Dan mereka bertemu serta bergantian tugas dikala waktu sholat shubuh dan sholat ashar". HR Bukhari no: 555. Muslim no: 632.
Dan yang lain, ada yang bertugas untuk menjaga neraka dan jumlah mereka sebanyak sembilan belas. Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala dalam firman -Nya:
عَلَيۡهَا تِسۡعَةَ عَشَرَ
"Dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga)". ( QS al-Muddatstsir : 30).
Dan yang terbesar di antara mereka adalah malaikat penjaga neraka.
Lalu ada malaikat penjaga gunung, sebagaimana datang penjelasan tentang namanya dalam hadis riwayat Muslim, di saat malaikat tadi mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu memperkenalkan diri dengan mengatakan, "Aku adalah malaikat penjaga gunung". HR Muslim no: 1790.
Kemudian setiap malaikat yang berada di atas langit, masing-masing berada dalam kondisi beribadah, ada di antara mereka yang berdiri menyembah Allah Shubhanahu wa ta’alla sepanjang hayatnya, ada lagi yang kerjaannya ruku' sepanjang hidupnya, ada lagi di antara mereka yang amalannya hanya sujud terus menerus, dan ada pula diantara mereka yang mengerjakan berbagai aktivitas bentuk ibadah lainnya.
Allah ta'ala berfirman:
وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٞ مَّعۡلُومٞ
"Tidak ada seorangpun di antara Kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu". ( QS ash-Shaaffat : 164).
Maksudnya tidak ada satu tempat pun di atas langit melainkan ada tempat yang digunakan oleh malaikat untuk beribadah, yang mana mereka tidak melampaui batas tidak pula berlebih-lebihan.
Disebutkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ ,وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ, أَطَّتْ السَّمَاءُ وَحَقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا عَلَيْهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ, لَوْ عَلِمْتُمْ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا, وَلَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشَاتِ, وَلَخَرَجْتُمْ عَلَى أَوْ إِلَى الصُّعُدَاتِ تَجْأَرُونَ إِلَى اللَّهِ » [أخرجه أحمد]
"Sesungguhnya aku melihat apa yang kalian tidak melihatnya, aku mendengar apa yang tidak kalian dengar. (sungguh) Langit berderit menanggung beban (berat) dan pantas kalau sekiranya langit berderit. Karena tidaklah ada satu jengkalpun (dilangit) melainkan pasti ada malaikat yang sedang sujud. Kalaulah sekiranya kalian mengetahui seperti apa yang aku ketahui pastilah kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Dan kalian tidak sempat untuk bersenang-senang bersama istri, dan benar-benar kalian akan keluar dijalanan beristighosah kepada Allah". HR Ahmad 35/405 no: 21516.
Mereka berada dalam tingkat dan kedudukan yang berbeda-beda, berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala:
وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٞ مَّعۡلُومٞ
"Tidak ada seorangpun di antara Kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu". (QS ash-Shaaffat: 164).
Di antara mereka ada malaikat yang sangat dekat kedudukannya kepada Allah ta'ala, seperti yang –Dia jelaskan dalam firman-Nya:
لَّن يَسۡتَنكِفَ ٱلۡمَسِيحُ أَن يَكُونَ عَبۡدٗا لِّلَّهِ وَلَا ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ ٱلۡمُقَرَّبُونَۚ
"al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)". (QS an-Nisaa': 172).
Dan malaikat terdekat yang paling mulia ialah Jibril a'laihi sallam, yang Allah Shubhanahu wa ta’alla telah mensifati dirinya dengan Ruhul Qudus, dan Ruhul Amin serta yang mempunyai kekuatan. Sebagaimana disinggung oleh Allah ta'ala didalam firman-Nya:
إِنَّهُۥ لَقَوۡلُ رَسُولٖ كَرِيمٖ ١٩ ذِي قُوَّةٍ عِندَ ذِي ٱلۡعَرۡشِ مَكِينٖ
"Sesungguhnya al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy". (QS at-Takwiir: 19-20).
Maksudnya malaikat Jibril adalah malaikat yang punya kedudukan dan tempat yang tinggi disisi Allah azza wa jalla.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Aisyah radhiyallahu 'anha, yang menjelaskan sedikit tentang malaikat Jibril, beliau berkata, "Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « رَأَيْتُ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام مُنْهَبِطًا قَدْ مَلَأَ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَعَلَيْهِ ثِيَابُ سُنْدُسٍ مُعَلَّقًا بِهِ اللُّؤْلُؤُ وَالْيَاقُوتُ » [أخرجه أحمد]
"Aku pernah melihat Jibril turun memenuhi langit dan bumi dengan memakai pakaian sutera dan melingkar padanya permata dan intan". HR Ahmad 41/378 no: 24885.
Masih dalam riwayat Imam Ahmad dalam redaksinya sahabat Abdullah bin Mas'ud, ketika menjelaskan firman Allah tabaraka wa ta'ala:
وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ ١٣ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha". (QS an-Najm: 13-14).
Beliau menceritakan, "Telah bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « رَأَيْتُ جِبْرِيلَ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى عَلَيْهِ سِتُّ مِائَةِ جَنَاحٍ يُنْثَرُ مِنْ رِيشِهِ التَّهَاوِيلُ الدُّرُّ وَالْيَاقُوتُ
"Aku melihat Jibril tatkala di Sidratul Muntaha, dirinya memiliki enam ratus sayap yang menaburkan dari bulunya intan dan permata dengan warna yang berbeda-beda". HR Ahmad 7/31 no: 3915.
Adapun malaikat yang paling utama ialah malaikat yang ikut perang Badar, berdasarkan hadis yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari Mu'adz bin Rifa'ah bin Rafi' dari ayahnya. Dan ayahnya adalah seorang sahabat yang ikut peperangan Badar. Bahwa Jibril 'alaihi sallam bertanya pada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, "Apa yang kalian katakan terhadap orang yang ikut perang Badar di kalangan kalian? Beliau menjawab, "Muslim terbaik yang ada di antara mereka, atau ucapan yang senada dengan ini. Lalu Jibril menimpali, "Demikian pula para malaikat yang ikut peperangan Badar". HR Bukhari no: 3992.
Adapun tabiat yang mereka miliki sebagaimana yang Allah Shubhanahu wa ta’alla berikan adalah tabiat yang mulia, seperti yang Allah Shubhanahu wa ta’alla gambarkan dalam firman -Nya:
عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ
"Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras". (QS at-Tahriim: 6).
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Jabir bin Abdillah radiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «أذن لي أن أحدث عن ملك من ملائكة الله من حملة العرش إن ما بين شحمة أذنه إلى عاتقه مسيرة سبعمائة عام » [أخرجهأبو داود]
"Aku telah diijinkan untuk menceritakan tentang malaikat dari malaikatnya Allah yang memanggul Arsy, sungguh jarak antara kuping dan pundaknya sepanjang perjalanan tujuh ratus tahun". HR Abu Dawud no: 4728. Dinilai shahih oleh al-Albani dalam silsilah ash-Shahihah 1/282 no: 151.
Jumlah para malaikat
Jumlah para malaikat tidak ada yang mengetahui berapa pastinya kecuali Allah azza wa jalla, sebagaimana disinggung dalam firman -Nya:
وَمَا يَعۡلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَۚ ٣١ ﴾ [ المدثر: 31]
"Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri". (QS al-Mudatstsir: 31).
Digambarkan dalam sebuah hadits yang menjelaskan bagaimana banyaknya jumlah mereka, disebutkan dari Malik bin Sha'sha'ah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « هَذَا الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Ini adalah Baitul Makmur didalamnya ada malaikat sebanyak tujuh ribu yang setiap harinya melaksanakan sholat didalamnya, dan apabila mereka keluar maka tidak ada satu pun yang kembali lagi". HR Bukhari no: 3207. Muslim no: 162.
Dalam redaksinya Imam Muslim dikatakan, "Lalu mereka tidak kembali lagi kesana..". al-Hafidh Ibnu Hajar menjelaskan, "Dan diambil dari hadits ini sebagai dalil bahwa malaikat adalah makhluk terbanyak jumlahnya, dikarenakan tidak bisa diketahui berapa jumlah secara keseluruhannya disebabkan setiap hari pasti ada yang masuk kesana sebanyak tujuh ribu, kecuali kita hanya bisa mengetahui dari hadits ini bilangan tersebut".
Dan malaikat tidak akan masuk pada rumah yang terdapat didalamnya gambar bernyawa, patung atau anjing. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Thalhah radhiyallahu 'anhu:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ كلب أو صُورَةٌ
"Sesungguhnya malaikat tidak akan masuk pada rumah yang didalamnya ada anjing atau gambar (bernyawa)". HR Muslim no: 2106. Dalam salah satu redaksi, dijelaskan, "Dan patung". HR Bukhari no: 3225. Muslim no: 2107.
Di kalangan malaikat, juga ada yang mengucapkan amin terhadap bacaan orang yang sedang salat, sambil mendo'akan, "Ya Allah, bagi -Mu pujian itu dilantunkan".
Mereka juga mendo'akan orang yang menunggu salat ditegakkan, memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman, mendo'akan mereka untuk masuk ke dalam surga, melaknat orang kafir, atau orang yang mengangkat senjata pada saudaranya, perempuan yang enggan diajak berhubungan badan oleh suaminya, mereka mendo'akan orang-orang yang mengajarkan kebaikan, sebagaimana itu semua telah dijelaskan dalam al-Qur'an maupun sunah.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ » [أخرجه مسلم]
"Malaikat (adalah makhluk yang) diciptakan dari cahaya, sedang jin itu diciptakan dari api neraka yang menyala-nyala, adapun Adam diciptakan dengan apa yang kalian disifati". (HR Muslim)
Para malaikat adalah hamba Allah SWT yang dibebani untuk melaksanakan ibadah, dan mereka senantiasa tunduk dan merendahkan diri kepada Allah ta’alla secara sempurna, dengan tidak pernah melanggar perintah-Nya serta mengerjakan segala apa yang diperintahkan oleh-Nya.
Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi dalam bukunya berjudul "Dunia Malaikat" mengingatkan salah satu kewajiban kita ialah mengimani nama-nama mereka sebatas yang kita ketahui namanya, begitu pula kita mengimani sebatas pengetahuan kita tentang tugas mereka masing-masing.
Baca Juga
Mereka mempunyai jasad, sebagiannya ada yang memiliki dua sayap, ada yang tiga sayap dan empat bahkan ada yang lebih banyak lagi dari itu. "Ini sebagai sanggahan bagi orang yang mengira bahwa malaikat hanya sekadar roh," jelas Syaikh Amin. Allah ta'ala berfirman:
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ جَاعِلِ ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ رُسُلًا أُو۟لِىٓ أَجْنِحَةٍ مَّثْنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَ ۚ يَزِيدُ فِى ٱلْخَلْقِ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". ( QS Faathir : 1).
Dalam hadis dijelaskan, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril yang mempunyai enam ratus sayap. (HR Bukhari no: 4856. Muslim no: 174.)
Mereka adalah makhluk yang tidak makan dan minum, tidak pernah merasa bosan dan capai. Mereka berdiri beribadah kepada Allah ta’alla serta taat kepada-Nya, selalu terikat dengan perintah-perintah -Nya tanpa diiringi rasa bosan dan malas. Sehingga tidak mungkin mereka disamai oleh manusia dalam hal ibadah. Allah ta’alla berfirman:
فَٱلَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ يُسَبِّحُونَ لَهُۥ بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَهُمۡ لَا يَسَۡٔمُونَ
"Maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada- Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu". ( QS Fushshilat : 38).
Artinya mereka tidak pernah merasa bosan. Setiap individu dikalangan mereka ada tugas khusus yang diemban. Adapun akhlak serta perilakunya semuanya mulia lagi luhur.
Allah ta'ala berfirman:
بِأَيۡدِي سَفَرَةٖ ١٥ كِرَامِۢ بَرَرَةٖ
"Di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti". ( QS A'basa : 15-16).
Allah ta'ala telah menjadikan tabiat yang dimiliki pemalu. Seperti yang dijelaskan oleh sebuah riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَلاَ أَسْتَحِى مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحِى مِنْهُ الْمَلاَئِكَةُ » [أخرجه مسلم]
"Tidakkah aku (juga) merasa malu dari seseorang yang para malaikat malu padanya". HR Muslim no: 2401.
Para malaikat memiliki tugas masing-masing. Jibril, misalnya, bertugas menyampaikan wahyu yang dibawa turun dari sisi Allah ta'ala untuk disampaikan kepada para rasul. Israfil tugasnya adalah meniup ruh kehidupan, sedang Mikail tugasnya ialah menurunkan hujan dan menumbahkan tanaman.
Dan bila dicermati maka ketiga malaikat tersebut semuanya membawa tugas yang mengantarkan pada kehidupan. Jibril bertugas sebagai pembawa wahyu, dan wahyu merupakan kehidupan bagi hati. Mikail bertugas menurunkan hujan serta menumbuhkan tanaman, maka itu merupakan kehidupan bagi dunia, sedang Israfil bertugas meniup ruh maka pada ruh adalah kehidupan bagi jasad di akhirat.
Inilah rahasia kenapa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam seringkali bertawasul dengan nama-nama mereka dalam rububiyah Allah azza wa jalla, pada do'a iftitah tatkala salat malam. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam membaca do'a:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ » [أخرجه مسلم]
"Ya Allah, rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil…" HR Muslim no: 770.
Di antara mereka ada yang diberi tugas untuk mencabut nyawa Bani Insan, atau mencabut ruh tiap makhluk yang bernyawa, mereka bernama malaikat pencabut nyawa serta para pembantunya. Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala:
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ تَوَفَّتۡهُ رُسُلُنَا وَهُمۡ لَا يُفَرِّطُونَ
"Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya". ( QS al-An'aam : 61).
Ada lagi para malaikat yang bertugas keliling di muka bumi guna mencari majelis zikir. Demikian pula ada malaikat yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia. Sebagaimana diterangkan oleh Allah ta'ala didalam firman -Nya:
وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَٰفِظِينَ ١٠ كِرَامٗا كَٰتِبِينَ ١١ يَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ
"Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan". ( QS al-Infithar : 10-12).
Di antara mereka ada malaikat yang bergiliran untuk mengawasi bani Insan siang dan malam. Sebagaimana diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْعَصْرِ وَصَلَاةِ الْفَجْرِ» [أخرجه البخاري ومسلم]
"Ada malaikat yang terus bergiliran mengawasi kalian diwaktu siang dan diwaktu malam. Dan mereka bertemu serta bergantian tugas dikala waktu sholat shubuh dan sholat ashar". HR Bukhari no: 555. Muslim no: 632.
Dan yang lain, ada yang bertugas untuk menjaga neraka dan jumlah mereka sebanyak sembilan belas. Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala dalam firman -Nya:
عَلَيۡهَا تِسۡعَةَ عَشَرَ
"Dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga)". ( QS al-Muddatstsir : 30).
Dan yang terbesar di antara mereka adalah malaikat penjaga neraka.
Lalu ada malaikat penjaga gunung, sebagaimana datang penjelasan tentang namanya dalam hadis riwayat Muslim, di saat malaikat tadi mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu memperkenalkan diri dengan mengatakan, "Aku adalah malaikat penjaga gunung". HR Muslim no: 1790.
Kemudian setiap malaikat yang berada di atas langit, masing-masing berada dalam kondisi beribadah, ada di antara mereka yang berdiri menyembah Allah Shubhanahu wa ta’alla sepanjang hayatnya, ada lagi yang kerjaannya ruku' sepanjang hidupnya, ada lagi di antara mereka yang amalannya hanya sujud terus menerus, dan ada pula diantara mereka yang mengerjakan berbagai aktivitas bentuk ibadah lainnya.
Allah ta'ala berfirman:
وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٞ مَّعۡلُومٞ
"Tidak ada seorangpun di antara Kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu". ( QS ash-Shaaffat : 164).
Maksudnya tidak ada satu tempat pun di atas langit melainkan ada tempat yang digunakan oleh malaikat untuk beribadah, yang mana mereka tidak melampaui batas tidak pula berlebih-lebihan.
Disebutkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ ,وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ, أَطَّتْ السَّمَاءُ وَحَقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا عَلَيْهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ, لَوْ عَلِمْتُمْ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا, وَلَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشَاتِ, وَلَخَرَجْتُمْ عَلَى أَوْ إِلَى الصُّعُدَاتِ تَجْأَرُونَ إِلَى اللَّهِ » [أخرجه أحمد]
"Sesungguhnya aku melihat apa yang kalian tidak melihatnya, aku mendengar apa yang tidak kalian dengar. (sungguh) Langit berderit menanggung beban (berat) dan pantas kalau sekiranya langit berderit. Karena tidaklah ada satu jengkalpun (dilangit) melainkan pasti ada malaikat yang sedang sujud. Kalaulah sekiranya kalian mengetahui seperti apa yang aku ketahui pastilah kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Dan kalian tidak sempat untuk bersenang-senang bersama istri, dan benar-benar kalian akan keluar dijalanan beristighosah kepada Allah". HR Ahmad 35/405 no: 21516.
Mereka berada dalam tingkat dan kedudukan yang berbeda-beda, berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala:
وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٞ مَّعۡلُومٞ
"Tidak ada seorangpun di antara Kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu". (QS ash-Shaaffat: 164).
Di antara mereka ada malaikat yang sangat dekat kedudukannya kepada Allah ta'ala, seperti yang –Dia jelaskan dalam firman-Nya:
لَّن يَسۡتَنكِفَ ٱلۡمَسِيحُ أَن يَكُونَ عَبۡدٗا لِّلَّهِ وَلَا ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ ٱلۡمُقَرَّبُونَۚ
"al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)". (QS an-Nisaa': 172).
Dan malaikat terdekat yang paling mulia ialah Jibril a'laihi sallam, yang Allah Shubhanahu wa ta’alla telah mensifati dirinya dengan Ruhul Qudus, dan Ruhul Amin serta yang mempunyai kekuatan. Sebagaimana disinggung oleh Allah ta'ala didalam firman-Nya:
إِنَّهُۥ لَقَوۡلُ رَسُولٖ كَرِيمٖ ١٩ ذِي قُوَّةٍ عِندَ ذِي ٱلۡعَرۡشِ مَكِينٖ
"Sesungguhnya al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy". (QS at-Takwiir: 19-20).
Maksudnya malaikat Jibril adalah malaikat yang punya kedudukan dan tempat yang tinggi disisi Allah azza wa jalla.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Aisyah radhiyallahu 'anha, yang menjelaskan sedikit tentang malaikat Jibril, beliau berkata, "Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « رَأَيْتُ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام مُنْهَبِطًا قَدْ مَلَأَ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَعَلَيْهِ ثِيَابُ سُنْدُسٍ مُعَلَّقًا بِهِ اللُّؤْلُؤُ وَالْيَاقُوتُ » [أخرجه أحمد]
"Aku pernah melihat Jibril turun memenuhi langit dan bumi dengan memakai pakaian sutera dan melingkar padanya permata dan intan". HR Ahmad 41/378 no: 24885.
Masih dalam riwayat Imam Ahmad dalam redaksinya sahabat Abdullah bin Mas'ud, ketika menjelaskan firman Allah tabaraka wa ta'ala:
وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ ١٣ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha". (QS an-Najm: 13-14).
Beliau menceritakan, "Telah bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « رَأَيْتُ جِبْرِيلَ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى عَلَيْهِ سِتُّ مِائَةِ جَنَاحٍ يُنْثَرُ مِنْ رِيشِهِ التَّهَاوِيلُ الدُّرُّ وَالْيَاقُوتُ
"Aku melihat Jibril tatkala di Sidratul Muntaha, dirinya memiliki enam ratus sayap yang menaburkan dari bulunya intan dan permata dengan warna yang berbeda-beda". HR Ahmad 7/31 no: 3915.
Adapun malaikat yang paling utama ialah malaikat yang ikut perang Badar, berdasarkan hadis yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari Mu'adz bin Rifa'ah bin Rafi' dari ayahnya. Dan ayahnya adalah seorang sahabat yang ikut peperangan Badar. Bahwa Jibril 'alaihi sallam bertanya pada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, "Apa yang kalian katakan terhadap orang yang ikut perang Badar di kalangan kalian? Beliau menjawab, "Muslim terbaik yang ada di antara mereka, atau ucapan yang senada dengan ini. Lalu Jibril menimpali, "Demikian pula para malaikat yang ikut peperangan Badar". HR Bukhari no: 3992.
Adapun tabiat yang mereka miliki sebagaimana yang Allah Shubhanahu wa ta’alla berikan adalah tabiat yang mulia, seperti yang Allah Shubhanahu wa ta’alla gambarkan dalam firman -Nya:
عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ
"Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras". (QS at-Tahriim: 6).
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Jabir bin Abdillah radiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «أذن لي أن أحدث عن ملك من ملائكة الله من حملة العرش إن ما بين شحمة أذنه إلى عاتقه مسيرة سبعمائة عام » [أخرجهأبو داود]
"Aku telah diijinkan untuk menceritakan tentang malaikat dari malaikatnya Allah yang memanggul Arsy, sungguh jarak antara kuping dan pundaknya sepanjang perjalanan tujuh ratus tahun". HR Abu Dawud no: 4728. Dinilai shahih oleh al-Albani dalam silsilah ash-Shahihah 1/282 no: 151.
Jumlah para malaikat
Jumlah para malaikat tidak ada yang mengetahui berapa pastinya kecuali Allah azza wa jalla, sebagaimana disinggung dalam firman -Nya:
وَمَا يَعۡلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَۚ ٣١ ﴾ [ المدثر: 31]
"Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri". (QS al-Mudatstsir: 31).
Digambarkan dalam sebuah hadits yang menjelaskan bagaimana banyaknya jumlah mereka, disebutkan dari Malik bin Sha'sha'ah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « هَذَا الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Ini adalah Baitul Makmur didalamnya ada malaikat sebanyak tujuh ribu yang setiap harinya melaksanakan sholat didalamnya, dan apabila mereka keluar maka tidak ada satu pun yang kembali lagi". HR Bukhari no: 3207. Muslim no: 162.
Dalam redaksinya Imam Muslim dikatakan, "Lalu mereka tidak kembali lagi kesana..". al-Hafidh Ibnu Hajar menjelaskan, "Dan diambil dari hadits ini sebagai dalil bahwa malaikat adalah makhluk terbanyak jumlahnya, dikarenakan tidak bisa diketahui berapa jumlah secara keseluruhannya disebabkan setiap hari pasti ada yang masuk kesana sebanyak tujuh ribu, kecuali kita hanya bisa mengetahui dari hadits ini bilangan tersebut".
Dan malaikat tidak akan masuk pada rumah yang terdapat didalamnya gambar bernyawa, patung atau anjing. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Thalhah radhiyallahu 'anhu:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ كلب أو صُورَةٌ
"Sesungguhnya malaikat tidak akan masuk pada rumah yang didalamnya ada anjing atau gambar (bernyawa)". HR Muslim no: 2106. Dalam salah satu redaksi, dijelaskan, "Dan patung". HR Bukhari no: 3225. Muslim no: 2107.
Di kalangan malaikat, juga ada yang mengucapkan amin terhadap bacaan orang yang sedang salat, sambil mendo'akan, "Ya Allah, bagi -Mu pujian itu dilantunkan".
Mereka juga mendo'akan orang yang menunggu salat ditegakkan, memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman, mendo'akan mereka untuk masuk ke dalam surga, melaknat orang kafir, atau orang yang mengangkat senjata pada saudaranya, perempuan yang enggan diajak berhubungan badan oleh suaminya, mereka mendo'akan orang-orang yang mengajarkan kebaikan, sebagaimana itu semua telah dijelaskan dalam al-Qur'an maupun sunah.
(mhy)