Kaum Nasrani Paling Dekat dengan Islam? Begini Penjelasan Al-Qur'an dan Tinjauan Al-Kitab
loading...
A
A
A
Al-Qur'an menjelaskan tentang kaum Nasrani dalam sejumlah ayat. Salah satunya adalah dalam surat Al-Maidah ayat 82 yang menyebut bahwa mereka adalah orang-orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang Islam. Allah SWT berfirman:
۞ لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ ٱلنَّاسِ عَدَٰوَةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلَّذِينَ أَشْرَكُوا۟ ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُم مَّوَدَّةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّا نَصَٰرَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
Latajidanna asyaddan-nāsi 'adāwatal lillażīna āmanul-yahụda wallażīna asyrakụ, wa latajidanna aqrabahum mawaddatal lillażīna āmanullażīna qālū innā naṣārā, żālika bi`anna min-hum qissīsīna wa ruhbānaw wa annahum lā yastakbirụn
"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. ( QS Al Maidah : 82)
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ayat ini diturunkan berkenaan dengan An-Najasyi dan teman-temannya, yaitu ketika Ja'far ibnu Abu Talib membacakan Al-Qur'an kepada mereka di negeri Habsyah (Etiopia), maka mereka menangis karena mendengarnya hingga membasahi janggut mereka. Begitu Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas .
Akan tetapi, kata Ibnu Katsir, pendapat ini masih perlu dipertimbangkan, mengingat ayat ini Madaniyah, sedangkan kisah Ja'far ibnu Abu Talib terjadi sebelum hijrah (yakni dalam masa Makkiyyah).
Sedangkan Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan banyak kaum yang mempunyai ciri khas dan sifat tersebut, baik mereka dari kalangan bangsa Habsyah ataupun dari bangsa lainnya.
Pada zaman Rasulullah, ada tiga golongan yang sangat keras permusuhannya terhadap Islam. Antara lain: kelompok besar Yahudi di Madinah, kaum Musyrikin yang berpusat di Mekkah dan kabilah-kabilah Arab.
Dibandingkan dengan ketiga golongan tersebut, kaum Nashara memang lebih dekat persahabatannya dengan umat Islam. Hal itu disebabkan karena umat Nasrani (waktu itu) menunjukkan sikap yang bersahabat dan penuh toleransi.
Tepat sekali jika yang paling dekat kasih sayang persahabatannya dengan umat Islam pada zaman Rasulullah waktu itu adalah dari golongan Nasrani yang beriman dengan benar.
Abu Rifqah dalam artikelnya berjudul "Keterangan dan Petunjuk Tentang Nabi Isa as di Dalam al-Qur'an dan Hadits" mengatakan hakikat Kristen itu tidak sama dengan Nashara. Disebut Nashara sebab Yesus (Isa as) berasal dari negeri asalnya Nazareth.
Menurutnya, Nashara terbagi menjadi dua:
Pertama, adalah para pengikut Nabi Isa as as (hawariyyun), yaitu golongan yang tidak mempersekutukan Allah. Mereka menjalankan ajaran Nabi Isa as yang murni, yaitu ajaran Tauhid tanpa mengenal ajaran Trinitas. Golongan ini dikenal Nasrani non Trinitas yang dekat persahabatannya dengan umat Islam. Ini sesuai dengan surat Al Maidah 82 di atas.
Mereka hanya menyembah Allah SWT sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Isa as sebagaimana tercantum dalam QS Az Zukhruf 63-64.
Contoh golongan ini adalah Raja Najasyi, Rahib Bahiro, rahib gurunya Salman Al Farisi dan Waraqah bin Naufal. Mereka semua mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW, karena mendapatkan adanya nubuat kedatangan beliau dalam Taurat dan Injil, kemudian dalam sejarah gereja mereka lebih dikenal dengan kelompok Unitarian yang dipelopori Arius.
Kemudian perhatikan cuplikan terjemah Al Qur'an di bawah:
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri ( QS ‘Ali Imran : 52)
(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?"
۞ لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ ٱلنَّاسِ عَدَٰوَةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلَّذِينَ أَشْرَكُوا۟ ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُم مَّوَدَّةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّا نَصَٰرَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
Latajidanna asyaddan-nāsi 'adāwatal lillażīna āmanul-yahụda wallażīna asyrakụ, wa latajidanna aqrabahum mawaddatal lillażīna āmanullażīna qālū innā naṣārā, żālika bi`anna min-hum qissīsīna wa ruhbānaw wa annahum lā yastakbirụn
"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. ( QS Al Maidah : 82)
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ayat ini diturunkan berkenaan dengan An-Najasyi dan teman-temannya, yaitu ketika Ja'far ibnu Abu Talib membacakan Al-Qur'an kepada mereka di negeri Habsyah (Etiopia), maka mereka menangis karena mendengarnya hingga membasahi janggut mereka. Begitu Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas .
Akan tetapi, kata Ibnu Katsir, pendapat ini masih perlu dipertimbangkan, mengingat ayat ini Madaniyah, sedangkan kisah Ja'far ibnu Abu Talib terjadi sebelum hijrah (yakni dalam masa Makkiyyah).
Sedangkan Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan banyak kaum yang mempunyai ciri khas dan sifat tersebut, baik mereka dari kalangan bangsa Habsyah ataupun dari bangsa lainnya.
Pada zaman Rasulullah, ada tiga golongan yang sangat keras permusuhannya terhadap Islam. Antara lain: kelompok besar Yahudi di Madinah, kaum Musyrikin yang berpusat di Mekkah dan kabilah-kabilah Arab.
Dibandingkan dengan ketiga golongan tersebut, kaum Nashara memang lebih dekat persahabatannya dengan umat Islam. Hal itu disebabkan karena umat Nasrani (waktu itu) menunjukkan sikap yang bersahabat dan penuh toleransi.
Tepat sekali jika yang paling dekat kasih sayang persahabatannya dengan umat Islam pada zaman Rasulullah waktu itu adalah dari golongan Nasrani yang beriman dengan benar.
Abu Rifqah dalam artikelnya berjudul "Keterangan dan Petunjuk Tentang Nabi Isa as di Dalam al-Qur'an dan Hadits" mengatakan hakikat Kristen itu tidak sama dengan Nashara. Disebut Nashara sebab Yesus (Isa as) berasal dari negeri asalnya Nazareth.
Menurutnya, Nashara terbagi menjadi dua:
Pertama, adalah para pengikut Nabi Isa as as (hawariyyun), yaitu golongan yang tidak mempersekutukan Allah. Mereka menjalankan ajaran Nabi Isa as yang murni, yaitu ajaran Tauhid tanpa mengenal ajaran Trinitas. Golongan ini dikenal Nasrani non Trinitas yang dekat persahabatannya dengan umat Islam. Ini sesuai dengan surat Al Maidah 82 di atas.
Mereka hanya menyembah Allah SWT sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Isa as sebagaimana tercantum dalam QS Az Zukhruf 63-64.
Contoh golongan ini adalah Raja Najasyi, Rahib Bahiro, rahib gurunya Salman Al Farisi dan Waraqah bin Naufal. Mereka semua mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW, karena mendapatkan adanya nubuat kedatangan beliau dalam Taurat dan Injil, kemudian dalam sejarah gereja mereka lebih dikenal dengan kelompok Unitarian yang dipelopori Arius.
Kemudian perhatikan cuplikan terjemah Al Qur'an di bawah:
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri ( QS ‘Ali Imran : 52)
(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?"