Syahadat yang Ikhlas: Kunci Masuk Surga, Menolak Neraka

Senin, 13 Juli 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa mengucapkan: ’saya bersaksi bahwa tidak ada sesembah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah SWT semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya dan bersaksi pula bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya’, Maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim)



Yang dimaksud orang ikhlas di sini adalah orang yang betul-betul paham akan makna dan segala konsekuensinya dari kalimat laa ilaaha illallah. Atas kepahamamannya itu, maka ia sadar akan betapa pentingnya kalimat laa ilaaha illallah bagi kehidupannya, dan kemudian mendorongnya secara ikhlas untuk bersyahadat (bersumpah, berikrar, dan berjanji) di atas kalimat laa ilaha illallah.

Setelah dia bersyahadat, maka mulailah dia membuktikan syahadatnya dalam hidup dan kehidupannya. Semakin dia ikhlas dan berpegang teguh dengan syahadat laa ilaha illallah-nya, maka ia pun semakin paham bagaimana konsekuensi dari pada kalimat laa ilaha illallah itu sendiri.



Syahadat juga berarti ikrar (pengakuan), sumpah dan perjanjian. Pada QS al-Imran ayat 18, Allah SWT berfirman "Allah menyatakan tidak ada tuhan selain Dia; demikian pula para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana."

Pada ayat yang lain, Allah SWT berfirman tentang status Rasulullah SAW sebagai utusan. "Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi dan pembawa kabar gembira serta pemberi peringatan."(QS al-Ahzab ayat 45).



Para pembesar Quraisy memahami betul inti kalimat syahadat. Oleh karena itu, mereka menolak saat Rasulullah meminta mereka untuk mengucapkan Lailahaillallah Muhammad Rasulullah.

Kepada para pembesar Bani Hasyim, Nabi Muhammad bersabda, "Wahai saudara-saudara, maukah kalian aku beri satu kalimat, di mana dengan kalimat itu kalian akan dapat menguasai seluruh jazirah Arab?"

Kemudian Abu Jahal menjawab, "Jangankan satu kalimat, sepuluh kalimat berikan kepadaku."

Kemudian, Rasulullah pun mengatakan, "Ucapkanlah laa ilaha illa Allah dan Muhammad Rasulullah."

Abu Jahal pun menjawab, "Kalau itu yang engkau minta, berarti engkau mengumandangkan peperangan dengan semua orang Arab dan bukan Arab."


Penolakan Abu Jahal kepada kalimat ini bukan karena dia tidak paham akan makna dari kalimat itu. Abu Jahal justru tidak mau menerima sikap yang mesti tunduk, taat, dan patuh hanya kepada Allah SWT.

Jika bersikap seperti itu, Abu Jahal menyadari bahwa semua orang akan tidak tunduk lagi kepadanya. Abu Jahal ingin mendapatkan loyalitas dari kaum dan bangsanya. Jika dia mengikuti untuk bersyahadat, artinya Abu Jahal dan para pembesar itu menerima semua aturan dan segala akibatnya.

Orang-orang yang senantiasa membaca dan mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah maka dapat menjadi penghuni surga dengan cara masuk melalui salah satu dari delapan pintu surga yang kita sukai.



Kebaikan Paling Utama
Selain bisa membawa manusia terbebas dari neraka, kalimat laa ilaaha illallah juga merupakan kebaikan yang paling utama yang kita dapatkan jika membacanya. Abu Dzar pernah bertanya: “Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajari aku amalan yang dapat menjauhkanku dari neraka”.

Nabi SAW bersabda “apabila engkau melakukan kejelekan (dosa), maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapat sepuluh yang semisal”.

Lalu Abu Dzar berkata, “wahai Rasulullah, apakah kalimat laa ilaaha illallah merupakan kebaikan?
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1421 seconds (0.1#10.140)