5 Keutamaan Orang yang Sakit

Senin, 13 Juli 2020 - 17:12 WIB
loading...
5 Keutamaan Orang yang Sakit
Ketika seseorang ditimpa penyakit kemudian ia ridha dan bersabar maka dosa dan kesalahannya akan diampuni. Foto Ilustrasi/Dok islam kingdom
A A A
Penyakit kerap dianggap sebagai hal yang tidak menyenangkan dan dijauhi banyak orang. Padahal dalam perspektif syariat , penyakit merupakan anugerah besar dan menjadi sebab seseorang dekat dengan Allah Ta'ala.

Ketika seseorang ditimpa penyakit lala ia ridha dan bersabar maka ia akan menjadi orang yang beruntung. Ada lima keutamaan orang yang sakit yang perlu diketahui kaum muslimin. ( )

Menurut Syeikh Ahmad Al-Mishri saat kajian di Masjid Permata Qalbu, Perumahan Permata Mediterania Pos Pengumben Jakarta Barat, orang yang terkena penyakit akan ditolong selama dia bertauhid, bersabar, dan memohon. (Baca Juga: Imam Ahmad Menulis Doa Ini untuk Sembuhkan Sakit Panas
Berikut 5 Fadhillah Orang yang Sakit:

1. Allah Mengeluarkan Sifat Sabar dalam Diri SeseorangSaat Ditimpa Penyakit.
Dari Shuhaib, ia berkata Rasulullah SAW bersabda:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya". (HR Muslim, No. 2999).

Allah Ta'ala memberi kita penyakit agar Allah menanamkan sifat sabar dalam diri kita. Inilah kebaikan yang mendpat ganjaran pahala besar.

2. Menghapus Dosa dan Kesalahan.
Penyakit yang menimpa seseorang menjadi sebab diampuni dosanya. Sifat sabar ini bisa menjadi sebab seseorang masuk surga."Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami yahya dari imran bin abu bakar dia berkata; telah menceritakan kepadaku 'Atha' bin Abu Rabah dia berkata; Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku; "Maukah aku tunjukkan kepadamu seorang wanita dari penduduk surga?" jawabku; "tentu." Dia berkata: "Wanita berkulit hitam ini, dia pernah menemui Nabi Muhammad SAW sambil berkata: "Sesungguhnya aku menderita epilepsi dan auratku sering tersingkap (ketika sedang kambuh), maka berdoalah kepada Allah untukku."

Rasulullah SAW bersabda: "Jika kamu berkenan, bersabarlah maka bagimu surga, dan jika kamu berkenan, maka aku akan berdoa kepada Allah agar Allah menyembuhkanmu." Ia berkata: "Baiklah aku akan bersabar." Wanita itu berkata lagi: "Namun berdoalah kepada Allah agar (auratku) tidak tersingkap." maka beliau mendoakan untuknya." Telah menceritakan kepada kami Muhammad telah mengabarkan kepada kami Makhlad dari Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Atha' bahwa dia pernah melihat Ummu Zufar adalah wanita tersebut, ia adalah wanita berperawakan tinggi, berkulit hitam sedang berada di tirai Ka'bah." (HR Al-Bukhari No. 5220)

Tidak ada yang menimpa mukmin melainkan menjadi penghapus dosa. Wabah penyakit ini bisa jadi menjadi sebab anda masuk ke surga. Mau mencari kesembuhan silakan. Kalau obat sudah pas dengan penyakit akan sembuh, maka sampai saat ini corona belum ada vaksinnya. Vaksin itu adalah obat yang pas untuk sebuah penyakit. Sekarang menjadi permainan, mereka yang buat penyakitnya, mereka yang buat vaksinnya.

Orang-orang yang ketika di dunia tertimpa penyakit saat di surga diperlihatkan balasan pahala atas kesabarannya saat sakit, maka ia menyesal ketika mengetahui balasan pahala atas kesabaran ketika sakit menimpa. Maka ia berkata andaikan saja aku sakit seumur hidup pasti balasan pahalanya akan lebih besar lagi.

Maka banyak kita lihat orang yang di akhir hayat sakit berat, padahal itu adalah penghapus dosa. Sampai dia memanggil anak, istrinya, padahal itu kalau ikhlas akan diampuni. Maka orang yang benar sudah wafat akan masuk ke alam lain. Kita sudah melewati alam ruh ketika sebelum berada di rahim ibu kita. Kemudian berada di rahim ibu kita, dan akhirnya kita berada di alam dunia saat ini. Setelah meninggal dunia kita akan memasuki alam barzah.

Kata ulama alam barzah untuk orang beriman seperti salat 2 rakaat, sedangkan bagi orang kafir sangatlah berat. Ketika orang beriman masuk ke alam barzah ditanya: "Man Rabbuka dan seterusnya", dan diperlihatkan tempat kita kelak. Ketika dia diperlihatkan surga tempatnya, maka dia minta dipercepat hari kiamat. Kalau orang kafir ditanya "Man Rabbuka" dia tidak tahu dan diperlihatkan neraka sebagai tempatnya, dia bilang ya Allah, jangan datangkan hari kiamat, kalau di alam dunia saja sudah berat, apalagi di alam akhirat. Maka orang yang sakit ketika di surga berharap tetap sakit karena besarnya pahalanya.

3. Mendapat Ridha Allah Ta'ala.
Apabila dia maksiat maka dia akan kembali kepada Allah. Penyakit menimpa orang berbeda-beda sesuai dengan kadar keimanan. Sesungguhnya besarnya pahala sama dengan besarnya penyakit. Penyakit seperti kanker pahalanya sangat besar.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

"Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barang siapa yang ridha, maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barang siapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka". (HR. Ibnu Majah No. 4031)

4. Orang yang Sakit Dekat dengan Allah.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda dalam hadits Qudsi: "Sesungguhnya Allah (dalam hadits qudsi) berfirman:"Hai anak cucu Adam, aku sakit tetapi kamu tidak menjenguk-ku". Lalu berkata (anak cucu adam): "Ya Rab, bagaimana aku menjenguk-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah menjawab: "Apakah engkau tidak mengetahui, sesungguhnya ada hamba-Ku fulan sedang sakit tetapi engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu sesungguhnya ketika engkau menjenguknya aku pun berada di sisinya". (Kemudian Allah kembali berfirman): "Hai anak cucu Adam, aku kelaparan tetapi engkau tidak memberi-ku makan". Menjawab (anak cucu adam): "Ya Rabb, bagaimana aku memberi-Mu makan sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?”

Allah menjawab: "Apakah engkau tidak mengetahui sesungguhnya kelaparan hamba-Ku si fulan tetapi engkau tidak memberinya makan, tidakkah engkau tahu sesungguhnya ketika engkau memberinya makan di sana juga aka aku". (lalu Allah berfirman): "Hai anak cucu Adam, aku haus tetapi engkau tidak memberi-Ku minum".
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1840 seconds (0.1#10.140)