8 Marga Habib Tertua di Dunia
loading...
A
A
A
Marga habib tertua di dunia adalah As-Sajjad. Disebut demikian karena memiliki makna yang banyak sujud. Setidaknya ada 8 marga atau fam habib yang dianggap sebagai pemula. Selain As-Sajjad, ada Al Baqir, Ash-Shadiq, Al Uraidhi, An-Naqib, Ar-Rummi, Al Muhajir, dan Al-Ustadz Al A’dzam.
Sekadar mengingatkan, habib adalah seseorang yang memiliki garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW . Ini sejatinya merupakan gelar yang disematkan para pecinta Rasulullah sebagai bentuk penghormatan kepada para keturunannya. Habib terdiri dari 114 marga dan hanya boleh disandang oleh kaum laki-laki.
Di kalangan Arab-Indonesia sendiri, menurut Rabithah Alawiyah selaku organisasi yang mencatat keturunan Nabi Muhammad di Indonesia, tercatat ada 1,2 juta orang yang berhak menyandang marga tersebut. Mayoritas marga Habib berasal dari Yaman, khususnya Hadramaut. Dari 114 marga, ada lima marga Habib yang paling tinggi atau paling banyak jumlahnya di Indonesia.
Sayyid Idrus Alwi Al-Masyhur dalam bukunya "Sejarah, Silsilah dan Gelar Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Singapura, Malaysia, Timur Tengah, India dan Afrika" menjelaskan bahwa keturunan Nabi Muhammad SAW mempunyai beberapa panggilan khusus.
Di setiap negara dan daerah biasanya berbeda-beda dalam penyebutannya.
1. Syarif (biasanya ditujukan untuk keturunan Sayyidina Hasan cucu Rasulullah SAW, contohnya Syarif-Syarif di Mekkah). Pemakaian gelar Syarif di Mekkah kemudian juga dipakai para keturunan Sayyidina Husein yang menjadi Sultan di Nusantara seperti Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri Pontianak)
2. Sayyid (juga digunakan untuk keturunan Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain)
3. Habib, jamaknya Habaib (gelar yang banyak digunakan di Indonesia dan Asia Tenggara)
4. Syed (digunakan di Malaysia)
5. Wan (dulu sering digunakan di Jakarta. Juga banyak ditemukan di wilayah Melayu Nusantara (seperti Kelantan, Patani)
6. Tuanku (digunakan di Sabah dan Sarawak)
7. Sidi (digunakan di Pariaman Sumatera Barat)
8. Yek (digunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur).
Dua Fase
Marga atau Fam terbentuk dimulai dari komunitas Habib. Marga, bisa diartikan strata sosial dari kalangan habib yang ditandai dengan sebutan khusus bagi keluarga masing-masing, yang terbagi dalam dua fase besar, yaitu, pertama fase awal dan kedua, fase berkembangnya nasab (jalur Alawiyin) di Hadramaut dan negeri lain.
Nah, 8 marga di atas adalah fase awal. Setekah itu pada fase berkembangnya nasab (jalur Alawiyin) di Hadramaut dan negeri lain menjadi 114 marga.
Berikut 114 marga tersebut:
1. Assadullah Fi Ardhihi (tekun dan semangat membaca Al Quran dan maknanya bagaikan seekor singa)
2. Al A’yun (mempunyai warna hitam yang lebar pada matanya hingga terlihat indah)
3. Al Albar (karena sangat berbakti kepada ibunya dengan sebenar benarnya taat)
4. Al Battah (Lahir di Battah sebuah kota yang terletak di sebelah Barat Sahil, Afrika Timur)
5. Al Bahar (munculnya banyak keramat ketika sering berlayar di laut, juga karena ilmunya yang luas seperti luasnya laut)
6. Al Ibrahim (nisbat kepada nama leluhur)
7. Al Barakat (berharap mendapat berkah dan kebaikan dari Allah)
8. Al Barum (nama dusun di Hadramaut)
Sekadar mengingatkan, habib adalah seseorang yang memiliki garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW . Ini sejatinya merupakan gelar yang disematkan para pecinta Rasulullah sebagai bentuk penghormatan kepada para keturunannya. Habib terdiri dari 114 marga dan hanya boleh disandang oleh kaum laki-laki.
Di kalangan Arab-Indonesia sendiri, menurut Rabithah Alawiyah selaku organisasi yang mencatat keturunan Nabi Muhammad di Indonesia, tercatat ada 1,2 juta orang yang berhak menyandang marga tersebut. Mayoritas marga Habib berasal dari Yaman, khususnya Hadramaut. Dari 114 marga, ada lima marga Habib yang paling tinggi atau paling banyak jumlahnya di Indonesia.
Sayyid Idrus Alwi Al-Masyhur dalam bukunya "Sejarah, Silsilah dan Gelar Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Singapura, Malaysia, Timur Tengah, India dan Afrika" menjelaskan bahwa keturunan Nabi Muhammad SAW mempunyai beberapa panggilan khusus.
Di setiap negara dan daerah biasanya berbeda-beda dalam penyebutannya.
1. Syarif (biasanya ditujukan untuk keturunan Sayyidina Hasan cucu Rasulullah SAW, contohnya Syarif-Syarif di Mekkah). Pemakaian gelar Syarif di Mekkah kemudian juga dipakai para keturunan Sayyidina Husein yang menjadi Sultan di Nusantara seperti Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri Pontianak)
2. Sayyid (juga digunakan untuk keturunan Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain)
3. Habib, jamaknya Habaib (gelar yang banyak digunakan di Indonesia dan Asia Tenggara)
4. Syed (digunakan di Malaysia)
5. Wan (dulu sering digunakan di Jakarta. Juga banyak ditemukan di wilayah Melayu Nusantara (seperti Kelantan, Patani)
6. Tuanku (digunakan di Sabah dan Sarawak)
7. Sidi (digunakan di Pariaman Sumatera Barat)
8. Yek (digunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur).
Dua Fase
Marga atau Fam terbentuk dimulai dari komunitas Habib. Marga, bisa diartikan strata sosial dari kalangan habib yang ditandai dengan sebutan khusus bagi keluarga masing-masing, yang terbagi dalam dua fase besar, yaitu, pertama fase awal dan kedua, fase berkembangnya nasab (jalur Alawiyin) di Hadramaut dan negeri lain.
Nah, 8 marga di atas adalah fase awal. Setekah itu pada fase berkembangnya nasab (jalur Alawiyin) di Hadramaut dan negeri lain menjadi 114 marga.
Berikut 114 marga tersebut:
1. Assadullah Fi Ardhihi (tekun dan semangat membaca Al Quran dan maknanya bagaikan seekor singa)
2. Al A’yun (mempunyai warna hitam yang lebar pada matanya hingga terlihat indah)
3. Al Albar (karena sangat berbakti kepada ibunya dengan sebenar benarnya taat)
4. Al Battah (Lahir di Battah sebuah kota yang terletak di sebelah Barat Sahil, Afrika Timur)
5. Al Bahar (munculnya banyak keramat ketika sering berlayar di laut, juga karena ilmunya yang luas seperti luasnya laut)
6. Al Ibrahim (nisbat kepada nama leluhur)
7. Al Barakat (berharap mendapat berkah dan kebaikan dari Allah)
8. Al Barum (nama dusun di Hadramaut)