Jadilah Orang yang Merasa Diawasi Allah
A
A
A
Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali (1058-1111) memberikan nasihat indah dalam Kitab Bidayatul Hidayah. Ulama besar bernama lengkap Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali mengatakan kedekatan seorang hamba di sisi Allah tergantung bagaimana ia menempatkan Allah di hatinya.
Ketahuilah bahwa perintah Allah ada yang wajib dan ada yang sunnah. Yang wajib merupakan harta pokok sebagai modal perdagangan yang dengannya bisa selamat. Sementara yang sunah merupakan laba yang dengannya kita bisa meraih derajat mulia.
Dalam satu hadits Qudsi, Allah Ta'ala berfirman: "Tidaklah orang-orang mendekatkan diri pada-Ku dengan melaksanakan apa yang Kuwajibkan pada mereka, dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri padaku dengan amalĀamal sunah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi telinganya yang mendengar, matanya yang melihat, lidahnya yang berbicara, tangannya yang memegang, dan kakinya yang berjalan."
Kata Imam Al-Ghazali, seseorang tidak akan dapat menegakkan perintah Allah, kecuali dengan senantiasa mengawasi hati dan anggota badanmu pada setiap waktu dan setiap tarikan nafas dari pagi hingga sore.
"Allah Ta'ala menangkap isi hatimu, mengawasi lahir dan batinmu, mengetahui semua lintasan pikiranmu, langkah-langkahmu, serta diam dan gerakmu. Saat bergaul dan menyendiri, engkau sedang berada di hadapan-Nya. Tidak ada yang diam, dan tak ada yang bergerak, melainkan semuanya diketahui oleh penguasa langit, Allah Ta'ala," kata Al-Ghazali.
Ini sejalan dengan firman-Nya: "Dia mengetahui khianatnya mata dan apa yang disembunyikan hati". (QS Ghafir: 19). Ayat lain berbunyi: "Dia Maha Mengetahui yang rahasia dan tersembunyi". (QS Thaha: 7).
Karena itu, hendaklah engkau beradab di hadapan Allah dengan adab seorang hamba yang hina dan berdosa di hadapan-Nya. Berusahalah agar Allah tidak melihatmu sedang melakukan sesuatu yang dilarang.
"Berusahalah membagi waktu dan mengatur wirid-wiridmu dari pagi hingga petang. Jagalah perintah Allah Ta'ala yang diwajibkan kepadamu, sejak dari bangun tidur hingga engkau kembali ke pembaringan," demikian nasihat Imam Al-Ghazali.
Ketahuilah bahwa perintah Allah ada yang wajib dan ada yang sunnah. Yang wajib merupakan harta pokok sebagai modal perdagangan yang dengannya bisa selamat. Sementara yang sunah merupakan laba yang dengannya kita bisa meraih derajat mulia.
Dalam satu hadits Qudsi, Allah Ta'ala berfirman: "Tidaklah orang-orang mendekatkan diri pada-Ku dengan melaksanakan apa yang Kuwajibkan pada mereka, dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri padaku dengan amalĀamal sunah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi telinganya yang mendengar, matanya yang melihat, lidahnya yang berbicara, tangannya yang memegang, dan kakinya yang berjalan."
Kata Imam Al-Ghazali, seseorang tidak akan dapat menegakkan perintah Allah, kecuali dengan senantiasa mengawasi hati dan anggota badanmu pada setiap waktu dan setiap tarikan nafas dari pagi hingga sore.
"Allah Ta'ala menangkap isi hatimu, mengawasi lahir dan batinmu, mengetahui semua lintasan pikiranmu, langkah-langkahmu, serta diam dan gerakmu. Saat bergaul dan menyendiri, engkau sedang berada di hadapan-Nya. Tidak ada yang diam, dan tak ada yang bergerak, melainkan semuanya diketahui oleh penguasa langit, Allah Ta'ala," kata Al-Ghazali.
Ini sejalan dengan firman-Nya: "Dia mengetahui khianatnya mata dan apa yang disembunyikan hati". (QS Ghafir: 19). Ayat lain berbunyi: "Dia Maha Mengetahui yang rahasia dan tersembunyi". (QS Thaha: 7).
Karena itu, hendaklah engkau beradab di hadapan Allah dengan adab seorang hamba yang hina dan berdosa di hadapan-Nya. Berusahalah agar Allah tidak melihatmu sedang melakukan sesuatu yang dilarang.
"Berusahalah membagi waktu dan mengatur wirid-wiridmu dari pagi hingga petang. Jagalah perintah Allah Ta'ala yang diwajibkan kepadamu, sejak dari bangun tidur hingga engkau kembali ke pembaringan," demikian nasihat Imam Al-Ghazali.
(rhs)