Orang Saleh Itu Selalu Khawatir Amalnya Tidak Diterima

Kamis, 23 Januari 2020 - 14:47 WIB
Orang Saleh Itu Selalu Khawatir Amalnya Tidak Diterima
Orang Saleh Itu Selalu Khawatir Amalnya Tidak Diterima
A A A
Setiap muslim diwajibkan untuk beramal saleh sebelum datangnya hari penyesalan. Namun perlu diwaspadai agar seseorang tidak jatuh ke dalam sifat riya atau merasa bangga dengan amalan.

Allah Ta'ala berfirman:
ٱلَّذِی خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَیَوٰةَ لِیَبۡلُوَكُمۡ أَیُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلࣰاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡغَفُورُ.
"(Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Surah Al Mulk: 2)

Berkata Imam Fudhoil bin Iyadh tatkala menjelaskan ayat ini, yang dimaksud sebaik-baik amalan: "Yaitu amalan yang paling ikhlas dan sesuai (ajaran Nabi)."

Apabila amal dilakukan dengan ikhlas namun tidak sesuai ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW), maka amalan itu tidak akan diterima. Begitu pula, apabila suatu amalan dilakukan mengikuti ajaran Nabi, namun tidak ikhlas, amalan tersebut juga tidak akan diterima.Al Habib Quraisy Baharun menjelaskan, amalan barulah diterima jika terdapat syarat ikhlas dan showab. Amalan dikatakan ikhlas apabila dikerjakan semata-mata karena Allah. Amalan dikatakan showab apabila sesuai ajaran Nabi SAW.

Dua hal yang menjadi syarat diterimanya amalan, ikhlas dan mutaba'ah (sesuai sunnah) adalah hal mutlak yang harus dipenuhi setiap kali seseorang melakukan perbuatannya. Hal ini merupakan perkara pokok, walaupun berat harus dijaga oleh setiap muslim.

Kata Habib Quraisy, para ulama salaf terdahulu begitu semangat untuk menyempurnakan amalan mereka. Kemudian mereka berharap-harap agar amalan tersebut diterima oleh Allah dan khawatir jika tertolak.

Berkata Ibnu Dinar:
الخوف على العمل أن لا يتقبل أشد من العمل!.
"Rasa takut amalan tidak diterima itu lebih berat ketimbang amalan itu sendiri".

Allah menyebutkan sifat-sifat orang yang selalu menjaga amalannya dan takut jika tidak diterima. Allah berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut." (Surah Al-Mu'minun: 60)

Ummum Mukminin 'Aisyah RA mengatakan:
يَا رَسُولَ اللَّهِ (وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ) أَهُوَ الرَّجُلُ الَّذِى يَزْنِى وَيَسْرِقُ وَيَشْرَبُ الْخَمْرَ قَالَ : لاَ يَا بِنْتَ أَبِى بَكْرٍ – أَوْ يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ – وَلَكِنَّهُ الرَّجُلُ يَصُومُ وَيَتَصَدَّقُ وَيُصَلِّى وَهُوَ يَخَافُ أَنْ لاَ يُتَقَبَّلَ مِنْهُ.
"Wahai Rasulullah! Apakah yang dimaksudkan dalam ayat 'Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut', adalah orang yang berzina, mencuri dan meminum khomr?"

Rasulullah SAW lantas menjawab, "Wahai putri Ash-Shidiq! Yang dimaksud dalam ayat tersebut bukanlah seperti itu. Bahkan yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah orang yang yang berpuasa, yang bersedekah dan yang salat, namun ia khawatir amalannya tidak diterima." (HR At-Turmidzi No 3175 dan Ibnu Majah No 4198)

Ibnu Diinar berkata: "Tidak diterimanya amalan lebih kukhawatirkan daripada banyak beramal."

Wallahu A'lam Bisshowab
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2828 seconds (0.1#10.140)