4 Penyebab Mewabahnya Virus Penyakit Menurut Imam Al-Qurthubi
A
A
A
Ustaz Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Al-Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menyebutkan 4 faktor yang menyebabkan Allah Ta'ala memelihara sebuah negeri atau negara dari wabah virus yang membahayakan para penduduknya. Keempat faktor itu menurut Imam Al-Qurthubi yaitu, pertama, pemimpin adil yang tidak menzalimi rakyatnya. Kedua, ulama yang berani dan tegas menyerukan amar ma’ruf nahi munkar. Ketiga, para cendekiawan yang mengajak mencintai ilmu dan Al-Qur'an . Keempat, para wanita yang senantiasa menjaga kehormatan dan tidak menampakkan auratnya di khalayak publik.
Sebaliknya, jika hal itu dilanggar dan diabaikan, maka Allah pun akan menimpakan bala musibah wabah itu kepada mereka. Apa saja 4 faktor tersebut menurut Imam Al-Qurthubi? Berikut ulasannya:
1. Penguasa yang Zalim.
Ketika sebuah negara dipimpin seorang penguasa yang zalim, maka segala kemungkinan bala musibah akan mudah terjadi. Kita bisa belajar dari awal kasus munculnya virus Corona di China. Masih ingat, apa yang pernah terlontar dari ucapan Presiden Xi Jinping pada Hari Nasional China ke-70 RRC di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok (1/10/2020). Dengan kecongkakan dan kesombongan dia mengatakan, "Tak ada kekuatan yang bisa mengalahkan China!"
Atas kesombongan itu, Allah Ta'ala mengirimkan kekuatan para tentara-Nya yang tak terlihat, yaitu berupa virus yang hanya dalam hitungan hari telah mampu memporak-porandakan kekuatan ekonomi China yang menggurita.
Diketahui saat ini, negara China sedang menggeliat tumbuh besar menjadi sebuah kekuatan raksasa dalam berbagai lini, khususnya ekonomi, industri serta teknologi terbarukan yang bakal diprediksi akan menjadi pesaing berat bagi Amerika Serikat dan sekutunya.
Tak berselang lama kemudian -hanya sekitar dua bulan berikutnya- wabah virus Corona mulai menyerang dan mewabah di Wuhan, salah satu provinsi di China sejak bulan Desember 2019 yang lalu hingga hari ini. Virus itu kemudian menyebar ke China hingga menjangkiti 73 negara di dunia. Dan dampak dari kasus virus itu telah menelan korban 3.117 orang di China serta terdapat 90.872 kasus virus Corona yang telah tercatat di seluruh negara.
Warga negara China di berbagai negara pun mengalami perlakuan pemblokiran serta "travel warning" dari dan ke China. Dan lihat saja, kini China secara umum telah mengalami kerugian triliunan dollar dalam beberapa bulan terakhir ini. Di negara kita hal yang sama pun bisa terjadi. Penyebaran virus Corona sebagai akibat dari pemimpin yang tidak begitu kurang memberikan perhatian serius terhadap persoalan ini.
Seharusnya pemerintah tidak boleh mengabaikan imbauan WHO agar tidak ada satu negara pun yang boleh mengklaim negara bebas dari wabah Corona serta terlalu percaya diri terhadap penelitian sampel yang diujikan ditambah dengan bantahan-bantahan para pejabat negaranya yang seakan menutupi ancaman Corona yang serius.
2. Ulama Su'u yang Haus Jabatan dan Kekuasaan.
Di kala sebuah negara menghadapi bencana musibah mewabahnya sebuah penyakit, peran para ulama seharusnya menjadi pencerah kegelisahan umat, pembimbing atas keresahan masyarakat. Namun, bagi ulama yang memiliki kepentingan, maka kehadirannya hanya akan menjadi corong dan penyampai kepentingan penguasa.
Ulama yang tidak memiliki kepentingan apa pun, mereka tidak takut menyampaikan kebenaran. Mereka akan berbicara apa adanya untuk menyelamatkan umat. Mereka akan mengajak umat untuk bertaubat serta memperbanyak beristighfar atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan. Mereka akan membimbing serta mengarahkan agar umat agar semakin mendekatkan diri kepada Tuhan yang menurunkan wabah bala penyakit tersebut.
3. Penegak Hukum dan Kaum Intelek yang Mengabaikan Keadilan dan Hukum-Hukum Al-Qur'an.
Perlu dipahami, persoalan mewabahnya virus penyakit bukan semata persolan medis yang penanganan serta pencegahannya juga hanya berharap pada kekuatan manusia. Soal wabah penyakit tak terlepas dari satu kekuatan dan kehendak Tuhan yang Mahakuasa. Maka disinilah orang-orang beriman memandang pencegahan dan penanggulangannya juga harus dikembalikan kepada kuasa Allah Ta'ala.
Allah yang menurunkan bala musibah, maka pencegahan serta perlindungannya juga harusnya kembali pada taqarrub kepada Allah. Penyebab lainnya ketika para penegak hukum dan kaum intelek yang mengabaikan keadilan dan hukum-hukum Al-Qur'an. Manakala para penista agama dibiarkan, penghina Rasulullah dibela dan dilindungi, para koruptor dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan bala musibah Allah akan diturunkan.
4. Para Perempuan yang Senantiasa Memamerkan Auratnya.
Perempuan bisa menjadi penyebab mewabahnya penyakit. Perempuan yang seperti apa? Perempuan yang senantiasa mengumbar auratnya untuk dinikmati oleh selain mahramnya di depan khalayak umum. Dengan semakin maraknya pergaulan bebas di kalangan masyarakat, maka akan membuka celah peluang mewabahnya virus penyakit.
Bukan hanya sekadar virus Corona, namun juga bisa menebarkan virus penyakit lainnya, seperti HIV yang juga tak kalah membahayakan dan mematikannya. Nah, ketika wabah penyakit Coronavirus menyebar di beberapa negara termasuk Indonesia, ada sebagian orang yang khawatir, takut, bahkan panik lantas mereka memborong masker hingga bahan makanan di supermarket.
Ada pula yang takut berlebihan, takut keluar rumah tanpa masker, takut bersalaman, bahkan takut berinteraksi dengan orang sekitar lingkungannya. Padahal tidak seharusnya ditanggapi secara berlebihan bagi orang yang beriman dan memiliki keyakinan atas kekuasaan Tuhan. Wabah virus penyakit memang tidak terjadi, melainkan atas kehendak Allah Ta'ala. Namun, wabah itu pun tidaklah terjadi begitu saja, tanpa ada kesalahan atau ulah tangan manusia yang menjadi penyebab tersebarnya virus penyakit tersebut.
Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan pada surah Ar-Rum 41 bahwa kerusakan di muka bumi diakibatkan atas ulah tangan manusia itu sendiri yang pada akhirnya bisa berdampak pada sebuah bencana bagi banyak manusia di muka bumi lainnya: "Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan atas ulah tangan manusia agar mereka dapat merasakan dampak/akibat dari kerusakan yang mereka lakukan agar mereka menyadarinya." (QS. Ar-Rum: 41)
Apa yang dimaksud dengan "ulah tangan manusia", bukan sekadar faktor "human error" atau kesalahan manusia itu sendiri, namun juga faktor kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan manusia dalam mengemban amanahnya sebagai khalifah di muka bumi ini.
Semoga Allah menjaga diri kita, keluarga, warga masyarakat dan bangsa Indonesia dari wabah Coronavirus yang meresahkan tersebut. Aamin Ya Rabb Alamiin.
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Al-Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menyebutkan 4 faktor yang menyebabkan Allah Ta'ala memelihara sebuah negeri atau negara dari wabah virus yang membahayakan para penduduknya. Keempat faktor itu menurut Imam Al-Qurthubi yaitu, pertama, pemimpin adil yang tidak menzalimi rakyatnya. Kedua, ulama yang berani dan tegas menyerukan amar ma’ruf nahi munkar. Ketiga, para cendekiawan yang mengajak mencintai ilmu dan Al-Qur'an . Keempat, para wanita yang senantiasa menjaga kehormatan dan tidak menampakkan auratnya di khalayak publik.
Sebaliknya, jika hal itu dilanggar dan diabaikan, maka Allah pun akan menimpakan bala musibah wabah itu kepada mereka. Apa saja 4 faktor tersebut menurut Imam Al-Qurthubi? Berikut ulasannya:
1. Penguasa yang Zalim.
Ketika sebuah negara dipimpin seorang penguasa yang zalim, maka segala kemungkinan bala musibah akan mudah terjadi. Kita bisa belajar dari awal kasus munculnya virus Corona di China. Masih ingat, apa yang pernah terlontar dari ucapan Presiden Xi Jinping pada Hari Nasional China ke-70 RRC di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok (1/10/2020). Dengan kecongkakan dan kesombongan dia mengatakan, "Tak ada kekuatan yang bisa mengalahkan China!"
Atas kesombongan itu, Allah Ta'ala mengirimkan kekuatan para tentara-Nya yang tak terlihat, yaitu berupa virus yang hanya dalam hitungan hari telah mampu memporak-porandakan kekuatan ekonomi China yang menggurita.
Diketahui saat ini, negara China sedang menggeliat tumbuh besar menjadi sebuah kekuatan raksasa dalam berbagai lini, khususnya ekonomi, industri serta teknologi terbarukan yang bakal diprediksi akan menjadi pesaing berat bagi Amerika Serikat dan sekutunya.
Tak berselang lama kemudian -hanya sekitar dua bulan berikutnya- wabah virus Corona mulai menyerang dan mewabah di Wuhan, salah satu provinsi di China sejak bulan Desember 2019 yang lalu hingga hari ini. Virus itu kemudian menyebar ke China hingga menjangkiti 73 negara di dunia. Dan dampak dari kasus virus itu telah menelan korban 3.117 orang di China serta terdapat 90.872 kasus virus Corona yang telah tercatat di seluruh negara.
Warga negara China di berbagai negara pun mengalami perlakuan pemblokiran serta "travel warning" dari dan ke China. Dan lihat saja, kini China secara umum telah mengalami kerugian triliunan dollar dalam beberapa bulan terakhir ini. Di negara kita hal yang sama pun bisa terjadi. Penyebaran virus Corona sebagai akibat dari pemimpin yang tidak begitu kurang memberikan perhatian serius terhadap persoalan ini.
Seharusnya pemerintah tidak boleh mengabaikan imbauan WHO agar tidak ada satu negara pun yang boleh mengklaim negara bebas dari wabah Corona serta terlalu percaya diri terhadap penelitian sampel yang diujikan ditambah dengan bantahan-bantahan para pejabat negaranya yang seakan menutupi ancaman Corona yang serius.
2. Ulama Su'u yang Haus Jabatan dan Kekuasaan.
Di kala sebuah negara menghadapi bencana musibah mewabahnya sebuah penyakit, peran para ulama seharusnya menjadi pencerah kegelisahan umat, pembimbing atas keresahan masyarakat. Namun, bagi ulama yang memiliki kepentingan, maka kehadirannya hanya akan menjadi corong dan penyampai kepentingan penguasa.
Ulama yang tidak memiliki kepentingan apa pun, mereka tidak takut menyampaikan kebenaran. Mereka akan berbicara apa adanya untuk menyelamatkan umat. Mereka akan mengajak umat untuk bertaubat serta memperbanyak beristighfar atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan. Mereka akan membimbing serta mengarahkan agar umat agar semakin mendekatkan diri kepada Tuhan yang menurunkan wabah bala penyakit tersebut.
3. Penegak Hukum dan Kaum Intelek yang Mengabaikan Keadilan dan Hukum-Hukum Al-Qur'an.
Perlu dipahami, persoalan mewabahnya virus penyakit bukan semata persolan medis yang penanganan serta pencegahannya juga hanya berharap pada kekuatan manusia. Soal wabah penyakit tak terlepas dari satu kekuatan dan kehendak Tuhan yang Mahakuasa. Maka disinilah orang-orang beriman memandang pencegahan dan penanggulangannya juga harus dikembalikan kepada kuasa Allah Ta'ala.
Allah yang menurunkan bala musibah, maka pencegahan serta perlindungannya juga harusnya kembali pada taqarrub kepada Allah. Penyebab lainnya ketika para penegak hukum dan kaum intelek yang mengabaikan keadilan dan hukum-hukum Al-Qur'an. Manakala para penista agama dibiarkan, penghina Rasulullah dibela dan dilindungi, para koruptor dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan bala musibah Allah akan diturunkan.
4. Para Perempuan yang Senantiasa Memamerkan Auratnya.
Perempuan bisa menjadi penyebab mewabahnya penyakit. Perempuan yang seperti apa? Perempuan yang senantiasa mengumbar auratnya untuk dinikmati oleh selain mahramnya di depan khalayak umum. Dengan semakin maraknya pergaulan bebas di kalangan masyarakat, maka akan membuka celah peluang mewabahnya virus penyakit.
Bukan hanya sekadar virus Corona, namun juga bisa menebarkan virus penyakit lainnya, seperti HIV yang juga tak kalah membahayakan dan mematikannya. Nah, ketika wabah penyakit Coronavirus menyebar di beberapa negara termasuk Indonesia, ada sebagian orang yang khawatir, takut, bahkan panik lantas mereka memborong masker hingga bahan makanan di supermarket.
Ada pula yang takut berlebihan, takut keluar rumah tanpa masker, takut bersalaman, bahkan takut berinteraksi dengan orang sekitar lingkungannya. Padahal tidak seharusnya ditanggapi secara berlebihan bagi orang yang beriman dan memiliki keyakinan atas kekuasaan Tuhan. Wabah virus penyakit memang tidak terjadi, melainkan atas kehendak Allah Ta'ala. Namun, wabah itu pun tidaklah terjadi begitu saja, tanpa ada kesalahan atau ulah tangan manusia yang menjadi penyebab tersebarnya virus penyakit tersebut.
Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan pada surah Ar-Rum 41 bahwa kerusakan di muka bumi diakibatkan atas ulah tangan manusia itu sendiri yang pada akhirnya bisa berdampak pada sebuah bencana bagi banyak manusia di muka bumi lainnya: "Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan atas ulah tangan manusia agar mereka dapat merasakan dampak/akibat dari kerusakan yang mereka lakukan agar mereka menyadarinya." (QS. Ar-Rum: 41)
Apa yang dimaksud dengan "ulah tangan manusia", bukan sekadar faktor "human error" atau kesalahan manusia itu sendiri, namun juga faktor kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan manusia dalam mengemban amanahnya sebagai khalifah di muka bumi ini.
Semoga Allah menjaga diri kita, keluarga, warga masyarakat dan bangsa Indonesia dari wabah Coronavirus yang meresahkan tersebut. Aamin Ya Rabb Alamiin.
(rhs)