Pesan multikultural Alquran

Jum'at, 10 Agustus 2012 - 13:52 WIB
Pesan multikultural Alquran
Pesan multikultural Alquran
A A A
BULAN Ramadan adalah bulan diturunkannya Alquran (nuzulul qur’an) dari Allah SWT sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad SAW.

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)… (QS Al Baqarah: 185)”.

Berdasarkan ayat tersebut, salah satu fungsi diturunkannya Alquran adalah sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, sehingga dengan petunjuknya itu manusia diharapkan selalu berada di jalan yang benar dan diridai Tuhan. Di antara pesan Alquran yang harus menjadi renungan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang Bineka Tunggal Ika, adalah pesan multikultural untuk membangun harmonisasi kehidupan.

Pesan ini menjadi relevan dan kontekstual, mengingat kekerasan dan disharmoni di hampir semua aspek kehidupan masih mewarnai kehidupan kebangsaan kita,termasuk dalam bulan Ramadan. Pesan multikultural tersebut adalah: Pertama, secara natural manusia diciptakan dalam bentuk berbangsa-bangsa, bersuku-suku dengan jenis kelamin yang berbeda.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.(QS Al Hujurat: 13)

Pesan tersebut secara jelas memerintahkan semua manusia untuk saling taaruf (kenal-mengenal), sehingga akan saling memahami (tafahum), yang bermuara pada sikap saling menolong dan bekerja sama (ta’awun) dan saling menanggung (takaful) satu sama lainnya.(Rahardjo,2002).

Pesan kedua, bersikap dan berprasangka positif terhadap perbedaan keyakinan. Perbedaan suku, agama, ras, golongan, dan jenis kelamin adalah sunatullah, sesuatu yang terjadi atas kehendak Tuhan. Meniadakan perbedaan adalah sesuatu yang mustahil. Karena itu, kita diperintahkan untuk bersikap positif dalam menerima perbedaan.(Mu’ti,2009).

Ketiga, pesan untuk membangun tanggung jawab sosial bersama. Berbeda bukan berarti tidak bisa bekerja sama. Bahkan, semua ajaran agama dan tradisi budaya masing-masing suku di Indonesia mengajarkan untuk saling membantu dan bersinergi.

Keempat, memfasilitasi dan mengakomodasi mereka yang berbeda, sehingga dapat menjalankan agama sesuai keyakinannya. Dalam piagam Madinah, semua komunitas tanpa membedakan agama dan etnis, disebut sebagai " ummat”. Sebagai penghormatan terhadap tamu dan keyakinan, Nabi Muhammad SAW mengizinkan kaum Nasrani Najran menunaikan salat di Masjidnya (Mu’ti, 2009).

Alquran menegaskan ”Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS An Nisa: 86).

Pesan multikultural Alquran tersebut, layak untuk direnungkan saat bulan suci Ramadan. Sambil kita melakukan iktikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir, sehingga terjadi internalisasi pesan-pesan dan nilai-nilai kandungan Alquran, sebagai bekal bagi manusia dalam mengarungi samudra kehidupan.

FAOZAN AMAR
Direktur Al Wasath Institute dan Dosen Studi Islam Uhamka
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3671 seconds (0.1#10.140)