Kebanggaan Orang Tua di Dunia dan Akhirat

Sabtu, 05 Juli 2014 - 06:58 WIB
Kebanggaan Orang Tua di Dunia dan Akhirat
Kebanggaan Orang Tua di Dunia dan Akhirat
A A A
MALAM itu saya dan istri sedang mampir di sebuah warung es kelapa di pinggir jalan. Bukan rasa haus yang membuat saya singgah di situ. Apa alasannya, saya sendiri belum mengerti.

Di sana terlihat seorang pria yang tengah duduk menikmati es kelapa. Sedang pemilik warung itu adalah sepasang suami-istri asal Medan yang saya duga dari logat bicara mereka.

Kami berdua memesan es kelapa. Tak lama kami pun menikmatinya sambil berbincang sana-sini menikmati malam yang kami jalani bersama.

Lalu datanglah seorang bocah berusia 7 tahun kira-kira. Bocah itu mendekati kedua pemilik warung sambil cium tangan. Bocah itu mengenakan peci putih dan baju taqwa. Sepertinya ia baru usai mengaji.

Pria pembeli yang datang sebelum kami membuka tanya, "Itu anak bapak ya?" Pertanyaan itu dibenarkan oleh penjual es kelapa. Pria pembeli lalu menyapa si bocah, "Habis pulang ngaji ya nak?" Anak itu mengangguk memberi jawab. "Ngajinya sudah sampai surat apa?" tanya pria tadi. "Surat Al Mulk" jawab anak itu singkat.

Mendengar jawab bocah itu, saya dan istri mulai tertarik dan pasang telinga. Pada saat yang sama, kedua mata ini mendapati mimik bangga yang tersirat di wajah kedua orang tuanya yang berpofesi sebagai penjual es kelapa.

Pria tadi melanjutkan tanya, "Apakah kamu hafal surat Al Mulk?" Anak itu menjawab dengan anggukan. "Apakah boleh saya uji hafalanmu?" tanya pria tadi kepada sang bocah. Lagi-lagi si bocah menjawab dengan anggukan.

Pria itu lalu membaca penggalan awal ayat ke 16 dari surat Al Mulk dan meminta bocah tersebu untuk melanjutkannya. Bocah itu membaca dengan fasih ayat ke enam belas. "Aamintum man fis samaa'i ay yakhsifa bikumul ardho fa idza hiya tamuur....."

Saya dan istri mulai colek-colekan menikmati tontonan menakjubkan dan gratis ini. Saya pun melihat kedua orang tuanya tidak hanya menikmati, namun ada gurat rasa bangga di wajah mereka.

"Subhanallah, boleh saya minta kamu baca 1 ayat lagi?" pinta pria tadi. Anak itu pun tanpa sungkan membaca ayat kelanjutannya. Tatkala ayat ketujuh belas usai dibaca oleh sang bocah, maka kami semua bertasbih memuji Allah SWT dengan suara yang lebih keras.

Maka pria tersebut mengeluarkan uang dari sakunya. Ia berujar, "Aku ingin memberi hadiah untukmu berupa uang sebab kamu sudah hafal surat Al Mulk." Pria itu memberi selembar uang pecahan dua ribu rupiah kepada si bocah dan ia pun langsung cengengesan kegirangan. Tak lama berselang, pria itu menambahkan pemberiannya. Kali ini ia berikan pecahan lima ribuan. Dan bocah itupun bertambah girang.

"Kalau anaknya sudah hafal surat Al Mulk, pasti kedua orang tuanya lebih banyak lagi hafalannya," ujar pria tadi kepada penjual kelapa. "Boro-boro hafal, baca Al Quran saja kami berdua tidak bisa, Pak," jawab ayah dari bocah tadi.

"Insya Allah, kalian berdua bisa masuk surga sebab anak ini yang menghafal Al Quran. Namun saat di surga, mungkin kepala kalian selalu menengadah ke atas. Sebab surga anak ini pasti jauh lebih tinggi kedudukannya di banding kalian. Bila kalian mau bersama-sama di akhirat kelak, maka rajinlah menghafal Al Quran," pria itu menyudahi tausyiah singkatnya.

Kedua orang tua bocah tadi menganggukkan kepala tanda setuju.

Saya pun dan istri bangkit dari duduk untuk membayar es kelapa yang telah kami minum. Pria pembeli tadi berkata saat melihat kami bangkit, "Maaf pak, bu, izinkan saya mentraktir minum kalian berdua. Saya amat bahagia malam ini." Kami berdua saling pandang lalu kami mengangguk dan berterima kasih kepadanya.

"Berapa semua harga es kelapa ini, pak?" tanya pria tadi kepada bapak penjual. "Lima ribu rupiah saja," jawabnya.

"Wah, ini luar biasa. Alhamdulillah, harga surat Al Mulk lebih mahal dari es kelapa. Ini baru benar," imbuh pria tadi.

Saya dan istri lalu berpamitan. Saat motor yang saya kendarai meninggalkan warung tadi, Allah SWT izinkan mata ini melihat sebuah pemandangan yang teramat indah.
Di sana terlihat ibu-bapak penjual es kelapa tadi tengah membelai kepala anaknya yang telah hafal surat Al Mulk.

Dalam hati saya tersirat makna bahwa anak itu telah membuat kedua orang tuanya bangga di hadapan makhluk saat di dunia. Saya yakin, anak itu pun akan membuat bangga kedua orang tuanya di akhirat di hadapan Allah Sang Khalik sebab hafalan Al Quran yang dimilikinya.

Saya pun berdoa dengan gumam dalam hati, "Ya Allah, muliakanlah aku, keluargaku dan orang tuaku dengan cahaya Alquran."

Segala puji bagi-Mu, ya Allah atas hadiah tontonan indah di malam itu.

BOBBY HERWIBOWO
Yayasan Askar Kauny
Menghafal Alquran Semudah Tersenyum
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6141 seconds (0.1#10.140)