7 Persiapan Menyambut Ramadhan, Nomor 2 Wajib Ditunaikan
Selasa, 28 Februari 2023 - 17:10 WIB
Disebutkan dalam sebuah hadits riwayat ummul mukminin Aisyah beliau berkata, "Aku belum pernah melihat Rasulullah ﷺ menyempurnakan puasa sebulan penuh melainkan pada bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat Rasulullah ﷺ paling banyak berpuasa dalam sebulan melainkan pada bulan Sya'ban." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dengan memperbanyak puasa dan membiasakan ibadah di bulan Sya'ban, akan menjadikan kita memiliki persiapan dan pembiasaan diri dengan amal-amal Ramadhan.
4. Menyiapkan Dana untuk Bersedekah di Bulan Ramadhan
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata:
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
Artinya: "Nabi ﷺ adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan kedermawanan Rasulullah ﷺ tersebut tentu sulit untuk kita contoh jika tidak memiliki bekal maliyah yang memadai.
5. Kesiapan Jasmani dan Ruhani
Kesiapan di sini tentu tidak hanya berkaitan dengan jasmani yang sehat, namun adanya pembiasaan aktivitas agar tidak kaget dengan program Ramadhan. Di mana siang harinya kita berpuasa dan malam harinya diisi dengan qiyam dan tilawah Al-Qur'an.
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ.
Artinya: "Pergunakanlah kesempatan yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu." (HR Al Hakim)
Berkata al imam Ibnu Rajab rahimahullah: "Nabi ﷺ berpuasa di bulan Sya'ban bertujuan untuk latihan sebelum menjalani puasa ramadhan. Supaya berjumpa ramadhan tidak dengan rasa berat. Beliau telah berlatih puasa dan dia telah merasakan kelezatan dan manisnya puasa Sya'ban di hatinya. Sehingga ketika memasuki Ramadhan ia dalam kondisi kuat dan penuh semangat." [Lathaif al Ma’aarif hal. 174]
6. Menyiapkan Ilmu dan Targhib Ramadhan
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata, "Menjelang kedatangan bulan Ramadhan, Rasulullah ﷺ bersabda:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Artinya: "Telah datang kepada kalian bulan yang diberkahi. Diwajibkan kepada kalian berpuasa padanya. Pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, syaithan-syaithan dibelunggu. Padanya juga terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang kebaikan pada malam itu, maka ia telah terhalang dari kebaikan tersebut." (HR Ahmad)
Targhib yang diadakan bukan hanya kaitannya dengan iming-iming keagungan Ramadhan, tapi afdhalnya dengan mempelajari kembali fiqih ibadah Ramadhan, agar dengan bertambahnya ilmu semakin maksimal ibadah yang kita lakukan dan terhindar dari penyimpangan yang bisa mengurangi bahkan bisa merusak ibadah kita.
Sebagaimana yang diwanti-wantikan oleh Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz:
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
Artinya: "Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan." [Zuhud li imam Ahmad (1/301)]
Dengan memperbanyak puasa dan membiasakan ibadah di bulan Sya'ban, akan menjadikan kita memiliki persiapan dan pembiasaan diri dengan amal-amal Ramadhan.
4. Menyiapkan Dana untuk Bersedekah di Bulan Ramadhan
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata:
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
Artinya: "Nabi ﷺ adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan kedermawanan Rasulullah ﷺ tersebut tentu sulit untuk kita contoh jika tidak memiliki bekal maliyah yang memadai.
5. Kesiapan Jasmani dan Ruhani
Kesiapan di sini tentu tidak hanya berkaitan dengan jasmani yang sehat, namun adanya pembiasaan aktivitas agar tidak kaget dengan program Ramadhan. Di mana siang harinya kita berpuasa dan malam harinya diisi dengan qiyam dan tilawah Al-Qur'an.
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ.
Artinya: "Pergunakanlah kesempatan yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu." (HR Al Hakim)
Berkata al imam Ibnu Rajab rahimahullah: "Nabi ﷺ berpuasa di bulan Sya'ban bertujuan untuk latihan sebelum menjalani puasa ramadhan. Supaya berjumpa ramadhan tidak dengan rasa berat. Beliau telah berlatih puasa dan dia telah merasakan kelezatan dan manisnya puasa Sya'ban di hatinya. Sehingga ketika memasuki Ramadhan ia dalam kondisi kuat dan penuh semangat." [Lathaif al Ma’aarif hal. 174]
6. Menyiapkan Ilmu dan Targhib Ramadhan
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata, "Menjelang kedatangan bulan Ramadhan, Rasulullah ﷺ bersabda:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Artinya: "Telah datang kepada kalian bulan yang diberkahi. Diwajibkan kepada kalian berpuasa padanya. Pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, syaithan-syaithan dibelunggu. Padanya juga terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang kebaikan pada malam itu, maka ia telah terhalang dari kebaikan tersebut." (HR Ahmad)
Targhib yang diadakan bukan hanya kaitannya dengan iming-iming keagungan Ramadhan, tapi afdhalnya dengan mempelajari kembali fiqih ibadah Ramadhan, agar dengan bertambahnya ilmu semakin maksimal ibadah yang kita lakukan dan terhindar dari penyimpangan yang bisa mengurangi bahkan bisa merusak ibadah kita.
Sebagaimana yang diwanti-wantikan oleh Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz:
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
Artinya: "Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan." [Zuhud li imam Ahmad (1/301)]
Lihat Juga :