Ketika Sultan Muhammad Al-Fatih Ubah Daratan Menjadi Lautan

Sabtu, 18 Juli 2020 - 11:59 WIB
Genderang perang telah ditabuh bertalu-talu, nasyid-nasyid pengobar semangat menggema di Tanduk Emas. Penduduk Konstantinopel dikejutkan oleh datangnya perahu-perahu Utsmani yang telah menguasai perairan.

Kini tidak ada lagi penghalang antara pasukan Byzantium yang mempertahankan Konstantinopel dengan tentara-tentara Utsmani. Penghalang berupa rantai-rantai raksasa itu sudah dilewati. Perang besar telah tersaji di depan mata; siap membunuh atau dibunuh. Tinggal pilih saja. ( )

Salah seorang ahli sejarah tentang Byzantium menyatakan kekagumannya atas teknik yang ditempuh pasukan Utsmani itu. Dia berkata, “Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti itu. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang. Sungguh cara seperti itu jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander Agung.“

Keputusasaan pun segera melanda penduduk Konstantinopel dan tersebarlah isu dan prediksi macam-macam di tengah mereka. Di antara mereka ada yang mengatakan, “Tampaknya Konstantinopel akan segera jatuh, tatkala kota ini melihat ada kapal-kapal berlayar di atas daratan yang kering.” ( ).

Kehadiran kapal-kapal Utsmani di Tanduk Emas telah berperan besar dalam melemahkan semangat pasukan Byzantium. Mereka terpaksa menarik sejumlah besar pasukan dari perbatasan lain untuk mempertahankan pagar pembatas di Tanduk Emas, mengingat pagar pembatas itu merupakan wilayah paling lemah yang sebelumnya dilindungi air, sekaligus bisa melindungi pagar-pagar pembatas yang lain.

Tentara Byzantium telah berusaha beberapa kali untuk menghancurkan armada laut Utsmani yang berada di Tanduk Emas ini, namun usaha-usaha mereka itu mampu dipatahkan oleh para mujahidin Utsmani. ( )
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
cover top ayah
وَمَا كَانَ لِنَفۡسٍ اَنۡ تَمُوۡتَ اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰهِ كِتٰبًا مُّؤَجَّلًا ؕ وَ مَنۡ يُّرِدۡ ثَوَابَ الدُّنۡيَا نُؤۡتِهٖ مِنۡهَا ‌ۚ وَمَنۡ يُّرِدۡ ثَوَابَ الۡاٰخِرَةِ نُؤۡتِهٖ مِنۡهَا ‌ؕ وَسَنَجۡزِى الشّٰكِرِيۡنَ
Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

(QS. Ali 'Imran Ayat 145)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More