Ahli Virus itu Guru Spiritual Sultan Muhammad Al-Fatih

Jum'at, 17 Juli 2020 - 14:34 WIB
loading...
Ahli Virus itu Guru Spiritual Sultan Muhammad Al-Fatih
Syaikh Aaq Syamsuddin selalu mendampingi Sultan Muhammad Al-Fatih di medan tempur. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
SUDAH menjadi sunnatullah, di balik lahirnya seorang penakluk, ada sekelompok ulama rabbani yang ikut andil dalam mendidik, mengarahkan, dan memberi penerangan. Ada peran besar Abdullah bin Yasin di Malik Yahya bin Ibrahim di balik pemimpin Daulah Murabithin. Lalu, ada Qadhi Al-Fadhil i balik Shalahuddin Al-Ayubi dalam Daulah Ayyubiyah.

Demikian juga dengan Sultan Muhammad Al-Fatih atau Sultan Mehmed II. Ada Syaikh Aaq Syamsuddin di balik Sang Penakluk ini yang amat legendaris ini. ( ).

"Sesungguhnya kalian melihatku sangat gembira. Kegembiraanku bukan karena penaklukan benteng ini semata. Akan tetapi, kegembiraanku muncul karena adanya seorang Syaikh yang mulia pada zamanku. Dia adalah guruku, Syaikh Aaq Syamsuddin," ujar Sultan Muhammad Al-Fatih pascapenaklukan Konstantinopel ibukota Byzantium .

Syaikh Aaq Syamsuddin adalah satu-satunya orang yang sanggup membuat Sultan menundukkan kepala. Segala nasihatnya didengar dan dilaksanakan. Sekalipun dunia mencatatnya sebagai pemimpin terbaik dari pasukan terbaik, namun ia sadar, tanpa gurunya itu, dirinya bukanlah siapa-siapa.



Suatu hari Sultan mengungkapkan perasaan segan dan sungkannya kepada Syaikh dalam pembicaraan dengan seorang menterinya, Mahmud Pasya. “Sesungguhnya rasa hormatku pada Syaikh Aaq Syamsuddin bukanlah penghormatan biasa. Jika saya berada di sampingnya, saya merasakan hal yang lain, saya begitu segan kepadanya,” ujarnya.

Pengarang buku Al-Badr Al-Thali’ menyebutkan: Sehari setelah menaklukkan Konstantinopel, Sultan datang ke kemah Syaikh Aaq Syamsuddin yang saat itu sedang berbaring. Dia tidak bangkit berdiri untuk menyambut kedatangannya. Maka Sultan pun mencium tangannya dan berkata kepadanya. “Saya datang kepadamu untuk sebuah keperluan.”



“Keperluan apa itu?” tanyanya.

“Bagaimana jika saya masuk dan kita berbicara berdua?” ujar Sultan memohon.

Namun Syaikh menolak dan Sultan. Sultan memaksa dan terus memohon, namun Syaikh selalu menjawab, “Tidak!”

Akibatnya, emosi Sultan tak bisa dibendung. Ia marah. “Sesungguhnya telah datang kepadamu salah seorang dari orang-orang Turki, dan kau masukkan dia sendirian, namun tatkala saya datang kau menolak untuk melakukan hal itu,” cecarnya.



Syaikh dengan dingin menjawab, “Sesungguhnya jika engkau masuk padaku sendirian, maka kau akan merasakan kenikmatan sehingga kesultanan akan jatuh dalam pandangan kedua matamu, dan akan berantakanlah semua perkara ini. Dan Allah akan murka kepada kita semua. Sedangkan masuk menyendiri itu adalah agar timbul rasa keadilan. Maka hendaklah engkau melakukan demikian dan demikian.”

Setelah itu Sultan mengirim uang 1000 dinar padanya, namun Syaikh tidak mau menerimanya. Maka tatkala Sultan keluar bersama seorang pembantunya dan berkata kepadanya, “Syaikh tidak berdiri untukku.”



“Mungkin dia melihat dalam dirimu ada perasaan sombong karena penaklukan ini, yang sebelumnya tidak bisa dilakukan pada sultan sebelumnya. Dengan demikian, Syaikh bermaksud menghapuskan rasa sombong itu dari dirimu,” ujar Menteri Mahmud.

Ahli Pengobatan
Demikian Syaikh selalu berusaha mendidik Sultan Muhammad Al Fatih dengan didikan yang penuh nilai nilai keimanan dan ihsan. Beliau bukan hanya memiliki kemampuan ilmu yang luas dalam agama dan penyucian jiwa tetapi pada saat yang sama sangat ahli dalam masalah pengobatan herbal.

Hingga kemasyhurannya dalam bidang pengobatan ini menjadi buah biblr di banyak kalangan. Ada ungkapan populer untuk Syaikh ini. "Sesungguhnya tumbuh-tumbuhan itu berbicara kepada Syaikh Aaq Syamsuddin?“

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1307 seconds (0.1#10.140)