Kisah Abu Lu'luah Bunuh Diri Setelah Menikam Khalifah Umar bin Khattab
Kamis, 20 Juli 2023 - 18:45 WIB
Subuh berdarah itu, menelan 13 korban. Tujuh orang di antaranya meninggal dunia, termasuk Umar bin Khattab. Salah seorang dari kaum mukminin yang melihat peristiwa itu langsung melemparkan burnus (baju berpenutup kepala) untuk menyergap dan menangkapnya.
Kala itu, sepertinya Abu Lu’luah yakin bahwa dia pasti tertangkap. Dan tidak mendapatkan jalan keluar. Maka, dia langsung bunuh diri.
Prajurit Kekaisaran Persia
Abu Lu'lu'ah atau Bābā Syujāʿuddīn pada mulanya prajurit Kekaisaran Persia Sasaniyah yang berhasil ditangkap dalam Pertempuran al-Qadisiyyah pada tahun 636 M.
Kala itu, pasukan Persia yang dipimpin Rustum dan Hurmuzan dapat dihancurkan pasukan muslimin. Jendral Persia, Rustum, Tewas. Sementara Hurmuzan berhasil meloloskan diri.
Saat itulah, salah satu pemimpin pasukan Persia, Hurmuzan, yang berhasil meloloskan diri dari perang Qodisiyah tidak terima dengan kekalahan Persia. Ia pun mulai menggalang pasukan khusus untuk aksi balas dendam. Abu Lu’lu’ah menjadi salah satu relawan.
Sebenarnya Abu Lu’lu’ah bukan orang dari kalangan biasa. Abu Lu’lu’ah pernah menjadi tahanan Romawi ketika perang Persia dan Romawi meletus, hingga ia menjadi seorang pandai besi yang handal, karena keadaan yang memaksa.
Kekalahan Persia atas kaum Muslimin benar-benar membuat Abu Lu-luah terkesima. Dendam mulai menggelayuti dirinya. Ia pernah berkata, takkan melupakan Umar bin Khattab pemimpin muslim itu. "Tidak akan aku lupakan nama ini…” ujarnya kepada Hurmuzan suatu ketika.
Abu Lu’lu’ah pun beraksi bersama sekelompok pasukan khusus menyerang markas pasukan muslimin di Irak. Sejumlah Muslimin terbunuh, namun aksi mereka berhasil dihentikan. Kelompok ini pun ditangkap dan di tawan pasukan Muslimin. Termasuk Abu Lu’lu’ah. Sementara pimpinan mereka Hurmuzan melarikan diri.
Nasib Abu Lu’lu’ah kemudian diserahkan kepada Al-Mughirah. Sejak itu Abu Lu’lu’ah bersama kawan-kawan seprofesinya tinggal di Madinah menjadi pengrajin. Dan inilah yang justru mendekatkan Abu Lu’lu’ah pada terbukanya pintu balas dendam pada pemimpin kaum Muslimin, Umar bin Khattab.
Kala itu, sepertinya Abu Lu’luah yakin bahwa dia pasti tertangkap. Dan tidak mendapatkan jalan keluar. Maka, dia langsung bunuh diri.
Prajurit Kekaisaran Persia
Abu Lu'lu'ah atau Bābā Syujāʿuddīn pada mulanya prajurit Kekaisaran Persia Sasaniyah yang berhasil ditangkap dalam Pertempuran al-Qadisiyyah pada tahun 636 M.
Kala itu, pasukan Persia yang dipimpin Rustum dan Hurmuzan dapat dihancurkan pasukan muslimin. Jendral Persia, Rustum, Tewas. Sementara Hurmuzan berhasil meloloskan diri.
Saat itulah, salah satu pemimpin pasukan Persia, Hurmuzan, yang berhasil meloloskan diri dari perang Qodisiyah tidak terima dengan kekalahan Persia. Ia pun mulai menggalang pasukan khusus untuk aksi balas dendam. Abu Lu’lu’ah menjadi salah satu relawan.
Sebenarnya Abu Lu’lu’ah bukan orang dari kalangan biasa. Abu Lu’lu’ah pernah menjadi tahanan Romawi ketika perang Persia dan Romawi meletus, hingga ia menjadi seorang pandai besi yang handal, karena keadaan yang memaksa.
Kekalahan Persia atas kaum Muslimin benar-benar membuat Abu Lu-luah terkesima. Dendam mulai menggelayuti dirinya. Ia pernah berkata, takkan melupakan Umar bin Khattab pemimpin muslim itu. "Tidak akan aku lupakan nama ini…” ujarnya kepada Hurmuzan suatu ketika.
Abu Lu’lu’ah pun beraksi bersama sekelompok pasukan khusus menyerang markas pasukan muslimin di Irak. Sejumlah Muslimin terbunuh, namun aksi mereka berhasil dihentikan. Kelompok ini pun ditangkap dan di tawan pasukan Muslimin. Termasuk Abu Lu’lu’ah. Sementara pimpinan mereka Hurmuzan melarikan diri.
Nasib Abu Lu’lu’ah kemudian diserahkan kepada Al-Mughirah. Sejak itu Abu Lu’lu’ah bersama kawan-kawan seprofesinya tinggal di Madinah menjadi pengrajin. Dan inilah yang justru mendekatkan Abu Lu’lu’ah pada terbukanya pintu balas dendam pada pemimpin kaum Muslimin, Umar bin Khattab.
(mhy)
Lihat Juga :