6 Hal yang Membatalkan Wudhu Menurut Mazhab Syafi'i
Sabtu, 30 September 2023 - 14:50 WIB
Begitu juga sentuhan dengan sesama mahram wudhunya juga tidak batal. Bagi yang masih bingung apa itu mahram. Mudahnya mahram adalah orang yang haram kita nikahi seperti ibu kandung kita misalnya. Maka sentuhan dengan ibu kandung tidak batal. Dan sebaliknya bukan mahram adalah orang yang halal kita nikahi. Seperti wanita lain yang bukan keluarga kita misalnya. Maka jika sentuhan kulit dengan kulit maka wudhunya batal.
Dalil yang melandasi hal ini adalah:
عن ابن شهاب عن سالم بن عبد الله ابن عمر عن أبيه قال: قبلة الرجل امرأته وجسها بيده من الملامسة فمن قبل امرأته أو جسها بيده فعليه الوضوء. رواه مالك في الموطأ والبيهقي. وهذا إسناد في نهاية من الصحة
Dari Ibnu Syihab dari Salim bin Abdullah bin Ibnu Umar dari Umar bin Khattab berkata: Mencium istri dan menyentuhnya termasuk Mulamasah. Siapa yang mencium istrinya atau menyentuhnya maka wajib baginya berwudhu. (HR Malik dalam Al-Muwatto' dan Imam Baihaqi. Sanad Hadits Ini Paling Shahih). Adapun hadis yang menyebutkan bahwa Nabi pernah mencium istrinya kemudian langsung sholat adalah hadits dhaif atau lemah.
Adapun hadis di bawah ini yang menyebutkan bahwa Nabi ﷺ menyentuh Sayyidah Aisyah ketika sholat itu adalah sentuhan yang ada kain yang menghalanginya. Sebab, orang tidur biasanya menggunakan kain selimut. Sehingga sentuhan jika ada kain penghalang maka wudhunya tidak batal.
وعن عائشة أن النبي صلى الله عليه وسلم :كان يصلي وهي معترضة بينه وبين القبلة فإذا أراد أن يسجد غمز رجلها, فقبضتها. رواه البخاري ومسلم
Dari Aisyah, sesungguhnya Nabi ﷺ melakukan sholat. Sementara Aisyah tidur di antara beliau dan arah kiblat, apabila Nabi hendak sujud beliau geser kaki Aisyah. (HR Al-Bukhari dan Muslim)
5. Menyentuh Qubul (Kemaluan)
Di dalam Kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja' (wafat 593 H) disebutkan bahwa yang termasuk membatalkan wudhu adalah menyentuh kemaluan depan dengan telapak tangan tanpa penghalang. Adapun jika ada kain yang menghalangi maka wudhunya tidak batal. Dalil yang melandasi hal ini adalah hadits:
مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأ
Artinya: "Siapa yang menyentuh kemaluannya maka harus berwudhu." (HR Ahmad dan At-Tirmidzi)
6. Menyentuh Dubur
Di dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja' disebutkan bahwa yang termasuk membatalkan wudhu juga adalah menyentuh kemaluan belakang (dubur) dengan telapak tangan tanpa penghalang. Adapun jika ada kain yang menghalangi maka wudhunya tidak batal. Dalil yang melandasi hal ini adalah qiyas pada menyentuh kemaluan depan (qubul).
Itulah enam hal yang membatalkan wudhu dalam Mazhab Syafi'i. Semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam
Dalil yang melandasi hal ini adalah:
عن ابن شهاب عن سالم بن عبد الله ابن عمر عن أبيه قال: قبلة الرجل امرأته وجسها بيده من الملامسة فمن قبل امرأته أو جسها بيده فعليه الوضوء. رواه مالك في الموطأ والبيهقي. وهذا إسناد في نهاية من الصحة
Dari Ibnu Syihab dari Salim bin Abdullah bin Ibnu Umar dari Umar bin Khattab berkata: Mencium istri dan menyentuhnya termasuk Mulamasah. Siapa yang mencium istrinya atau menyentuhnya maka wajib baginya berwudhu. (HR Malik dalam Al-Muwatto' dan Imam Baihaqi. Sanad Hadits Ini Paling Shahih). Adapun hadis yang menyebutkan bahwa Nabi pernah mencium istrinya kemudian langsung sholat adalah hadits dhaif atau lemah.
Adapun hadis di bawah ini yang menyebutkan bahwa Nabi ﷺ menyentuh Sayyidah Aisyah ketika sholat itu adalah sentuhan yang ada kain yang menghalanginya. Sebab, orang tidur biasanya menggunakan kain selimut. Sehingga sentuhan jika ada kain penghalang maka wudhunya tidak batal.
وعن عائشة أن النبي صلى الله عليه وسلم :كان يصلي وهي معترضة بينه وبين القبلة فإذا أراد أن يسجد غمز رجلها, فقبضتها. رواه البخاري ومسلم
Dari Aisyah, sesungguhnya Nabi ﷺ melakukan sholat. Sementara Aisyah tidur di antara beliau dan arah kiblat, apabila Nabi hendak sujud beliau geser kaki Aisyah. (HR Al-Bukhari dan Muslim)
5. Menyentuh Qubul (Kemaluan)
Di dalam Kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja' (wafat 593 H) disebutkan bahwa yang termasuk membatalkan wudhu adalah menyentuh kemaluan depan dengan telapak tangan tanpa penghalang. Adapun jika ada kain yang menghalangi maka wudhunya tidak batal. Dalil yang melandasi hal ini adalah hadits:
مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأ
Artinya: "Siapa yang menyentuh kemaluannya maka harus berwudhu." (HR Ahmad dan At-Tirmidzi)
6. Menyentuh Dubur
Di dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja' disebutkan bahwa yang termasuk membatalkan wudhu juga adalah menyentuh kemaluan belakang (dubur) dengan telapak tangan tanpa penghalang. Adapun jika ada kain yang menghalangi maka wudhunya tidak batal. Dalil yang melandasi hal ini adalah qiyas pada menyentuh kemaluan depan (qubul).
Itulah enam hal yang membatalkan wudhu dalam Mazhab Syafi'i. Semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam
(rhs)