Israiliyyat yang Disampaikan Ibnu Katsir tentang Kisah Sapi Betina

Jum'at, 27 Oktober 2023 - 06:00 WIB
Dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut, Ibnu Katsir menyebutkan beberapa riwayat israiliyyat di antaranya berasal dari Ubaidah bahwa seorang yang kaya raya pada zaman bani Israil tapi tidak memiliki keturunan, ahli warisnya hanya seorang anak laki laki dari saudara laki lakinya.

Untuk mendapatkan warisan dengan cepat dia membunuh pamannya dan meletakkan di depan pintu salah seorang dari kaumnya dan kemudian paginya si pembunuh menuduh pemilik rumah yang membunuhnya, sehingga hampir terjadi perang di antara mereka.

Hanya saja, seseorang menyarankan untuk bertanya kepada Nabi Musa, maka Nabi Musa memerintahkan “sesungguhnya Allah memerintahkan kalian menyembelih sapi betina. Akan tetapi karena banyaknya pertanyaan dari Bani Israil sehingga syarat sapi yang akan disembelih menjadi berat dan pemilik sapi itu seorang wanita tua yang banyak memelihara anak yatim.

Ada juga riwayat berasal dari Abu Aliyah yang hampir sama riwayat di atas cuma dalam riwayat ini yang membunuh hanya disebutkan salah satu kerabatnya dan meletakkan di perempatan jalan, kemudian datanglah pembunuh ini kepada Nabi Musa mengadukan hal ini dan pura pura bersedih.



Disebutkan juga riwayat lain yang bersumber dari as-Sadi. Kisahnya hampir juga sama. Hanya saja, dalam riwayat ini yang terbunuh itu seorang yang kaya raya dan punya satu anak perempuan. Keponakannya yang miskin melamar anaknya tapi ia tidak mau sehingga keponakan ini membunuh pamannya agar bisa menikahi anak dan mendapatkan warisannya. Pemilik sapi betina dalam riwayat ini adalah seorang anak laki laki yang sangat berbakti kepada ayahnya.

Setelah menyampaikan riwayat-riwayat israiliyat di atas maka Ibnu Katsir mejelaskan bahwa riwayat yang bersumber dari Qatadah, Abu Aliyah dan as-Sadi tersebut merupakan riwayat israiliyat yang dikategorikan dapat dinukil namun tidak boleh dibenarkan dan tidak boleh didustakan sehingga riwayat ini tidak boleh dijadikan pegangan kecuali yang sesuai dengan kebenaran dalam ajaran Islam.

(mhy)
Halaman :
Follow
cover top ayah
وَاِذۡ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ ءَاَنۡتَ قُلۡتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُوۡنِىۡ وَاُمِّىَ اِلٰهَيۡنِ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ‌ؕ قَالَ سُبۡحٰنَكَ مَا يَكُوۡنُ لِىۡۤ اَنۡ اَقُوۡلَ مَا لَـيۡسَ لِىۡ بِحَقٍّ‌ؕ اِنۡ كُنۡتُ قُلۡتُهٗ فَقَدۡ عَلِمۡتَهٗ‌ؕ تَعۡلَمُ مَا فِىۡ نَفۡسِىۡ وَلَاۤ اَعۡلَمُ مَا فِىۡ نَفۡسِكَ‌ؕ اِنَّكَ اَنۡتَ عَلَّامُ الۡغُيُوۡبِ‏
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah? (Isa) menjawab, Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.

(QS. Al-Maidah Ayat 116)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More