Konspirasi Yahudi: Kisah Stalin dan Pemilik Modal Kacaukan Ekonomi Amerika dan Eropa
Sabtu, 16 Desember 2023 - 07:56 WIB
Konspirasi Yahudi Internasional mengacaukan ekonomi Amerika dan Eropa terjadi pada tahun 1929 sampai 1930. Kala itu krisis besar ini melanda kawasan tersebut.
William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menjelaskan operasi perang ekonomi ini dimulai dengan penolakan para pemilik modal memberikan dana kepada perusahaan perkapalan dan pelayaran Amerika dan Eropa Barat pada umumnya.
"Sedang perusahaan perkapalan dan pelayaran Jerman , Jepang dan Italia mendapat dana besar-besaran dan fasilitas dari mereka," jelasnya.
Di tiga negara itu tumbuh industri perkapalan, dan banyak orang memonopoli dan merajai pelayaran laut di seluruh dunia. Dan yang menjadi perhatian khusus bagi para pemilik modal Yahudi internasional adalah kapal-kapal barang pengangkut peti daging yang dieskan, dan biji-bijian Amerika dan Eropa Barat menjadi terbengkalai tanpa bisa dioperasikan.
Sementara itu, kapal Jepang, Jerman dan Italia berlayar dengan leluasa mengangkat berbagai jenis muatan.
Operasi berikutnya adalah lembaga keuangan dan bank-bank besar beserta cabang-cabangnya menolak untuk memberikan kredit dan pinjaman bagi pemasaran biji-bijian dan daging yang telah dieskan atau kalengan dan asuransi produksinya di Amerika dan Eropa pada umumnya.
Barang-barang tersebut menumpuk dalam gudang tanpa bisa dipasarkan. Pada saat yang sama, di negara yang dibanjiri barang-barang itu oleh para pemilik modal internasional, harga barang turun drastis.
Daging-daging itu berasal dari Australia dan Argentina , sedang biji-bijian Rusia dijual kepada para pemilik modal internasional dengan harga sangat murah, sehingga para petani Rusia dengan sistem kolektif mengalami beban berat, khususnya para petani Republik Ukraina di Uni Sovyet.
Hal inilah yang menimbulkan kerusuhan berdarah dan bahaya kelaparan yang melanda seluruh wilayah Republik Ukraina. Kenyataan ini merupakan bukti yang kelak secara terbuka diakui sendiri oleh Nikita Khrouchtchev dalam konferensi umum partai Komunis Rusia, di mana Nikita dengan sengit menyerang politik Stalin, dan membeberkan kebijakannya atas penjualan hasil biji-bijian Rusia kepada lembaga keuangan internasional dengan harga sangat rendah, sehingga para petani Rusia mengalami kerugian besar dan dilanda kelaparan.
Kecuali itu, Nikita juga berbicara tentang pembantaian yang dilakukan oleh Stalin pada masa pemerintahannya.
Akibatnya, perekonomian Amerika dan Eropa ambruk, khususnya di bidang produksi pertanian dan peternakan. Barangkali Stalin mengharapkan pecahnya revolusi Komunis di Eropa Barat yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi perubahan sosial dan gejolak politik.
Hanya saja, peristiwa berikutnya menunjukkan kesalahan dan keluguan perhitungan Stalin, sebagaimana dilukiskan oleh Nikita. Sedang para pemilik modal internasional adalah pihak yang berhasil mencapai tujuannya, yaitu menciptakan krisis ekonomi global di Amerika, Eropa dan dunia penghasil biji-bijian dan daging.
Dengan demikian, krisis ekonomi, sosial dan politik berkembang mewarnai kehidupan dunia secara umum. Kredit bank, sertifikat tanah, nota bank dan lain-lain yang dijadikan jaminan pada lembaga keuangan segera berpindah tangan kepada para pemilik modal internasional. Semua itu berkat kebijakan yang ditempuh Stalin dalam konspirasinya bersama mereka.
Selanjutnya kondisi mencekam seperti itu menyebabkan lembaga keuangan kecil terpaksa gulung tikar, di samping mengakibatkan timbulnya kerusuhan dan dekadensi moral di mana-mana. Masalah ini tidak menjadi pertimbangan bagi para pemilik modal selama mereka mendapat keuntungan besar.
Stalin telah berspekulasi dengan permainan berbahaya, dan menghancurkan nilai-nilai manusiawi di kalangan rakyatnya sendiri.
Krisis Besar
William G. Carr mengatakan untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang langkah-langkah setan yang merancang krisis ekonomi dunia, kita perlu menengok kembali peristiwa menjelang meledaknya krisis besar ini pada tahun 1929 sampai 1930.
Amerika, Eropa dan negara lain penghasil biji-bijian dan ternak mengalami kelesuan ekonomi yang sangat parah. Barang hasil produksinya terpaksa tertimbun dalam gudang, atau terbengkalai dalam kapal, tanpa bisa dikirim ke luar negeri untuk dipasarkan.
Pada saat yang sama bahaya kelaparan melanda berbagai negara, termasuk negara penghasil biji-bijian dan daging itu sendiri. Sedangkan Jerman, Jepang dan Italia telah mendapat kesempatan emas untuk mengeruk keuntungan besar dari krisis ekonomi itu.
Kapal mereka bisa leluasa mengangkut ke pasaran bebas. Orang bisa bebas membeli dan menjual barang-barang Jepang dengan harga yang bersaing.
Dalam waktu relatif singkat ketiga negara tersebut telah kembali berotot dan bisa membusungkan dadanya di hadapan bangsa lain di dunia.
Akibat dari krisis besar dunia ini macam-macam. Franklin Roosevelt di Amerika muncul dengan politiknya yang terkenal itu, yaitu beranjak dari pengalihan investasi modal nasional Amerika ke dalam bidang industri, dan membiarkan sebagian tanah pertanian tidak digarap dengan imbalan ganti rugi yang diberikan kepada para pemiliknya.
Roosevelt berhasil dengan rencana politiknya itu, sehingga ia memenangkan pemilihan umum di Amerika. Krisis ekonomi yang melanda Amerika bisa diakhiri dari satu sisi. Dari sisi lain, investasi modal nasional Amerika bisa dialihkan ke dalam industri yang segera berubah lagi menjadi industri persenjataan perang sejak meletusnya Perang Dunia II.
"Sebagaimana kita lihat, tujuan pokok para pemilik modal internasional adalah, pertama mewujudkan perimbangan ekonomi antara Eropa dan Amerika di satu pihak, dan Jerman, Italia dan Jepang di pihak lain," ujar William G. Carr.
Menurutnya, masing-masing pihak dipacu untuk mengalihkan industrinya ke bidang produksi persenjataan, untuk mempersiapkan perang yang benar-benar akan menjadi kenyataan. Sedang tujuan kedua adalah untuk sedapat mungkin menguasai kekayaan lain bangsa. Hal ini sudah mereka capai.
William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menjelaskan operasi perang ekonomi ini dimulai dengan penolakan para pemilik modal memberikan dana kepada perusahaan perkapalan dan pelayaran Amerika dan Eropa Barat pada umumnya.
"Sedang perusahaan perkapalan dan pelayaran Jerman , Jepang dan Italia mendapat dana besar-besaran dan fasilitas dari mereka," jelasnya.
Di tiga negara itu tumbuh industri perkapalan, dan banyak orang memonopoli dan merajai pelayaran laut di seluruh dunia. Dan yang menjadi perhatian khusus bagi para pemilik modal Yahudi internasional adalah kapal-kapal barang pengangkut peti daging yang dieskan, dan biji-bijian Amerika dan Eropa Barat menjadi terbengkalai tanpa bisa dioperasikan.
Sementara itu, kapal Jepang, Jerman dan Italia berlayar dengan leluasa mengangkat berbagai jenis muatan.
Operasi berikutnya adalah lembaga keuangan dan bank-bank besar beserta cabang-cabangnya menolak untuk memberikan kredit dan pinjaman bagi pemasaran biji-bijian dan daging yang telah dieskan atau kalengan dan asuransi produksinya di Amerika dan Eropa pada umumnya.
Barang-barang tersebut menumpuk dalam gudang tanpa bisa dipasarkan. Pada saat yang sama, di negara yang dibanjiri barang-barang itu oleh para pemilik modal internasional, harga barang turun drastis.
Daging-daging itu berasal dari Australia dan Argentina , sedang biji-bijian Rusia dijual kepada para pemilik modal internasional dengan harga sangat murah, sehingga para petani Rusia dengan sistem kolektif mengalami beban berat, khususnya para petani Republik Ukraina di Uni Sovyet.
Hal inilah yang menimbulkan kerusuhan berdarah dan bahaya kelaparan yang melanda seluruh wilayah Republik Ukraina. Kenyataan ini merupakan bukti yang kelak secara terbuka diakui sendiri oleh Nikita Khrouchtchev dalam konferensi umum partai Komunis Rusia, di mana Nikita dengan sengit menyerang politik Stalin, dan membeberkan kebijakannya atas penjualan hasil biji-bijian Rusia kepada lembaga keuangan internasional dengan harga sangat rendah, sehingga para petani Rusia mengalami kerugian besar dan dilanda kelaparan.
Kecuali itu, Nikita juga berbicara tentang pembantaian yang dilakukan oleh Stalin pada masa pemerintahannya.
Akibatnya, perekonomian Amerika dan Eropa ambruk, khususnya di bidang produksi pertanian dan peternakan. Barangkali Stalin mengharapkan pecahnya revolusi Komunis di Eropa Barat yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi perubahan sosial dan gejolak politik.
Hanya saja, peristiwa berikutnya menunjukkan kesalahan dan keluguan perhitungan Stalin, sebagaimana dilukiskan oleh Nikita. Sedang para pemilik modal internasional adalah pihak yang berhasil mencapai tujuannya, yaitu menciptakan krisis ekonomi global di Amerika, Eropa dan dunia penghasil biji-bijian dan daging.
Dengan demikian, krisis ekonomi, sosial dan politik berkembang mewarnai kehidupan dunia secara umum. Kredit bank, sertifikat tanah, nota bank dan lain-lain yang dijadikan jaminan pada lembaga keuangan segera berpindah tangan kepada para pemilik modal internasional. Semua itu berkat kebijakan yang ditempuh Stalin dalam konspirasinya bersama mereka.
Selanjutnya kondisi mencekam seperti itu menyebabkan lembaga keuangan kecil terpaksa gulung tikar, di samping mengakibatkan timbulnya kerusuhan dan dekadensi moral di mana-mana. Masalah ini tidak menjadi pertimbangan bagi para pemilik modal selama mereka mendapat keuntungan besar.
Stalin telah berspekulasi dengan permainan berbahaya, dan menghancurkan nilai-nilai manusiawi di kalangan rakyatnya sendiri.
Krisis Besar
William G. Carr mengatakan untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang langkah-langkah setan yang merancang krisis ekonomi dunia, kita perlu menengok kembali peristiwa menjelang meledaknya krisis besar ini pada tahun 1929 sampai 1930.
Amerika, Eropa dan negara lain penghasil biji-bijian dan ternak mengalami kelesuan ekonomi yang sangat parah. Barang hasil produksinya terpaksa tertimbun dalam gudang, atau terbengkalai dalam kapal, tanpa bisa dikirim ke luar negeri untuk dipasarkan.
Pada saat yang sama bahaya kelaparan melanda berbagai negara, termasuk negara penghasil biji-bijian dan daging itu sendiri. Sedangkan Jerman, Jepang dan Italia telah mendapat kesempatan emas untuk mengeruk keuntungan besar dari krisis ekonomi itu.
Kapal mereka bisa leluasa mengangkut ke pasaran bebas. Orang bisa bebas membeli dan menjual barang-barang Jepang dengan harga yang bersaing.
Dalam waktu relatif singkat ketiga negara tersebut telah kembali berotot dan bisa membusungkan dadanya di hadapan bangsa lain di dunia.
Akibat dari krisis besar dunia ini macam-macam. Franklin Roosevelt di Amerika muncul dengan politiknya yang terkenal itu, yaitu beranjak dari pengalihan investasi modal nasional Amerika ke dalam bidang industri, dan membiarkan sebagian tanah pertanian tidak digarap dengan imbalan ganti rugi yang diberikan kepada para pemiliknya.
Roosevelt berhasil dengan rencana politiknya itu, sehingga ia memenangkan pemilihan umum di Amerika. Krisis ekonomi yang melanda Amerika bisa diakhiri dari satu sisi. Dari sisi lain, investasi modal nasional Amerika bisa dialihkan ke dalam industri yang segera berubah lagi menjadi industri persenjataan perang sejak meletusnya Perang Dunia II.
"Sebagaimana kita lihat, tujuan pokok para pemilik modal internasional adalah, pertama mewujudkan perimbangan ekonomi antara Eropa dan Amerika di satu pihak, dan Jerman, Italia dan Jepang di pihak lain," ujar William G. Carr.
Menurutnya, masing-masing pihak dipacu untuk mengalihkan industrinya ke bidang produksi persenjataan, untuk mempersiapkan perang yang benar-benar akan menjadi kenyataan. Sedang tujuan kedua adalah untuk sedapat mungkin menguasai kekayaan lain bangsa. Hal ini sudah mereka capai.
(mhy)