Kontroversi Usamah, Panglima Perang yang Masih Belia (1)

Senin, 10 Agustus 2020 - 15:18 WIB
Kemudian ia menyuruh orang melakukan segala perbuatan yang baik sebelum ajal datang menjemput, dan supaya mengambil pelajaran dari bapak-bapak dan saudara-saudara, dan janganlah iri hati terhadap yang hidup kecuali seperti terhadap yang sudah mati. “Aku hanya seorang pengikut, bukan pembaru; apa pun yang dikerjakan oleh Rasulullah akan kukerjakan,” tegasnya.

Inilah politik Khalifah Pertama itu. Kebijakan yang patut dicontoh dari Abu Bakar melebihi dari siapa pun. Seperti sudah kita lihat, ia mendampingi Rasulullah sejak pertama kali kerasulannya hingga Allah memanggilnya ke sisi-Nya. Keimanannya kepada Allah dan kepada Rasul-Nya tak pernah goyah. ( )

Karena hubungannya secara mental dan rohani dengan Rasulullah, dia mengetahui melebihi apa yang diketahui orang lain, dan hanya Rasulullah yang mengatakan tentang sahabatnya ini dua hari sebelum kematiannya: "Aku belum tahu ada orang yang lebih bermurah hati dalam bersahabat dengan aku seperti dia. Sekiranya ada dari hamba Allah yang akan kuambil sebagai khalil (teman kesayangan), maka Abu Bakar-lah khalilku. Tetapi persaudaraan dan persahabatan dalam iman, sampai tiba saatnya Allah mempertemukan kita."



Kita sudah melihat persahabatan dan persaudaraannya serta imannya semasa hidup Nabi, yang semuanya itu tak dapat ditandingi baik oleh Umar, Ali atau siapa pun dari kalangan Muslimin yang paling dekat hubungannya dan pertalian kerabatnya dengan Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam.

Sudah tentu ia mengikuti Nabi karena keikhlasan hati yang keluar dari keimanan dan kesadarannya, iman yang membuat begitu tenang bahwa apa yang diikutinya dari Rasulullah sudah tidak salah. (Baca juga: Akhlak Umar bin Khattab dan Kesedihannya Ketika Nabi Wafat)



Kesadarannya itu membuat dia menempuh jalan yang menurut hematnya pasti dulu telah ditempuh oleh Rasulullah. (Bersambung)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
cover top ayah
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ جَآءَكُمۡ فَاسِقٌ ۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوۡۤا اَنۡ تُصِيۡبُوۡا قَوۡمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصۡبِحُوۡا عَلٰى مَا فَعَلۡتُمۡ نٰدِمِيۡنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.

(QS. Al-Hujurat Ayat 6)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More