Prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah tentang Sahabat dan Kerabat Nabi Muhammad SAW
Kamis, 29 Februari 2024 - 11:15 WIB
Pada dasarnya ahlul bait itu adalah saudara-saudara dekat NabiSAWdan yang dimaksudkan di sini khususnya adalah yang saleh di antara mereka. Sedang saudara-saudara dekat yang tidak saleh, seperti pamannya, Abu Lahab, maka mereka tidak memiliki hak. Allah berfirman:
“Celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan sungguh celaka dia.” [ QS Al Lahab/111 : 1].
Mereka sekadar ada hubungan darah yang dekat dan bernisbat kepada RasulSAWtanpa kesalehan dalam beragama (Islam) tidak ada manfaat dari Allah sedikitpun baginya, RasulShallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
“Hai kaum Quraisy, belilah diri-diri kamu, sebab aku tidak dapat memberi kamu manfaat di hadapan Allah sedikitpun, wahai Abbas paman Rasulullah, aku tidak dapat memberikan manfaat apapun di hadapan Allah. Wahai Shafiah bibi Rasulullah, aku tidak dapat memberi manfaat apapun di hadapan Allah, wahai Fathimah anak Muhammad, mintalah dari hartaku semaumu, aku tidak dapat memberikan manfaat apapun di hadapan Allah” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan saudara-saudara RasulullahSAWyang saleh tersebut mempunyai hak atas kita berupa penghormatan, cinta dan penghargaan, namun kita tidak boleh berlebih-lebihan.
Mendekatkan diri dengan suatu ibadah kepada mereka. Adapun keyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memberi manfaat atau mudharat selain dari Allah adalah bathil, sebab Allah telah berfirman:
“Katakanlah (hai Muhammad) bahwasanya aku tidak kuasa mendatangkan kemudharatan dan manfaat bagi kalian.” [ QS Al Jin/72 : 21].
“Katakanlah (hai Muhammad): “Aku tidak memiliki manfaat atau mudharat atas diriku kecuali apa-apa yang dikehendaki oleh Allah, kalaulah aku mengetahui yang ghaib sungguh aku akan perbanyak berbuat baik dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan“. [ QS Al A’raf/7 : 188].
Syaikh AL-Fauzan mengatakan apabila RasulullahSAW saja demikian, maka bagaimana pula yang lainnya. Jadi apa yang diyakini sebagian orang terhadap kerabat RasulullahSAWadalah suatu keyakinan yang batil.
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
“Celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan sungguh celaka dia.” [ QS Al Lahab/111 : 1].
Mereka sekadar ada hubungan darah yang dekat dan bernisbat kepada RasulSAWtanpa kesalehan dalam beragama (Islam) tidak ada manfaat dari Allah sedikitpun baginya, RasulShallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ اشْتَرُوْا أَنْفُسَكُمْ لاَ أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا, يَا عَبَّاسُ عَمَّ رَسُوْلِ اللهِ لاَ أُغْنِي عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا, يَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ رَسُـوْلِ اللهِ لاَ أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئاً, يَا فَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ سَلِيْنِيْ مِنْ مَـالِيْ مَا شِئْتِ لاَ أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا
“Hai kaum Quraisy, belilah diri-diri kamu, sebab aku tidak dapat memberi kamu manfaat di hadapan Allah sedikitpun, wahai Abbas paman Rasulullah, aku tidak dapat memberikan manfaat apapun di hadapan Allah. Wahai Shafiah bibi Rasulullah, aku tidak dapat memberi manfaat apapun di hadapan Allah, wahai Fathimah anak Muhammad, mintalah dari hartaku semaumu, aku tidak dapat memberikan manfaat apapun di hadapan Allah” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan saudara-saudara RasulullahSAWyang saleh tersebut mempunyai hak atas kita berupa penghormatan, cinta dan penghargaan, namun kita tidak boleh berlebih-lebihan.
Mendekatkan diri dengan suatu ibadah kepada mereka. Adapun keyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memberi manfaat atau mudharat selain dari Allah adalah bathil, sebab Allah telah berfirman:
قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا
“Katakanlah (hai Muhammad) bahwasanya aku tidak kuasa mendatangkan kemudharatan dan manfaat bagi kalian.” [ QS Al Jin/72 : 21].
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ
“Katakanlah (hai Muhammad): “Aku tidak memiliki manfaat atau mudharat atas diriku kecuali apa-apa yang dikehendaki oleh Allah, kalaulah aku mengetahui yang ghaib sungguh aku akan perbanyak berbuat baik dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan“. [ QS Al A’raf/7 : 188].
Syaikh AL-Fauzan mengatakan apabila RasulullahSAW saja demikian, maka bagaimana pula yang lainnya. Jadi apa yang diyakini sebagian orang terhadap kerabat RasulullahSAWadalah suatu keyakinan yang batil.
(mhy)