Orang yang Bertakwa dan Berhak Mendapatkan Surga: Begini Kata Al-Quran
Senin, 23 September 2024 - 14:14 WIB
Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "At Taubat Ila Allah" (Maktabah Wahbah, Kairo, 1998) mengatakan Allah SWT menyifati orang yang bertakwa yang berhak mendapatkan surga dan keridaan-Nya sebagai berikut:
"Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikarunia) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka", (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, dan tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur." [ QS Ali Imran : 15-17]
Dalam surah yang sama Allah SWT membicarakan kepada kita tentang kaum Rabbani yang sebagian mereka telah terbunuh di jalan Allah SWT.
Namun mereka tidak melemah karena mengalami kematian, serta mereka tidak menjadi malas karenanya. Firman Allah SWT:
"Tidak ada do'a mereka sekalian ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir" [ QS. Ali Imran : 147]
Sebelum mereka meminta kekuatan dan kemenangan kepada Allah SWT, mereka meminta magfirah dari dosa-dosa dan sikap berlebihan mereka dalam kehidupan.
Dalam hal ini mereka menuduh diri mereka sendiri dengan perlakuan dan tindakan yang berlebihan, bukan menuduh Allah SWT bahwa Dia mengecewakan dan tidak menolong mereka!
Dalam surah itu pula terdapat pembicaraan tentang "ulul albab", yaitu mereka berdoa kepada Allah SWT dengan beberapa doa. Di antaranya adalah:
"Ya Tuhan Kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti." [QS Ali Imran: 193]
Dalam surah yang lain, Allah SWT memuji kaum muttaqin yang berbuat baik dari sekalian wali-wali Allah SWT. Firman Allah SWT:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)." [ QS. adz-Dzariat : 15-18].
Al Hasan berkata: mereka beramal pada malam hari, dan hanya tidur sedikit dari malam itu, itu mereka lakukan hingga menjelang subuh, dan pada saat itu mereka melakukan istigfar.
Alangkah anehnya! Mereka mengisi malam dengan ibadah dan salat, kemudian pada menjelang subuh mereka beristigfar! Seakan mereka masih merasa kekurangan dan kesalahan diri mereka.
Ibnu Katsir berkata: terdapat dalam hadis-hadis sahih dari beberapa orang sahabat dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah SWT turun pada tiap malam ke langit dunia, hingga sepertiga malam yang terakhir, dan berfirman: Apakah ada orang yang meminta tobat hingga Aku berikan tobat kepadanya? Apakah ada yang meminta ampunan hingga Aku berikan ampunan kepadanya? Apakah ada orang yang meminta hingga aku kabulkan permintaannya? Hingga datang fajar".
Kewajiban beristigfar itu makin kuat bagi orang yang sedang jatuh dalam kemaksiatan dan dosa. Karena siapa yang bisa menghindarkan dirinya sama sekali dari perbuatan dosa? Di sini istigfar berfungsi sebagai perangkat untuk menghilangkan kekurangannya, dan yang dapat mencucinya dari kotoran dosa.
Allah SWT menyebut sifat-sifat kaum muttaqin dalam al Quran sebagai orang yang:
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain dari pada Allah? - Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui" [QS Ali Imran: 135].
Dan firman Allah SWT:
"Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [ QS. an-Nisa : 110].
"Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikarunia) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka", (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, dan tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur." [ QS Ali Imran : 15-17]
Dalam surah yang sama Allah SWT membicarakan kepada kita tentang kaum Rabbani yang sebagian mereka telah terbunuh di jalan Allah SWT.
Namun mereka tidak melemah karena mengalami kematian, serta mereka tidak menjadi malas karenanya. Firman Allah SWT:
"Tidak ada do'a mereka sekalian ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir" [ QS. Ali Imran : 147]
Sebelum mereka meminta kekuatan dan kemenangan kepada Allah SWT, mereka meminta magfirah dari dosa-dosa dan sikap berlebihan mereka dalam kehidupan.
Dalam hal ini mereka menuduh diri mereka sendiri dengan perlakuan dan tindakan yang berlebihan, bukan menuduh Allah SWT bahwa Dia mengecewakan dan tidak menolong mereka!
Dalam surah itu pula terdapat pembicaraan tentang "ulul albab", yaitu mereka berdoa kepada Allah SWT dengan beberapa doa. Di antaranya adalah:
"Ya Tuhan Kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti." [QS Ali Imran: 193]
Dalam surah yang lain, Allah SWT memuji kaum muttaqin yang berbuat baik dari sekalian wali-wali Allah SWT. Firman Allah SWT:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)." [ QS. adz-Dzariat : 15-18].
Al Hasan berkata: mereka beramal pada malam hari, dan hanya tidur sedikit dari malam itu, itu mereka lakukan hingga menjelang subuh, dan pada saat itu mereka melakukan istigfar.
Alangkah anehnya! Mereka mengisi malam dengan ibadah dan salat, kemudian pada menjelang subuh mereka beristigfar! Seakan mereka masih merasa kekurangan dan kesalahan diri mereka.
Ibnu Katsir berkata: terdapat dalam hadis-hadis sahih dari beberapa orang sahabat dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah SWT turun pada tiap malam ke langit dunia, hingga sepertiga malam yang terakhir, dan berfirman: Apakah ada orang yang meminta tobat hingga Aku berikan tobat kepadanya? Apakah ada yang meminta ampunan hingga Aku berikan ampunan kepadanya? Apakah ada orang yang meminta hingga aku kabulkan permintaannya? Hingga datang fajar".
Kewajiban beristigfar itu makin kuat bagi orang yang sedang jatuh dalam kemaksiatan dan dosa. Karena siapa yang bisa menghindarkan dirinya sama sekali dari perbuatan dosa? Di sini istigfar berfungsi sebagai perangkat untuk menghilangkan kekurangannya, dan yang dapat mencucinya dari kotoran dosa.
Allah SWT menyebut sifat-sifat kaum muttaqin dalam al Quran sebagai orang yang:
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain dari pada Allah? - Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui" [QS Ali Imran: 135].
Dan firman Allah SWT:
"Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [ QS. an-Nisa : 110].
(mhy)