Kiai Ahmad Dahlan dan Pembaharuan Pendidikan: Strategi Melawan Penjajah
Jum'at, 15 November 2024 - 08:22 WIB
Melalui lembaga-lembaga pendidikan ini, Kiai Dahlan memperkenalkan Islam dengan nuansa baru dan dengan dimensi pesan yang lebih universal.
Kiai Dahlan adalah seorang tokoh yang tidak begitu banyak meninggalkan karya dalam bentuk tulisan, akan tetapi ia lebih banyak menampilkan sosok praktisi.
Kiai Dahlan mempraktikkan dengan baik apa yang disebut dengan dakwah bi al-hal. Hal ini selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Mukti Ali bahwa: “Muhammad Abduh dikenal karena perbuatan dan tulisan-tulisannya, namun Ahamad Dahlan dikenal karena perbuatannya.”
Ahmad Dahlan menerapkan sistem baru pada lembaga pendidikan yang didirikannya. Ia melihat beberapa kelemahan sistem pendidikan Islam tradisional yang ada di pesantren-pesantren. Tidak adanya materi pelajaran umum pada pendidikan ini menjadi kelemahan utama. Kemudian juga diiringi berbagai kelemahan metodologis yang sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman.
Pada konteks ini, ia melihat sistem pendidikan Barat sangat baik untuk ditiru. Meski demikian, keburukan fundamental terkait dengan dasar ideologi dan tujuan pendidikan ini harus disingkirkan jauh-jauh.
Ahmad Dahlan hendak membuat satu model pendidikan yang mengintegrasikan model pesantren dan model Belanda. Inilah salah satu cikal bakal lahirnya sekolah-sekolah Islam integratif dengan berbagai penamaannya misalnya; sekolah Islam terpadu, sekolah plus, dan lain-lain.
Pada konteks ini, Ahmad Dahlan melakukan pembaharuan dan perombakan mendasar pada sistem pendidikan yang ada kala itu.
Sesuai dengan judul tulisan ini, “Pembaharuan Pendidikan Ahmad Dahlan”, maka Ahmad Dahlan telah melakukan pembaharuan terhadap sistem pendidikan sekolah dan pesantren.
Memperbaharui sistem pendidikan umum di satu sisi dan memperbaharui sistem pendidikan Islam di sisi yang lain sehingga tercipta satu model pendidikan yang khas hasil inovasi dan kreativitas cerdas Ahmad Dahlan.
(mhy)