Hukum Nisfu Syaban Menurut Ustaz Khalid Basalamah, Benarkah Bidah?
Kamis, 13 Februari 2025 - 17:04 WIB
Ustaz Khalid Basalamah Foto dok SINDOnews
Hukum Nisfu Syaban menarik untuk diketahui Umat Islam. Nisfu Syaban merupakan malam yang dianggap istimewa oleh sebagian umat Islam. Setiap tahun, banyak yang meramaikan masjid-masjid untuk melaksanakan ibadah khusus pada malam ini, seperti membaca Surah Yasin tiga kali bersama-sama dan melakukan salat sunnah. Biasanya, mereka juga membawa air mineral untuk didoakan agar mendapatkan keberkahan, panjang umur, dan rezeki yang melimpah.
Namun, pertanyaannya adalah: apakah amalan ini sesuai dengan ajaran Islam? Benarkah ini merupakan bid'ah seperti yang sering dipertanyakan?
Menurut Ustaz Khalid Basalamah , amalan membaca Surah Yasin tiga kali dan melakukan salat khusus pada malam Nisfu Syaban tidak diajarkan secara langsung oleh Rasulullah SAW. Hal ini bahkan dianggap sebagai bidah karena tidak ada dalil yang sahih yang mengisyaratkan pelaksanaan amalan tersebut. "Tidak ada hadis yang sahih yang menyebutkan adanya salat khusus untuk Nisfu Syaban, dan salat yang ada tetaplah salat tahajud biasa," jelas Ustadz Khalid.
Dalam sebuah riwayat yang shahih, Aisyah radhiyallahu anha pernah menceritakan bagaimana pada malam Nisfu Syaban, Nabi Muhammad SAW melaksanakan salat malam karena keutamaannya, namun salat yang dilakukan tetap merupakan salat tahajud biasa. "Aisyah terbangun di tengah malam dan tidak menemukan Nabi di sisinya. Ketika mencari, ia mendapati Nabi SAW sedang salat. Nabi kemudian berkata, 'Ini adalah malam Nisfu Syaban, dan aku melaksanakan salat malam ini,'" ungkap Ustadz Khalid, merujuk pada hadis yang ada.
Salat malam pada Nisfu Syaban bukanlah salat khusus yang memiliki nama tertentu, melainkan salat tahajud biasa yang dilakukan pada malam tersebut karena keutamaannya. Para ulama pun sepakat bahwa malam Nisfu Syaban adalah waktu yang penuh berkah, dan salat tahajud tetap dianjurkan pada malam itu. Begitu pula dengan puasa di siang harinya, meskipun tidak ada puasa khusus untuk Nisfu Syaban, namun Nabi SAW sering memperbanyak puasa di bulan Syaban, dan puasa pada hari ke-14 Syaban dianggap sebagai bagian dari amalan sunnah yang baik.
Namun, yang sering menjadi perdebatan adalah amalan membaca Surah Yasin tiga kali di malam Nisfu Syaban. Di Indonesia, tradisi ini sangat populer, dan banyak orang menganggap Surah Yasin sebagai "jantungnya Al-Qur'an". Padahal, menurut Ustadz Khalid, tidak ada dalil yang kuat mengenai keutamaan membaca Surah Yasin tiga kali pada malam Nisfu Syaban. "Hadis yang menyebutkan Surah Yasin sebagai jantung Al-Qur'an pun memiliki kelemahan dalam sanadnya," jelasnya. Oleh karena itu, menganggap Surah Yasin sebagai amalan khusus pada malam Nisfu Syaban, apalagi dengan niat tertentu, bukanlah amalan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Ustaz Khalid Basalamah juga mengingatkan umat Islam untuk tidak menambah-nambah ibadah yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. "Jika kita menambahkan ibadah yang tidak dicontohkan oleh Nabi, itu sama saja seperti kita mengatakan bahwa kita lebih paham daripada Rasulullah. Padahal, Nabi sudah memberikan contoh ibadah yang sempurna dan lengkap," ujar beliau.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kemurnian ibadah dan mengikuti sunnah Nabi tanpa menambah-nambahinya.
Sebagai kesimpulan, amalan membaca Surah Yasin tiga kali dan salat khusus pada malam Nisfu Syaban tidak memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Umat Islam disarankan untuk tidak mengikuti amalan ini sebagai ibadah khusus, melainkan tetap berpegang pada sunnah Nabi yang telah diajarkan. Sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW, sebaiknya kita mengikuti apa yang beliau ajarkan, tanpa menambah atau mengurangi amalan yang sudah ada. "Biarkan ibadah tetap murni sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah," pungkas Ustadz Khalid.
Dengan memahami hukum dan ajaran yang benar tentang Nisfu Syaban, umat Islam diharapkan bisa menjalankan ibadah dengan lebih tepat dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, tanpa terjebak dalam amalan yang tidak diajarkan dalam syariat Islam. Wallahu A"lam
Namun, pertanyaannya adalah: apakah amalan ini sesuai dengan ajaran Islam? Benarkah ini merupakan bid'ah seperti yang sering dipertanyakan?
Menurut Ustaz Khalid Basalamah , amalan membaca Surah Yasin tiga kali dan melakukan salat khusus pada malam Nisfu Syaban tidak diajarkan secara langsung oleh Rasulullah SAW. Hal ini bahkan dianggap sebagai bidah karena tidak ada dalil yang sahih yang mengisyaratkan pelaksanaan amalan tersebut. "Tidak ada hadis yang sahih yang menyebutkan adanya salat khusus untuk Nisfu Syaban, dan salat yang ada tetaplah salat tahajud biasa," jelas Ustadz Khalid.
Dalam sebuah riwayat yang shahih, Aisyah radhiyallahu anha pernah menceritakan bagaimana pada malam Nisfu Syaban, Nabi Muhammad SAW melaksanakan salat malam karena keutamaannya, namun salat yang dilakukan tetap merupakan salat tahajud biasa. "Aisyah terbangun di tengah malam dan tidak menemukan Nabi di sisinya. Ketika mencari, ia mendapati Nabi SAW sedang salat. Nabi kemudian berkata, 'Ini adalah malam Nisfu Syaban, dan aku melaksanakan salat malam ini,'" ungkap Ustadz Khalid, merujuk pada hadis yang ada.
Salat malam pada Nisfu Syaban bukanlah salat khusus yang memiliki nama tertentu, melainkan salat tahajud biasa yang dilakukan pada malam tersebut karena keutamaannya. Para ulama pun sepakat bahwa malam Nisfu Syaban adalah waktu yang penuh berkah, dan salat tahajud tetap dianjurkan pada malam itu. Begitu pula dengan puasa di siang harinya, meskipun tidak ada puasa khusus untuk Nisfu Syaban, namun Nabi SAW sering memperbanyak puasa di bulan Syaban, dan puasa pada hari ke-14 Syaban dianggap sebagai bagian dari amalan sunnah yang baik.
Namun, yang sering menjadi perdebatan adalah amalan membaca Surah Yasin tiga kali di malam Nisfu Syaban. Di Indonesia, tradisi ini sangat populer, dan banyak orang menganggap Surah Yasin sebagai "jantungnya Al-Qur'an". Padahal, menurut Ustadz Khalid, tidak ada dalil yang kuat mengenai keutamaan membaca Surah Yasin tiga kali pada malam Nisfu Syaban. "Hadis yang menyebutkan Surah Yasin sebagai jantung Al-Qur'an pun memiliki kelemahan dalam sanadnya," jelasnya. Oleh karena itu, menganggap Surah Yasin sebagai amalan khusus pada malam Nisfu Syaban, apalagi dengan niat tertentu, bukanlah amalan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Ustaz Khalid Basalamah juga mengingatkan umat Islam untuk tidak menambah-nambah ibadah yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. "Jika kita menambahkan ibadah yang tidak dicontohkan oleh Nabi, itu sama saja seperti kita mengatakan bahwa kita lebih paham daripada Rasulullah. Padahal, Nabi sudah memberikan contoh ibadah yang sempurna dan lengkap," ujar beliau.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kemurnian ibadah dan mengikuti sunnah Nabi tanpa menambah-nambahinya.
Sebagai kesimpulan, amalan membaca Surah Yasin tiga kali dan salat khusus pada malam Nisfu Syaban tidak memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Umat Islam disarankan untuk tidak mengikuti amalan ini sebagai ibadah khusus, melainkan tetap berpegang pada sunnah Nabi yang telah diajarkan. Sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW, sebaiknya kita mengikuti apa yang beliau ajarkan, tanpa menambah atau mengurangi amalan yang sudah ada. "Biarkan ibadah tetap murni sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah," pungkas Ustadz Khalid.
Dengan memahami hukum dan ajaran yang benar tentang Nisfu Syaban, umat Islam diharapkan bisa menjalankan ibadah dengan lebih tepat dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, tanpa terjebak dalam amalan yang tidak diajarkan dalam syariat Islam. Wallahu A"lam
(wid)
Lihat Juga :