Lembah Keesaan: Cerita Lain tentang Mahmud dan Ayaz

Selasa, 22 September 2020 - 06:35 WIB
Dengan heran, Hassan pun berkata padanya, "Ayaz, seorang raja telah memberikan kehormatan padamu, seorang hamba biasa, dan kau tak sedikit juga memperlihatkan tanda berterimakasih; kau pun tak pula membungkuk maupun bersujud sebagai tanda hormat."



Ayaz sedikit berpikir dan kemudian katanya, "Mesti kuberikan dua jawaban atas celaanmu: yang pertama ialah bahwa bila aku, yang tak punya ketetapan dan kedudukan ini, hendak menunjukkan pengabdianku pada raja, maka aku hanya dapat menjatahkan diri pada debu di hadapannya dalam semacam kehinaan diri atau jika tidak demikian, menyanyikan pujian-pujian untuknya dengan suara melolong-lolong. Antara berbuat berlebih-lebihan dan berbuat kelewat sedikit, lebih baik tak berbuat apa-apa."

"Hamba ini hamba raja, dan hormatku pada raja dianggap sebagai sudah semestinya. Adapun tentang kehormatan yang telah dianugerahkan raja yang berbahagia ini kepadaku, seandainya kedua dunia mesti menyatakan pujian-pujian untuknya, kesaksian keduanya itu pun tak akan sebanding dengan kebaikan raja. Kalau aku tak menunjukkan kelakuan yang berlebihan, dan tak menyatakan kesetiaanku, adalah karena aku merasa diriku tak layak berbuat demikian."

Hassan berkata, "O Ayaz, aku tahu sekarang bahwa kau merasa berterima kasih dan aku menaruh percaya padamu karena kau layak mendapat seratus karunia."

Kemudian tambahnya, "Kini katakan padaku jawaban yang kedua."

Tetapi Ayaz berkata, "Tak dapat aku bicara dengan bebas di hadapanmu; itu hanya dapat kulakukan kalau aku sendirian saja dengan raja. Kau bukan mahram rahasia itu."



Maka raja pun minta agar Hassan meninggalkan mereka, dan ketika tak ada lagi "kita" atau "aku", maka Ayaz pun berkata, "Ketika raja berkenan melemparkan pandangan pada diri hamba, ia memusnahkan adaku dengan kegemilangan cahayanya. Karena dalam cahaya mataharinya yang gemilang itu aku tak ada lagi, bagaimana aku akan bersujud diri? Ayaz ialah bayang-bayangnya, hilang dalam matahari wajahnya."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.  Ada seorang sahabat bertanya: bagaimana maksud amanat disia-siakan?  Nabi menjawab: Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.

(HR. Bukhari No. 6015)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More