Lembah Keesaan: Cerita Lain tentang Mahmud dan Ayaz

Selasa, 22 September 2020 - 06:35 WIB
Ilustrasi/Ist
Musyawarah Burung (1184-1187) karya Faridu'd-Din Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim atau Attar dalam gaya sajak alegoris ini, melambangkan kehidupan dan ajaran kaum sufi . Judul asli: Mantiqu't-Thair dan diterjemahan Hartojo Andangdjaja dari The Conference of the Birds (C. S. Nott). ( )

===

Hudhud melanjutkan, "Kau seterusnya harus melintasi Lembah Keesaan. Di Lembah ini segalanya pecah berkeping-keping dan kemudian menyatu. Segala yang menegakkan kepala di sini menegakkan kepala dari kerah yang satu itu juga." ( )


"Meskipun kau seakan melihat wujud yang banyak, namun pada hakikatnya hanyalah satu. Semua merupakan esa yang sempurna dalam keesaannya. Dan sekali lagi, yang kaulihat sebagai keesaan tidaklah berbeda dengan yang tampak sebagai banyak."

"Dan karena Wujud yang kubicarakan itu mengatasi keesaan dan hitungan, jangan lagi memikirkan keabadian sebagai yang dulu dan yang kemudian, dan karena kedua keabadian ini telah lenyap, jangan lagi membicarakannya. Bila segala yang tampak menjadi tiada, apakah lagi yang tinggal untuk direnungkan?" ( )



Jawaban Si Gila Tuhan

Seseorang bertanya pada seorang arif, "Apakah dunia ini? Dengan apa dapat dibandingkan?"

Jawabnya, "Dunia ini, paduan dari kengerian dan kejahatan ini, ialah bagai pohon-palma dari lilin dihiasi dengan seratus warna. Bila kauremas pohon itu, ia pun menjadi segumpal lilin; karena itu warna-warna dan bentuk-bentuk yang kaukagumi tidaklah berharga se-obol pun. Jika ada keesaan tak mungkin ada keduaan; baik 'Aku' maupun 'Engkau' tidaklah penting. ( )

Tetapi apakah gunanya kata-kataku, meskipun itu timbul dari lubuk jiwaku, kalau kau tak merenungkannya. Bila kau telah tercebur ke dalam lautan kehidupan lahiriah, seperti ayam hutan dengan sayap dan lar yang tak dapat menopangnya, maka jangan sekali-kali berhenti memikirkan bagaimana mencapai pantai." ( )

Syaikh Bu Ali Dakkah

Seorang perempuan tua menyerahkan sekeping emas pada Bu Ali sambil berkata, "Terimalah ini dariku."

Jawab Bu Ali, "Aku hanya dapat menerima apa-apa dari Tuhan."

Perempuan tua itu menjawab dengan tepat, "Dari mana anda belajar melihat ganda? Anda bukan orang yang dapat menyimpul-uraikan. Sekiranya anda tak bermata juling, akan dapatkah anda melihat beberapa benda serempak?" ( )

Tiadalah Ka'bah maupun Pagoda. Pelajarilah dari mulutku ajaran yang benar -adanya Wujud yang abadi. Kita jangan melihat siapapun yang lain kecuali Dia. Kita ada dalam Dia, karena Dia, dan bersama Dia. Kita mungkin pula berada di luar keadaan-keadaan ini. Siapa pun yang tak berendam dalam Lautan Keesaan tidaklah layak sebagai umat manusia.

Akan datang hari ketika Matahari akan menyingkapkan cadar yang menyelubunginya. Selama kau terpisah, baik dan buruk akan timbul dalam dirimu, tetapi bila kau meniadakan dirimu sendiri dalam Matahari Hakikat Keilahian, baik dan buruk itu akan teratasi oleh cinta. ( )

Selagi kau berlambat-lambat di jalan, kau akan tertahan oleh kesalahan-kesalahan dan kelemahan. Belumkah kau menyadari bahwa dalam dirimu ada kesombongan, kecongkakan, kebanggaan-diri, cinta-diri dan sifat-sifat lain yang kotor!

Meskipun ular dan kalajengking mungkin mati tampaknya dalam dirimu, namun mereka hanya tidur; dan bila mereka tersentuh, mereka pun akan bangun dengan kekuatan seratus naga. Dalam masing-masing diri kita ada neraka ular. ( )

Bila kau dapat menyelamatkan dirimu dari makhluk-makhluk kotor ini, kau akan tinggal tenang; bila tidak, mereka akan menyakitkanmu dengan bisa meski kau di debu kubur sekalipun hingga hari perhitungan kelak.

Dan kini, o Attar, tinggalkan pembicaraanmu yang penuh ibarat dan kembalilah pada pemerian tentang lembah Keesaan yang penuh rahasia itu.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَعِنۡدَهٗ مَفَاتِحُ الۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَاۤ اِلَّا هُوَ‌ؕ وَيَعۡلَمُ مَا فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ‌ؕ وَمَا تَسۡقُطُ مِنۡ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعۡلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِىۡ ظُلُمٰتِ الۡاَرۡضِ وَلَا رَطۡبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِىۡ كِتٰبٍ مُّبِيۡنٍ
Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya, tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

(QS. Al-An'am Ayat 59)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More