Keutamaan Maulid Nabi Muhammad yang Jarang Diketahui Orang

Senin, 26 Oktober 2020 - 09:10 WIB
Banyak riwayat menerangkan terjadinya peristiwa-persitiwa dahsyat menjelang kelahiran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Foto/Ist
Rabi'ul Awal adalah bulan yang di dalamnya terdapat peristiwa agung. Allah Ta'ala memilih Rabi'ul Awal sebagai bulan dilahirkannya manusia mulia Al-Musthafa Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وسلم. Berkat kelahiran beliau, Allah mencurahkan nikmat dan karunia-Nya untuk alam semesta.

Banyak riwayat menerangkan peristiwa dahsyat menjelang kelahiran Rasulullah صلى الله عليه وسلم pada tanggal 12 Rabi'ul Awal tahun Gajah. Di antaranya, jatuhnya berhala-berhala yang terpancang di sekitar Ka'bah. Runtuhnya beberapa gereja yang menggemparkan Romawi. Surutnya air danau yang dikultuskan orang-orang Persia. Padamnya api suci yang dipuja-puja kaum Majusi. Munculnya cahaya yang memenuhi sudut-sudut alam semesta hingga tidak ada kegelapan. Dan masih banyak peristiwa lainnya.

Tentang keberkahan bulan Maulid ini, ada satu kisah sebagaimana diceritakan dalam Kitab I'anatuth Tholibin Juz 3. (Baca Juga: Sejarah Maulid Nabi dan Dalil yang Membolehkannya)

إعانة الطالبين الجزء الثالث صـ ٤١٥

( وَحُكِيَ ) أَنَّهُ كاَنَ فِي زَمَانِ أَمِيْرِ اْلمُؤْمِنِيْنَ هَارُوْنَ الرَّشِيْدِ شَابٌ فِي اْلبَصْرَةِ مُسْرِفٌ عَلَى نَفْسِهِ وَكاَنَ أَهْلُ اْلبَلَدِ يَنْظُرُوْنَ إِلَيْهِ بِعَيْنِ التَّحْقِيْرِ لِأَجْلِ أَفْعَالِهِ الْخَبِيْثَةِ غَيْرَ أَنَّهُ كاَنَ إِذَا قَدِمَ شَهْرُ رَبِيْعِ اْلأَوَّلِ غَسَلَ ثِيَابَهُ وَتَعَطَّرَ وَتَجَمَّلَ وَعَمِلَ وَلِيْمَةً وَاسْتَقْرَأَ فِيْهَا مَوْلِدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَدَامَ عَلَى هَذَا اْلحَالِ زَمَانًا طَوِيْلاً ثُمَّ لمَاَّ مَاتَ سَمِعَ أَهْلُ اْلبَلَدِ هَاتِفًا يَقُوْلُ اُحْضُرُوْا يَا أَهْلَ الْبَصْرَةِ وَاَشْهَدُوْا جَنَازَةَ وَلِيٍ مِنْ أَوْلِيَاءِ اللهِ فَإِنَّهُ عَزِيْزٌ عِنْدِيْ فَحَضَرَ أَهْلُ اْلبَلَدِ جَنَازَتَهُ وَدَفَنُوْهُ فَرَأَوْهُ فِي اْلمَنَامِ وَهُوَ يَرْفُلُ فيِ حُلَلِ سُنْدُسٍ وَاسْتُبْرَقٍ فَقِيْلَ لَهُ بِمَ نِلْتَ هَذِهِ الْفَضِيْلَةَ ؟ قَالَ بِتَعْظِيْمِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Diceritakan bahwa di zaman Amirul Mukminin Harun Ar-Rasyid ada seorang pemuda di Kota Bashrah yang gemar berfoya-foya. Sehingga para penduduk kota itu memandangnya dengan pandangan hina karena perilakunya yang buruk. Ketika datang bulan Rabi'ul Awal ia mencuci pakaiannya, memakai wangi-wangian, memperindah diri, mengadakan walimah (jamuan makan) dan di dalamnya ia bacakan Maulid Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam, dan hal tersebut ia lakukan secara rutin selama masa yang lama.

Ketika ia meninggal, para penduduk kota mendengar sebuah suara tanpa rupa mengatakan: "Wahai penduduk Bashrah, datang dan saksikanlah jenazah salah satu wali Allah, sesungguhnya ia adalah orang yang mulia di sisiku. Maka para penduduk kota pun berduyun-duyun mendatangi jenazahnya dan menguburkannya.

Lalu mereka diperlihatkan di dalam mimpi bahwa pemuda itu diagungkan dengan memakai pakaian sutra tipis dan sutra tebal dan mereka bertanya: "Sebab apa engkau memperoleh keutamaan ini? Pemuda itu pun menjawab: "(Aku dimuliakan) sebab mengagungkan Maulid Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. ( )

Ulama sufi, Imam As-Sari As-Saqothi, paman sekaligus guru Imam Junaid Al-Baghdadi mengatakan: "Barangsiapa menuju suatu tempat yang di dalamnya dibacakan Maulid Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, maka sungguh (hakikatnya) ia telah menuju ke sebuah taman dari taman-taman surga. Karena sesungguhnya ia tidak menuju tempat tersebut kecuali karena kecintaannya kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم". ( )

Wallahu A'lam

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله و صحبه وسلم
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari empat perkara, yaitu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak didengar.

(HR. Ibnu Majah No. 3827)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More