Bersifat Lemah Lembut Ciri Pengikut Rasulullah
Jum'at, 30 Oktober 2020 - 10:45 WIB
Manusia memiliki watak berbeda-beda dan tabiat yang beraneka ragam. Ada di antara mereka yang bertabiat kasar, ada yang bertabiat tidak mau tahu, dan ada juga yang bertabiat lemah lembut .
Dengan beragamnya tabiat dan watak itu, kita sebagai umat muslim atau umatnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam untuk menjadi yang terbaik dan yang terpuji , menjadi orang yang lemah lembut dalam segala hal. Lemah lembut dalam sikap, tabiat, watak, dalam ucapan, tingkah laku, dan sebagainya.
(Baca juga : Aisyah Al-Humaira, Obat dari Atas Langit yang Ketujuh )
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُوْنُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ نُزِعَ عَنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Sesungguhnya tidaklah kelemahlembutan itu ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya dan tidaklah tercabut dari sesuatu melainkan akan merusaknya.” (Sahih, HR. Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha)
Sifat lemah lembut sendiri adalah akhlak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau dikenal sebagai sosok yang memiliki kelemahlembutan. Ustad Abu Ihsan Al-Atsary dalam kajiannya tentang 'Aktualisasi Akhlak Muslim' menjelaskan, salah satu buktinya bahwa beliau tidak pernah mengasari perempuan. Baik itu istri beliau ataupun perempuan-perempuan yang lain.
(Baca juga : Inilah Sunnah Rasulullah dalam Menyambut Kelahiran Anak )
Istri-istri Nabi juga manusia yang terkadang muncul cemburu yang berlebihan. Sehingga terjadi perselisihan di antara mereka. Sehingga Beliau pernah menjauhi mereka selama satu bulan. Tapi Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengucapkan kata-kata yang kasar apalagi memukul.
Maka sifat ini adalah sifat yang wajib ditanamkan pada diri setiap muslim. Latar belakang suku, adat-istiadat, kebiasaan, bukan alasan untuk kita bersikap kasar. Karena siapa saja yang sudah masuk Islam, maka dia harus menghiasi dirinya dengan akhlak Islam. Bukan dengan akhlak adat-istiadat dan kebiasaan setempat.
(Baca juga: Inilah Perkara-perkara yang Membinasakan Manusia )
Kita tahu bagaimana kerasnya Umar sebelum masuk Islam. Setelah masuk Islam, kita tahu bagaimana kelembutan Umar. Umar bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Padahal dahulu beliau adalah orang yang keras. Islam mengubah Umar. Demikian pula sahabat-sahabat yang lain. Islam mengubah hidup, prilaku dan perangai mereka. Dari kasar menjadi lemah-lembut.
Lemah-lembut juga merupakan kunci untuk melunakkan hati. Baik hati kita sendiri maupun hati orang lain. Manusia akan tersentuh dengan kelemahlembutan dan mereka akan lari dengan kekasaran. Siapa saja tidak akan suka dengan prilaku yang kasar.
(Baca juga : Masuk Bursa Capres 2024, Ridwan Kamil Hadapi Sejumlah Tantangan Ini )
Ciri Pengikut Rasulullah
Lemah lembut juga sifat yang terpuji di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, bahkan di hadapan seluruh manusia. Fitrah manusia mencintai kelembutan sebagai wujud kasih sayang. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ
“Maka dengan rahmat Allah-lah engkau menjadi lembut terhadap mereka dan jika engkau keras hati niscaya mereka akan lari dari sisimu.” (QS Ali ‘Imran: 159)
(Baca juga : Yuk Cek Lagi Besaran UMP 2021 di 34 Provinsi )
As-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan, “Dengan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala yang diberikan kepadamu dan kepada para sahabatmu, engkau dapat bersikap lemah lembut terhadap mereka, merendah di hadapan mereka, menyayangi mereka, serta kebagusan akhlakmu terhadap mereka. Sehingga mereka mau berkumpul di sisimu, mencintaimu, dan melaksanakan segala apa yang kamu perintahkan. Jika kamu memiliki akhlak yang jelek dan keras niscaya mereka akan menjauhimu, karena yang demikian itu akan menyebabkan mereka lari dan menjadikan mereka murka terhadap orang yang memiliki akhlak yang jelek tersebut.
Jika akhlak yang baik menyertai seorang pemimpin di dunia maka akan menarik/memikat orang-orang menuju agama Allah dan akan menjadikan mereka mencintai agama. Bersamaan dengan itu, pemilik akhlak tersebut akan mendapatkan pujian dan pahala yang khusus.
(Baca juga : Bima Arya Sebut Sampah di Sungai Ciliwung Didominasi Styrofoam )
Jika akhlak yang jelek melekat pada seorang pemuka agama, akan menyebabkan orang lain lari dari agama dan akan membenci agama. Bersamaan dengan itu, dia akan mendapatkan cercaan dan ganjaran dosa yang khusus.
Di dalam kitab Bahjatun Nazhirin (1/683) disebutkan, “(Betapa) tingginya kedudukan lemah lembut dibanding akhlak-akhlak terpuji lainnya. Dan orang yang memiliki sifat ini pantas baginya untuk mendapatkan pujian dan pahala yang besar dari Allah subhanahu wa ta’ala. Bila sifat lemah lembut ini ada pada seseorang dan menghiasi dirinya maka akan menjadi (indah) dalam pandangan manusia dan lebih dari itu dalam pandangan Allah subhanahu wa ta’ala. Sebaliknya jika memiliki sifat yang kasar, angkuh, dan keras hati niscaya akan menjadikan dirinya jelek dan tercela di hadapan manusia.”
(Baca juga : PJJ Telan Korban Lagi, KPAI: Remaja yang Depresi Berisiko Tinggi Bunuh Diri )
Wallahu a’lam.
Dengan beragamnya tabiat dan watak itu, kita sebagai umat muslim atau umatnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam untuk menjadi yang terbaik dan yang terpuji , menjadi orang yang lemah lembut dalam segala hal. Lemah lembut dalam sikap, tabiat, watak, dalam ucapan, tingkah laku, dan sebagainya.
(Baca juga : Aisyah Al-Humaira, Obat dari Atas Langit yang Ketujuh )
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُوْنُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ نُزِعَ عَنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Sesungguhnya tidaklah kelemahlembutan itu ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya dan tidaklah tercabut dari sesuatu melainkan akan merusaknya.” (Sahih, HR. Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha)
Sifat lemah lembut sendiri adalah akhlak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau dikenal sebagai sosok yang memiliki kelemahlembutan. Ustad Abu Ihsan Al-Atsary dalam kajiannya tentang 'Aktualisasi Akhlak Muslim' menjelaskan, salah satu buktinya bahwa beliau tidak pernah mengasari perempuan. Baik itu istri beliau ataupun perempuan-perempuan yang lain.
(Baca juga : Inilah Sunnah Rasulullah dalam Menyambut Kelahiran Anak )
Istri-istri Nabi juga manusia yang terkadang muncul cemburu yang berlebihan. Sehingga terjadi perselisihan di antara mereka. Sehingga Beliau pernah menjauhi mereka selama satu bulan. Tapi Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengucapkan kata-kata yang kasar apalagi memukul.
Maka sifat ini adalah sifat yang wajib ditanamkan pada diri setiap muslim. Latar belakang suku, adat-istiadat, kebiasaan, bukan alasan untuk kita bersikap kasar. Karena siapa saja yang sudah masuk Islam, maka dia harus menghiasi dirinya dengan akhlak Islam. Bukan dengan akhlak adat-istiadat dan kebiasaan setempat.
(Baca juga: Inilah Perkara-perkara yang Membinasakan Manusia )
Kita tahu bagaimana kerasnya Umar sebelum masuk Islam. Setelah masuk Islam, kita tahu bagaimana kelembutan Umar. Umar bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Padahal dahulu beliau adalah orang yang keras. Islam mengubah Umar. Demikian pula sahabat-sahabat yang lain. Islam mengubah hidup, prilaku dan perangai mereka. Dari kasar menjadi lemah-lembut.
Lemah-lembut juga merupakan kunci untuk melunakkan hati. Baik hati kita sendiri maupun hati orang lain. Manusia akan tersentuh dengan kelemahlembutan dan mereka akan lari dengan kekasaran. Siapa saja tidak akan suka dengan prilaku yang kasar.
(Baca juga : Masuk Bursa Capres 2024, Ridwan Kamil Hadapi Sejumlah Tantangan Ini )
Ciri Pengikut Rasulullah
Lemah lembut juga sifat yang terpuji di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, bahkan di hadapan seluruh manusia. Fitrah manusia mencintai kelembutan sebagai wujud kasih sayang. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ
“Maka dengan rahmat Allah-lah engkau menjadi lembut terhadap mereka dan jika engkau keras hati niscaya mereka akan lari dari sisimu.” (QS Ali ‘Imran: 159)
(Baca juga : Yuk Cek Lagi Besaran UMP 2021 di 34 Provinsi )
As-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan, “Dengan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala yang diberikan kepadamu dan kepada para sahabatmu, engkau dapat bersikap lemah lembut terhadap mereka, merendah di hadapan mereka, menyayangi mereka, serta kebagusan akhlakmu terhadap mereka. Sehingga mereka mau berkumpul di sisimu, mencintaimu, dan melaksanakan segala apa yang kamu perintahkan. Jika kamu memiliki akhlak yang jelek dan keras niscaya mereka akan menjauhimu, karena yang demikian itu akan menyebabkan mereka lari dan menjadikan mereka murka terhadap orang yang memiliki akhlak yang jelek tersebut.
Jika akhlak yang baik menyertai seorang pemimpin di dunia maka akan menarik/memikat orang-orang menuju agama Allah dan akan menjadikan mereka mencintai agama. Bersamaan dengan itu, pemilik akhlak tersebut akan mendapatkan pujian dan pahala yang khusus.
(Baca juga : Bima Arya Sebut Sampah di Sungai Ciliwung Didominasi Styrofoam )
Jika akhlak yang jelek melekat pada seorang pemuka agama, akan menyebabkan orang lain lari dari agama dan akan membenci agama. Bersamaan dengan itu, dia akan mendapatkan cercaan dan ganjaran dosa yang khusus.
Di dalam kitab Bahjatun Nazhirin (1/683) disebutkan, “(Betapa) tingginya kedudukan lemah lembut dibanding akhlak-akhlak terpuji lainnya. Dan orang yang memiliki sifat ini pantas baginya untuk mendapatkan pujian dan pahala yang besar dari Allah subhanahu wa ta’ala. Bila sifat lemah lembut ini ada pada seseorang dan menghiasi dirinya maka akan menjadi (indah) dalam pandangan manusia dan lebih dari itu dalam pandangan Allah subhanahu wa ta’ala. Sebaliknya jika memiliki sifat yang kasar, angkuh, dan keras hati niscaya akan menjadikan dirinya jelek dan tercela di hadapan manusia.”
(Baca juga : PJJ Telan Korban Lagi, KPAI: Remaja yang Depresi Berisiko Tinggi Bunuh Diri )
Wallahu a’lam.
(wid)