Seruan Syaikh As-Sudais Terkait Karikatur Nabi Muhammad
Sabtu, 31 Oktober 2020 - 09:40 WIB
Pimpinan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid An-Nabawi Syaikh Dr Abdul Rahman bin Abdul Aziz as-Sudais (Syaikh As-Sudais) menyampaikan seruan terkait penistaan terhadap Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Seruan ini disampaikannya dari Mimbar Jumat Masjidil Haram Makkah, 13 Rabiul Awal 1442 Hijriyah (30/10/2020).
"Dan sesungguhnya kami melancarkan dari mimbar yang mulia ini-mimbar kebaikan, kebenaran dan perdamaian. Seruan yang tulus secara global kepada seluruh dunia di segala penjuru agar berhias dengan akhlak Nabi mulia shallallahu 'alaihi wasallam, penyeru kepada perdamaian yang menyeluruh. Kasih sayang yang sempurna antara pengikut syariat yang berbeda-beda tanpa menyakiti atau berselisih, atau mengeluarkan ejekan atau makian terhadap semua simbol agama, khususnya pribadi para Nabi yang suci shalawatullahi 'alaihim ajma'in," kata Syaikh As-Sudais.
( )
Allah Ta'ala berfirman:
لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ
"Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari Rasul-Rasul-Nya." [QS Al-Baqarah: 285]
"Sesungguhnya kami atas nama satu miliar delapan ratus juta orang Islam mengecam dengan tegas dan menentang dengan keras pernyataan yang bertindak lalim terhadap kedudukan kenabian dan risalah, khususnya penutup mereka, Nabi petunjuk dan rahmat, pemimpin dan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam," tegas Syaikh as-Sudais yang dikenal sebagai Imam besar Masjidil Haram itu.
Syaikh Sudais menegaskan, tidaklah karikatur penghinaan dan aksi buruk kecuali bagian dari terorisme dan radikalisme yang mengobarkan kebencian, dan rasisme yang amat dibenci. Kebebasan berekpresi bukan dengan mengarahkan penghinaan atau olokan terhadap kesucian dan simbol agama. Tetapi ia adalah pelanggaran terhadap etika dan adat istiadat dan ditolak atas pelakunya. Karena kebebasan berpendapat semestinya menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai perasaan orang lain. Dan jika hal itu menyimpang dari nilai-nilai tersebut, maka sesungguhnya ia merusak pengertian moral bagi kebebasan.
"Penghinaan seperti ini sebenarnya melayani orang-orang yang berpikir radikal yang ingin menyebarkan kebencian antara komunitas kemanusiaan. Sementara Islam bersih dari semua ini dan yang demikian. Islam bersih dari label tuduhan terorisme, karena Islam adalah agama toleransi, kasih sayang dan merapatkan antara satu sama lain. Tidak ada padanya tindakan terorisme atau radikalisme atau sabotase atau ejekan atau olokan atau membedakan antara Nabi-nabi dan Rasul-rasul Allah Ta'ala," paparnya.
Seruan ini juga diarahkan agar menahan emosi, provokasi, mengambil resiko, tanpa disiplin dan pertimbangan dari tentangan berbagai aksi dan tindakan. Tindakan lalim tersebut tidak akan dapat menyentuh sedikit pun kedudukan para Nabi dan Risalah. Allah berfirman, "Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia." [QS Al-Maidah: 67]
Hendaklah kaum muslimin bersikap tenang dan tenteram dalam menghadapi gelembung yang cepat berlalu, karena ia tidak akan memudharatkan kecuali pelakunya sendiri. Allah berfirman: "Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya." [QS at-Taubah: 40]
"Sesungguhnya Kami memelihara engkau (Muhammad) dari (kejahatan) orang yang memperolok-olokkan (engkau)." [QS al-Hijr: 95]
"Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti." [QS Yusuf: 21]
Dalam kesengsaraan dan malapetaka kehidupan, kesulitan dan kesukaran dunia ini, nampak dengan terang, jelas dan nyata bahwa kedudukan syariat kita yang berkilau semata-mata untuk memperbaiki budi pekerti dan tingkah laku. Menyucikan jiwa dan rohani agar dengannya tercapai intisari perasaan yang lembut, kesucian iman, dan puncak kebaikan yang beragam, yang dapat merealisasikan makna yang paling agung dan bentuk yang paling sempurna.
Semuanya baik perkataan, maupun perbuatan, telah terpatri pada petunjuk dan pribadi penutup para Nabi, pemimpin orang-orang suci, Nabi kita Muhammad صلى الله عليه وسلم. Sejak lebih dari 14 abad dari diutusnya pemimpin para Rasul 'alaihimush-shalatu wassalam, dan pribadinya yang elok lagi berseri-seri, mengharumkan dunia dengan hakikat kemegahan dan keindahan, kekaguman dan kehebatan, hikmah yang diekpresikan melaui ucapan dan perbuatan.
Keistimewaan yang Allah berikan kepada Nabi-Nya dari pribadi yang agung, keutamaan, akhlak dan pilihan yang teliti, tidak hanya dituangkan melalui pena, tinta dan kertas. Tapi tetap disuarakan dan digerakkan melalui menara serta mengguncang tiang-tiang mimbar. Cukuplah baginya firman Rabb kita yang Maha Agung:
"Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu." [QS asy-Sarh: 4]
( )
Kepribadian Agung Nabi Muhammad
"Dan sesungguhnya kami melancarkan dari mimbar yang mulia ini-mimbar kebaikan, kebenaran dan perdamaian. Seruan yang tulus secara global kepada seluruh dunia di segala penjuru agar berhias dengan akhlak Nabi mulia shallallahu 'alaihi wasallam, penyeru kepada perdamaian yang menyeluruh. Kasih sayang yang sempurna antara pengikut syariat yang berbeda-beda tanpa menyakiti atau berselisih, atau mengeluarkan ejekan atau makian terhadap semua simbol agama, khususnya pribadi para Nabi yang suci shalawatullahi 'alaihim ajma'in," kata Syaikh As-Sudais.
( )
Allah Ta'ala berfirman:
لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ
"Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari Rasul-Rasul-Nya." [QS Al-Baqarah: 285]
"Sesungguhnya kami atas nama satu miliar delapan ratus juta orang Islam mengecam dengan tegas dan menentang dengan keras pernyataan yang bertindak lalim terhadap kedudukan kenabian dan risalah, khususnya penutup mereka, Nabi petunjuk dan rahmat, pemimpin dan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam," tegas Syaikh as-Sudais yang dikenal sebagai Imam besar Masjidil Haram itu.
Syaikh Sudais menegaskan, tidaklah karikatur penghinaan dan aksi buruk kecuali bagian dari terorisme dan radikalisme yang mengobarkan kebencian, dan rasisme yang amat dibenci. Kebebasan berekpresi bukan dengan mengarahkan penghinaan atau olokan terhadap kesucian dan simbol agama. Tetapi ia adalah pelanggaran terhadap etika dan adat istiadat dan ditolak atas pelakunya. Karena kebebasan berpendapat semestinya menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai perasaan orang lain. Dan jika hal itu menyimpang dari nilai-nilai tersebut, maka sesungguhnya ia merusak pengertian moral bagi kebebasan.
"Penghinaan seperti ini sebenarnya melayani orang-orang yang berpikir radikal yang ingin menyebarkan kebencian antara komunitas kemanusiaan. Sementara Islam bersih dari semua ini dan yang demikian. Islam bersih dari label tuduhan terorisme, karena Islam adalah agama toleransi, kasih sayang dan merapatkan antara satu sama lain. Tidak ada padanya tindakan terorisme atau radikalisme atau sabotase atau ejekan atau olokan atau membedakan antara Nabi-nabi dan Rasul-rasul Allah Ta'ala," paparnya.
Seruan ini juga diarahkan agar menahan emosi, provokasi, mengambil resiko, tanpa disiplin dan pertimbangan dari tentangan berbagai aksi dan tindakan. Tindakan lalim tersebut tidak akan dapat menyentuh sedikit pun kedudukan para Nabi dan Risalah. Allah berfirman, "Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia." [QS Al-Maidah: 67]
Hendaklah kaum muslimin bersikap tenang dan tenteram dalam menghadapi gelembung yang cepat berlalu, karena ia tidak akan memudharatkan kecuali pelakunya sendiri. Allah berfirman: "Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya." [QS at-Taubah: 40]
"Sesungguhnya Kami memelihara engkau (Muhammad) dari (kejahatan) orang yang memperolok-olokkan (engkau)." [QS al-Hijr: 95]
"Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti." [QS Yusuf: 21]
Dalam kesengsaraan dan malapetaka kehidupan, kesulitan dan kesukaran dunia ini, nampak dengan terang, jelas dan nyata bahwa kedudukan syariat kita yang berkilau semata-mata untuk memperbaiki budi pekerti dan tingkah laku. Menyucikan jiwa dan rohani agar dengannya tercapai intisari perasaan yang lembut, kesucian iman, dan puncak kebaikan yang beragam, yang dapat merealisasikan makna yang paling agung dan bentuk yang paling sempurna.
Semuanya baik perkataan, maupun perbuatan, telah terpatri pada petunjuk dan pribadi penutup para Nabi, pemimpin orang-orang suci, Nabi kita Muhammad صلى الله عليه وسلم. Sejak lebih dari 14 abad dari diutusnya pemimpin para Rasul 'alaihimush-shalatu wassalam, dan pribadinya yang elok lagi berseri-seri, mengharumkan dunia dengan hakikat kemegahan dan keindahan, kekaguman dan kehebatan, hikmah yang diekpresikan melaui ucapan dan perbuatan.
Keistimewaan yang Allah berikan kepada Nabi-Nya dari pribadi yang agung, keutamaan, akhlak dan pilihan yang teliti, tidak hanya dituangkan melalui pena, tinta dan kertas. Tapi tetap disuarakan dan digerakkan melalui menara serta mengguncang tiang-tiang mimbar. Cukuplah baginya firman Rabb kita yang Maha Agung:
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ
"Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu." [QS asy-Sarh: 4]
( )
Kepribadian Agung Nabi Muhammad