Ini yang Jadi Pertikaian Soal Siapa yang Merawat dan Mempersiapkan Pemakaman Jenazah Rasulullah
Senin, 16 November 2020 - 13:21 WIB
Al Hamid Al Husaini mengatakan dalam semua kegiatan membenahi pemakaman jenazah Rasulullah s.a.w., Ali benar-benar memainkan peranan yang sangat dominan. Bahkan waktu memandikan jenazah beliau, Ali satu-satunya orang yang menjamah jasad manusia agung itu.
Hal itu dimungkinkan karena sebelumnya banyak orang yang sudah mendengar, bahwa Rasulullah s.a.w. sendiri pernah menyatakan, hanya Ali r.a. saja yang boleh melihat aurat beliau.
Kesan Sayidina Ali r.a. yang sangat mendalam dan selalu terkenang dari peristiwa memandikan jenazah suci itu ialah: "…kubalikkan sedikit saja, jasad beliau sudah menurut. Sama sekali tidak kurasakan berat. Seolah-olah ada tangan lain yang membantuku, bukan lain pasti tangan Malaikat."
Riwayat lain mengatakan, bahwa yang memandikan jenazah Rasulullah s.a.w. bukan hanya Ali r.a., tetapi juga Abbas bin Abdul Mutthalib serta dibantu oleh dua orang puteranya yang bernama Al-Fadhl dan Qutsam, di samping Usamah bin Zaid.
Usamah bin Zaid dan Syukran, yang sampai saat terakhir menjadi pembantu Rasulullah s.a.w., dua-duanya menuangkan air.
Jasad jenazah suci dimandikan tetap dalam mengenakan pakaian. Di saat memandikan Ali r.a. tertegun oleh keharuman bau semerbak dan sambil bergumam mengucapkan: "Demi Allah, alangkah harumnya engkau di waktu hidup dan setelah meninggal!" ( )
Riwayat mengatakan pula, hahwa pemakaman jenazah suci itu dilakukan pada malam hari di bawah cahaya gemerlapan bintang-bintang di langit hening. Di tengah keheningan malam itu terdengar detak-denting suara orang menggali lahad, bercampur suara saling berbisik, seolah-olah jangan sampai mengusik ketenangan jenazah agung yang sedang menuju ke pembaringan terakhir. Tidak jauh dari tempat pamakaman terdengar suara haru para wanita tertahan mengendap-endap rintihan duka. Innaa Lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun…
Hal itu dimungkinkan karena sebelumnya banyak orang yang sudah mendengar, bahwa Rasulullah s.a.w. sendiri pernah menyatakan, hanya Ali r.a. saja yang boleh melihat aurat beliau.
Kesan Sayidina Ali r.a. yang sangat mendalam dan selalu terkenang dari peristiwa memandikan jenazah suci itu ialah: "…kubalikkan sedikit saja, jasad beliau sudah menurut. Sama sekali tidak kurasakan berat. Seolah-olah ada tangan lain yang membantuku, bukan lain pasti tangan Malaikat."
Riwayat lain mengatakan, bahwa yang memandikan jenazah Rasulullah s.a.w. bukan hanya Ali r.a., tetapi juga Abbas bin Abdul Mutthalib serta dibantu oleh dua orang puteranya yang bernama Al-Fadhl dan Qutsam, di samping Usamah bin Zaid.
Usamah bin Zaid dan Syukran, yang sampai saat terakhir menjadi pembantu Rasulullah s.a.w., dua-duanya menuangkan air.
Jasad jenazah suci dimandikan tetap dalam mengenakan pakaian. Di saat memandikan Ali r.a. tertegun oleh keharuman bau semerbak dan sambil bergumam mengucapkan: "Demi Allah, alangkah harumnya engkau di waktu hidup dan setelah meninggal!" ( )
Riwayat mengatakan pula, hahwa pemakaman jenazah suci itu dilakukan pada malam hari di bawah cahaya gemerlapan bintang-bintang di langit hening. Di tengah keheningan malam itu terdengar detak-denting suara orang menggali lahad, bercampur suara saling berbisik, seolah-olah jangan sampai mengusik ketenangan jenazah agung yang sedang menuju ke pembaringan terakhir. Tidak jauh dari tempat pamakaman terdengar suara haru para wanita tertahan mengendap-endap rintihan duka. Innaa Lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun…
(mhy)
Lihat Juga :